PACITANTERKINI || Bismillah, Salam Literasi Sejarah! Pacitan, sebuah kota misterius yang menyimpan kisah-kisah menakjubkan. Salah satu tempat yang memiliki makna spiritual dan sejarah yang mendalam adalah "Citus Sumur Tua Syeh KH. Dimyati" yang terletak di Kompleks Perguruan Ponpes Tremas, Desa Tremas, Kecamatan Arjosari/Pacitan.
Pada abad ke-18 M, KH. Dimyati mendirikan sebuah masjid kuno atau langgar untuk ibadah para santri dan warga sekitarnya. Namun, lokasi tersebut memiliki kendala, terutama karena kondisi area yang berawa atau kedung dengan air yang agak berbau dan tidak jernih. Atas petunjuk Allah SWT, KH. Dimyati membuat sumur di belakang masjid yang akhirnya menjadi sumber air jernih, memberikan manfaat kepada santri dan warga sekitarnya, bahkan saat musim kemarau panjang melanda Pacitan.
Terjadi keajaiban pada sumur tersebut ketika Eyang Putri Nyi KH. Dimyati mencuci bahan tiwul/beras. Bahan tiwul yang sedang dicuci tiba-tiba berubah total menjadi emas. Kejadian tersebut dianggap sebagai ujian dari Allah SWT, dan dengan penuh kesadaran, emas tersebut dikembalikan ke sumur tua. Ucapan beliau diijabahi oleh Allah SWT, dan banyak santri dari Pondok Pesantren Tremas yang belajar ngaji dan mondok di tempat tersebut.
Citus Sumur Tua Syeh KH. Dimyati menjadi tempat sakral yang dihormati oleh Pondok Pesantren Tremas dan warga sekitarnya. Ini menjadi saksi sejarah perjuangan ulama dalam menegakkan agama Islam serta perwujudan persatuan antara alim ulama dan warga setempat. Citus ini membuktikan bahwa hidup rukun, aman, dan damai adalah hasil dari kesatuan antara alim ulama dan warga, yang hidup dalam suasana silaturahmi agama Islam.
Semoga berkah dari Allah SWT senantiasa menyinari, baik untuk keluarga, rakyat, maupun penerus agama Islam. (Amat Taufan)