PACITANTERKINI || Bismillah" Salam Literasi Sejarah: "Pacitan Kota Misteri". "CITUS MUSTIKA MERAH DELIMA".
Pada abad ke-8 hingga ke-9 Masehi, saat gelombang pengislaman oleh Alim ulama Islam dari Negeri Syam, khususnya Damaskus, tiba di tlatah Pacitan, terutama di wilayah Punung dan Donorojo. Mereka datang dalam rangka ekspedisi Islam untuk memperluas dakwah Islam yang pada saat itu masih asing di tengah masyarakat yang masih menganut agama Kapitayan.
Salah satu di antara mereka adalah Syeh Damsih dari kota Damaskus. Beliau membawa permata mustika sebagai tanda tumbal penerimaan Islam di Pulau Jawa, agar wilayah yang dulunya hutan belantara seperti Pacitan, khususnya, mendapatkan keberkahan Ilahi dan ajaran Islam dapat tumbuh dan berkembang di lapisan masyarakat yang lebih dalam.
Mustika tersebut sangat langka dan disimpan dalam guci kecil seukuran ibu jari, yang menjadi tempat mustika berada. Batu mustika dan tempatnya (Cupu) tidak dapat dipisahkan dan selalu berada di dalamnya. Jika cupu atau tempatnya hilang, maka batu mustika tersebut akan mengikuti tempatnya ke mana pun.
Batu mustika ini merupakan pusaka andalan dari bumi Pacitan yang terkenal angker dan penuh misteri, sehingga Pacitan selalu mendapat perlindungan dan rahmat dari Allah SWT. Ketika batu mustika dimasukkan ke dalam air, permukaan air tersebut akan berubah menjadi merah, dan batu mustika ini berukuran sebesar biji kedelai.
Semoga Allah SWT memberkahi Gusti Pangeran Illah Paring, keluarga, rakyat, dan para penerusnya, serta menjadikan bumi dan langit senantiasa dipenuhi rahmat-Nya.