Ilmu Lingkungan, Dr. Agoes Hendriyanto, M.Pd



MATA KULIAH  ILMU LINGKUNGAN

DOSEN : Dr. AGOES HENDRIYANTO, S.P.,M.Pd

PGSD KELAS A, B, C, DAN D

DESKRIPSI MATA KULIAH LINGKUNGAN

Ilmu lingkungan adalah disiplin ilmiah yang menggabungkan ilmu fisika, biologi, kimia, ekologi, ilmu tanah, geologi, sains atmosfer, dan geografi. Ilmu tersebut untuk mempelajari lingkungan dan solusi dari permasalahan lingkungan yang sangat kompleks.

Ilmu lingkungan menyediakan  pendekatan interdisipliner yang terintegrasi secara kuantitatif untuk mempelajari sistem lingkungan.[1] Dasar dari ilmu lingkungan sekaligus penerapannya yaitu pada ekologi.[2]  

Ilmu lingkungan memiliki prinsip dasar yaitu prinsip interaksi, ketergantungan, keanekaragaman, keselarasan, kegunaan, arus informasi aktual, dan keberlanjutan.[3] Secara fisik, ilmu lingkungan meliputi segala unsur dan faktor yang mempengaruhi kualitas lingkungan hidup manusia. Ilmu lingkungan berkaitan dengan aspek sosialekonomihukumfilsafat, dan agama.[4] Cabang keilmuan dari ilmu lingkungan sangat beragam karena ilmu lainnya dapat diterapkan pada kajian lingkungan.[5]

Ilmu lingkungan merupakan ilmu murni dengan sudut pandang yang tunggal. Sudut pandang llmu lingkungan berkaitan dengan pertahanan kehidupan manusia yang kompleks di dalam lingkungan alam dengan menggunakan metode ilmiah. I

lmu lingkungan menggabungkan antara hukum manusia dan hukum alam berdasarkan teori, perangkat dan penerapannya. Landasan yang digunakan dalam penerapannya ialah nilai kemanusiaan melalui keterampilan profesional dan sistematika ilmiah. Ilmu lingkungan mengatur sikap atau perilaku manusia dalam berbagai disiplin ilmiah yang saling berkaitan satu sama lain.

Sudut pandang keilmuannya berkaitan dengan persoalan lingkungan yang dihadapi oleh manusia. Ilmu lingkungan dapat diarahkan ke dalam berbagai disiplin ilmiah.[8]

PERTEMUAN 1 KONTRAK KULIAH ILMU LINGKUNGAN

DIKTAT-ILMU LINGKUNGAN

Pertemuan 2-5 Ekosistem

Ekosistem adalah suatu sistem atau lingkungan yang terdiri dari berbagai jenis organisme yang hidup bersama-sama dan berinteraksi satu sama lain serta dengan lingkungan fisik yang mereka tinggali. Ekosistem mencakup segala sesuatu yang terdapat dalam suatu lingkungan, seperti tumbuhan, hewan, mikroorganisme, udara, air, dan tanah. 
 
Ekosistem terbentuk melalui interaksi antara organisme dan lingkungan fisik mereka. Organisme dalam ekosistem saling bergantung satu sama lain dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka. Tumbuhan sebagai produsen menghasilkan makanan melalui fotosintesis, sedangkan hewan sebagai konsumen mendapatkan makanan dari tumbuhan atau hewan lainnya. 
 
Selain itu, mikroorganisme juga memiliki peran penting dalam mengurai bahan organik menjadi zat yang dapat diserap oleh tumbuhan. Lingkungan fisik juga memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Faktor-faktor seperti suhu, kelembaban, cahaya matahari, dan nutrisi tanah mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan organisme dalam ekosistem. 
 
Pencemaran dan kerusakan lingkungan dapat mengganggu keseimbangan ekosistem, sehingga penting untuk menjaga kualitas lingkungan untuk menjaga kelestarian ekosistem. Manusia juga merupakan bagian dari ekosistem dan memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Manusia dapat mempengaruhi ekosistem dengan aktivitas seperti pertanian, industri, dan transportasi. 
 
Penting untuk melakukan kegiatan tersebut dengan memperhatikan dampaknya pada lingkungan serta melakukan tindakan untuk mengurangi dampak negatifnya. Dalam menjaga keseimbangan ekosistem, perlu dilakukan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan dan pengurangan emisi gas rumah kaca. Hal ini dapat dilakukan melalui penggunaan energi terbarukan, pengelolaan sampah yang baik, dan konservasi alam. Dengan menjaga ekosistem yang sehat, kita dapat memastikan keberlangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya di bumi.
 
 
   
SAMPAH ORGANIK DAN ANORGANIK PERTEMUAN 6-7 
 
 Masalah sampah telah menjadi perhatian serius baik di dalam negeri maupun di luar negeri, dengan jumlah sampah yang terus meningkat setiap harinya. Untuk mengatasi hal ini, pengelolaan sampah harus ditingkatkan melalui penggunaan teknologi dan inovasi yang tepat.
 
 Sampah merupakan hasil sampingan dari kehidupan manusia yang tidak bisa dihindari. Setiap orang akan menghasilkan sampah, baik itu dapat didaur ulang maupun tidak. Jika tidak ditangani dengan baik, peningkatan kapasitas sampah ini dapat menyebabkan masalah baru. 
 
Pengelolaan sampah secara tepat harus ditanamkan pada anak sejak dini. Tujuan penulisan ini untuk memaparkan tentang definisi sampah, dampak sampah serta pengelolaan yang telah dilakukan oleh pemerintah maupun pengelolaan sampa.   
 
Pengelolaan sampah yang tepat dilakukan dengan pola 3R (Reduce, Reuse dan Recycle) dengan penerapan untuk meningkatkan kesadaran tentang lingkungan hidup (awareness), meningkatkan berpikir mendalam tentang lingkungan (Thinking) dan melakukan pengelolaan sampah untuk meningkatkan nilai ekonomi dan nilai estetika sampah (doing). 
 
Pengelolaan sampah sebaiknya dimulai dari diri sendiri, dengan menerapkan konsep 3R: reuse (guna ulang), reduce (mengurangi), dan recycle (mendaur ulang). Penerapan konsep ini dapat dimulai di lingkungan sekolah, yang merupakan tempat di mana banyak orang berkumpul, termasuk guru, karyawan, dan siswa. 
 
Pada tingkat sekolah, konsep 3R dapat diterapkan dengan memilah sampah organik dan anorganik. Sampah organik mudah terurai dalam tanah, sementara sampah anorganik membutuhkan waktu yang lama. Dengan memilah sampah, proses daur ulang menjadi lebih mudah. 
 
Penerapan konsep 3R di sekolah dapat dimulai dengan menyediakan tong sampah yang berbeda untuk sampah organik dan anorganik. Semua anggota sekolah perlu menyadari pentingnya membuang sampah sesuai dengan jenisnya. Sampah organik dapat diolah menjadi pupuk kompos alami untuk memupuk tanaman di sekolah, sementara sampah anorganik seperti botol bekas dapat digunakan untuk membuat kerajinan. 
 
Proses pengolahan sampah ini juga bisa menjadi pembelajaran bagi siswa tentang pentingnya menjaga lingkungan. Kesepakatan bersama dalam pengelolaan sampah juga penting, di mana semua anggota sekolah terlibat dalam proses pemilahan sampah.
 
 Hal ini dapat direalisasikan melalui pengadaan lomba kebersihan di sekolah, yang akan memotivasi semua anggota sekolah untuk menjaga kebersihan. Penghargaan kepada pemenang lomba seperti piagam atau piala dapat menjadi bentuk apresiasi dari sekolah dalam mendorong kesadaran akan kebersihan dan pengelolaan sampah. 
 
Dengan demikian, barang yang awalnya dianggap tidak berguna dapat meningkatkan kegunaannya melalui pengelolaan sampah yang tepat, sementara kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan juga dapat tumbuh di kalangan siswa.

Pupuk Organik dan Manfaatnya

Pertemuan 9 Peranan Iptek dalam Kehidupan Manusia

Bencana Tanah Longsor Pacitan

Tanah longsor di Pacitan merupakan bencana yang sering terjadi, terutama saat intensitas hujan tinggi. Pada bulan Maret 2024, di wilayah Kebonagung, terjadi sebanyak 46 kejadian tanah longsor. Dampaknya termasuk kerusakan rumah yang berat sebanyak 1, sedang 8, ringan 38, dan sangat ringan 26. Selain itu, fasilitas umum seperti jalan mengalami kerusakan di 3 lokasi, talud di 6 lokasi, ada 2 sekolah yang terdampak, dan 1 rumah ibadah juga terkena dampak 
 
  
 

Jenis Tanah Longsor

  • Longsoran Translasi. Longsoran translasi merupakan longsor yang terjadi karena adanya pergerakan massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai. Jenis longsoran ini paling banyak terjadi di Indonesia.
  • Longsoran rotasi. Longsoran rotasi adalah pergerakan massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk cekung. Umumnya terjadi diwilayah perbukitan.
  • Pergerakan blok. Pergerakan blok merupakan jenis longsoran yang disebabkan oleh perpindahan batuan yang bergerak pada bidang gelincir berbentuk rata. Longsor ini juga biasa dikenal dengan longsor transalasi blok batu.
  • Runtuhan batu. Longsor jenis ini terjadi karena adanya sejumlah batu dan material batu yang jatuh kearah bawah dengan jumlah banyak, Umumnya terjadi pada lereng yang terjal terutama di daerah pantai.
  • Rayapan tanah. Rayapan tanah adalah jenis tanah longsor yang bergerak lambat. Jenis tanahnya berupa butiran kasar dan halus. Setelah waktu yang cukup lama longsor jenis rayapan ini bisa menyebabkan tiang-tiang telepon, pohon, atau rumah miring ke bawah.
  • Aliran bahan rombakan. Longsor ini terjadi karera massa tanah bergerak didorong oleh air. Biasanya terjadi di sepanjang lembah dan mampu mencapai ratusan meter. Kecepatan longsoran ini dipengaruhi oleh kemiringan tanah itu sendiri.
 
 Energi kinetik merupakan energi gerak yang juga disebut sebagai energi dalam gerakan atau energi yang berhubungan dengan pergerakan suatu benda.
 
Ekinetik = 1/2 Masa (Kg) X V2 (Kecepatan meter/detik) 
 
Energi potensial = Masa (Kg) x ketinggian x gaya Gravitasi (m/detik)

 Untuk mencegah tanah longsor, beberapa langkah pencegahan bisa dilakukan:

  1. Pengendalian Air Tanah.  Mengatur aliran air tanah dengan pembuatan saluran air, drainase yang baik, dan pembuatan kolam retensi untuk menyerap air hujan.
  2. Penanaman Pohon dan Vegetasi.  Vegetasi seperti pohon, semak, dan rerumputan dapat membantu menahan tanah dan meredam aliran air hujan. Penanaman vegetasi secara massif di daerah rawan longsor dapat menjadi benteng alami yang efektif.
  3. Struktur Penahan Tanah. Pembangunan dinding penahan tanah, terasering, atau terasering tanaman dapat membantu menahan tanah agar tidak longsor.
  4. Pengelolaan Lereng.  Mengurangi tekanan pada lereng dengan mengurangi pembukaan lahan, pembangunan yang tidak terkontrol, dan kegiatan lain yang dapat merusak stabilitas lereng.
  5. Pemantauan dan Peringatan Dini. Pemasangan alat pemantauan seperti sensor kelembaban tanah dan peringatan dini dapat membantu mengidentifikasi risiko tanah longsor dan memberikan peringatan kepada masyarakat setempat.
  6. Edukasi Masyaraka.   Melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya tanah longsor, tanda-tanda awal, serta langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan.
Dengan kombinasi langkah-langkah ini, diharapkan dapat mengurangi risiko terjadinya tanah longsor dan melindungi masyarakat serta infrastruktur dari dampakny

MID TEST

Kerjakan soal-soal di bawah ini secara tepat.  Tulislah jawaban saudara di kertas folio bergaris dengan tulis tangan. Dikumpulkan Pertemuan Selanjutnya

  1.  Sebutkan dan jelaskan  pengertian Ilmu Lingkungan dari 4 pakar lingkungan atau ahli  ?
  2.  Coba saudara analisis terkiat dengan ekosistem.  Apakah masih  natural atau alami atupun sudah tercemar dengan indikator salah satunya punahnya salah satu komponen pendukung ekosistem tersebut.  Pilih salah satu sekosistem: sungai, sawah, hutan, pantai, sumber air.

  3. Tuliskan dan jelaskan sikap dan langkah-langkah saudara untuk berperan aktif dalam rangka usaha untuk mengurangi pencekaran sepadan sungai, sepadan pantai yang ada disekitar saudara.

  4.  Sebutkan dan jelaskan  perbedaan antara ekosistem dan lingkungan  !
  5.  Berdasarkan pengamatan saudara dan hasil wawancara dengan narasumber di esay saudara.  Jawab pertanyaan berikut: 1) Penyebab terjadinya peristiwa tersebut, hubungkan dengan jaring-jaring makan sebagai komponen pembentuk keseimbangan ekosistem;  2) langkah nyata untuk mengurangi dampak/kerugian atau dampak negatif dari peristiwa tersebut.

PERATURAN REKLAMASI DAN PASCA TAMBANG 10

Reklamasi bekas tambang adalah suatu kegiatan untuk mengembalikan kondisi lahan bekas tambang menjadi produktif dan berfungsi kembali seperti semula atau minimal mendekati kondisi semula sebelum tambang dikerjakan. Kebijakan reklamasi bekas tambang bertujuan untuk mengembalikan fungsi lahan yang telah terganggu akibat kegiatan tambang, seperti lahan pertanian, hutan, dan perikanan. Beberapa kebijakan reklamasi bekas tambang yang dapat dilakukan antara lain:
  1. Penetapan rencana reklamasi. Pemerintah harus membuat rencana reklamasi bekas tambang yang harus dilakukan oleh perusahaan tambang sebelum memulai kegiatan tambang. Rencana reklamasi harus mencakup metode, biaya, dan jangka waktu untuk mengembalikan kondisi lahan bekas tambang menjadi produktif kembali.
  2. Penetapan peraturan reklamasi. Pemerintah juga harus membuat peraturan yang mengatur mengenai tata cara reklamasi bekas tambang. Peraturan ini dapat mencakup persyaratan reklamasi, tata cara pelaksanaan reklamasi, dan sanksi bagi perusahaan tambang yang tidak mematuhi peraturan tersebut.
  3. Pengelolaan limbah tambang. Perusahaan tambang harus memperhatikan pengelolaan limbah tambang dengan baik. Limbah tambang yang tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan merusak ekosistem. Limbah tambang yang tidak bisa didaur ulang harus dikelola dengan cara yang ramah lingkungan, seperti pengolahan limbah dengan teknologi yang tepat.
  4. Pemberian insentif. Pemerintah dapat memberikan insentif bagi perusahaan tambang yang melakukan reklamasi bekas tambang dengan baik. Insentif ini dapat berupa pengurangan pajak atau pemberian izin tambang baru.
  5. Partisipasi masyarakat. Pemerintah harus melibatkan masyarakat dalam kegiatan reklamasi bekas tambang. Masyarakat dapat membantu memonitor kegiatan reklamasi, memberikan masukan, serta memperoleh manfaat dari hasil reklamasi, seperti pengembangan pariwisata atau pertanian.
Dengan penerapan kebijakan reklamasi bekas tambang yang baik, diharapkan dapat mengurangi dampak negatif dari kegiatan tambang pada lingkungan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat di  sekitar tambang.
 
Contoh Reklamasi Bekas Tambang oleh PT. Timah Tbk
 

Pengelolaan Lingkungan Berkelajutan, PT Timah Tbk Konsisten Laksanakan Reklamasi

Program pengelolaan lingkungan yang dilakukan PT Timah Tbk diantaranya dengan reklamasi pasca tambang dan melakukan perlindungan keanekaragam hayati.

Medio 1992 hingga kuartal 1 tahun 2023, PT Timah Tbk telah melaksanakan reklamas di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung seluas 16.236 Ha. Bentuk reklamasi yang dilakukan yakni dengan revegetasi maupun reklamasi dalam bentuk lainnya.

Sedangkan untuk reklamasi laut yang dilakukan PT Timah Tbk di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah dilaksanakan penenggelaman 3.105 unit Fish Shelter dan 3.840 unit Artificial reef.

Selain itu, PT Timah Tbk juga melaksanakan reklamasi laut di Provinsi Kepulauan Riau dan Provinsi Riau dengan melakukan penahan abrasi, restocking kepiting bakau, dan penanaman mangrove.

Dalam melaksanakan pengelolaan lingkungan PT Timah Tbk juga melibatkan kelompok masyarakat di wilayah operasional perusahaan seperti masyarakat di Pulau Setunak, Desa Tulang, Kecamatan Selat Gelam, Kabupaten Karimun melalui program Kampung Tahan Iklim.

Anggota Holding Industri Pertambangan MIND ID juga melakukan pengelolaan lingkungan bersama Gapoktan Tanjung Jaya melalui program Kampung Amoi
 
Air Tanah 
 
 
.

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengingatkan masyarakat terkait korelasi dampak buruk pengambilan air tanah berlebihan bagi lingkungan, karena dapat memicu penurunan tanah atau land subsidence.

 Peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN Dwi Sarah mengatakan penurunan muka tanah memiliki korelasi dengan banjir rob di kawasan pesisir akibat peningkatan muka air laut yang terjadi setiap tahun.
 
"Penurunan tanah yang perlahan umumnya disebabkan oleh faktor alami ataupun antropogenik, khususnya akibat pengambilan fluida dari bawah permukaan," ujarnya dalam sebuah diskusi tentang kebencanaan geologi yang dipantau di Jakarta, dikutip dari Antaranews. 
 
Sarah menuturkan di kawasan Pantai Utara Jawa (Pantura), penurunan muka tanah selama ini masih kurang dianggap karena lajunya hanya skala sentimeter. Meski penurunan tanah itu tidak terlalu dirasakan oleh masyarakat, namun dampaknya sangat terasa dan meluas.

Penggunaan Air Tanah Berlebihan

Eksploitasi berlebihan terhadap air tanah memiliki dampak yang signifikan, baik secara lingkungan maupun materi. Berikut beberapa dampak negatif yang dapat timbul:
  1. Penurunan Debit Air: Pengambilan air tanah secara berlebihan dapat menyebabkan penurunan jumlah air yang tersedia dalam akuifer. Hal ini dapat mengakibatkan ketersediaan air yang berkurang untuk kebutuhan konsumsi manusia, pertanian, dan industri.
  2. Penurunan Level Air Tanah: Eksploitasi berlebihan dapat menyebabkan penurunan level air tanah, yang dapat berdampak pada berbagai ekosistem yang bergantung pada air tanah, seperti hutan riparian dan lahan basah.
  3. Risiko Intrusi Air Laut: Penurunan level air tanah juga dapat meningkatkan risiko intrusi air laut, terutama di daerah pesisir. Hal ini dapat mengakibatkan pencemaran air tanah dengan air laut, sehingga mempengaruhi kualitas air tanah yang tersedia.
  4. Penurunan Kualitas Air Tanah: Penurunan level air tanah juga dapat mengakibatkan peningkatan konsentrasi bahan kimia berbahaya dalam air tanah, seperti logam berat dan bahan pencemar lainnya. Hal ini dapat mengancam kesehatan manusia dan ekosistem yang bergantung pada air tanah.
Negara-negara seperti India, California (AS), dan China sering mengalami masalah eksploitasi air tanah berlebihan karena pertumbuhan populasi yang cepat dan permintaan air yang tinggi untuk pertanian dan industri. Oleh karena itu, perlindungan dan pengelolaan yang bijaksana terhadap sumber daya air tanah sangat penting untuk menjaga keberlanjutan air tanah dan mencegah kerugian yang lebih lanjut. 
 
Contoh Embung

 
Untuk memaksimalkan konservasi air, metode yang praktis dan efektif meliputi penggunaan drum, tempayan, dan saluran air, serta pembangunan embung, dam parit, dan rorak. Ini memungkinkan air hujan meresap ke dalam tanah daripada mengalir langsung ke laut, yang tidak hanya membantu mengurangi kekeringan tetapi juga meningkatkan produktivitas lahan kering. 
 
Secara operasional embung berfungsi mendistribusikan dan menjamin kontinuitas ketersediaan pasokan air untuk keperluan tanaman ataupun ternak dimusim kemarau dan mencegah banjir dimusim penghujan.
 
Di sekitar area penampungan, petani dapat menanam berbagai jenis tanaman, termasuk pangan, sayuran, dan buah, yang berkontribusi pada peningkatan pendapatan mereka. Praktik konservasi air tradisional di daerah pedesaan melibatkan penanaman komoditas hortikultura seperti cabai, tomat, dan bawang merah, yang mendapatkan pasokan air dari sistem konservasi tersebut. 
 
Ketika kapasitas penampungan air cukup besar, air tersebut dapat digunakan sebagai sumber irigasi tambahan yang mendukung perluasan periode tanam dan membantu menjaga produktivitas tanah serta mengurangi risiko kekeringan. Untuk mendukung inisiatif ini, pemerintah dapat memberikan bantuan berupa semen, sementara batu, pasir, dan tenaga kerja dapat disediakan oleh masyarakat sebagai bentuk partisipasi dalam proyek konservasi air.

Media Online dan Sosial dalam Mitigasi Bencana 11

 

Energi Terbarukan 12

Dampak Ekploitasi Hutan 13

Pertemuan 14 Tanggul Sungai

Tanggul sungai merupakan sebuah struktur fisik berupa dinding atau bangunan yang dibangun di tepi sungai untuk mencegah banjir dan mengendalikan aliran air sungai. Tanggul sungai memiliki peranan penting dalam menjaga keamanan dan kesejahteraan manusia, terutama di daerah-daerah yang rawan banjir. Berikut ini adalah beberapa pentingnya tanggul sungai:
  1. Mencegah terjadinya banjir. Tanggul sungai mampu menahan air sungai ketika debit air meningkat tajam atau terjadi hujan lebat. Dengan demikian, tanggul sungai dapat menghindarkan wilayah sekitar sungai dari banjir yang merusak.
  2. Melindungi sumber daya alam. Air sungai merupakan sumber daya alam yang penting, baik untuk kebutuhan manusia maupun hewan dan tumbuhan. Tanggul sungai membantu melindungi sumber daya alam ini dari kerusakan akibat banjir.
  3. Meningkatkan produktivitas lahan. Banjir yang sering terjadi dapat merusak lahan pertanian dan menurunkan produktivitasnya. Dengan adanya tanggul sungai, lahan pertanian dapat dijaga dari terpaan banjir dan mampu meningkatkan produktivitas lahan.
  4. Mengurangi kerusakan bangunan dan infrastruktur. Banjir yang sering terjadi dapat merusak bangunan dan infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan saluran air. Dengan adanya tanggul sungai, kerusakan tersebut dapat diminimalisir.
  5. Meningkatkan kualitas hidup manusia. Dengan adanya tanggul sungai, masyarakat dapat merasa lebih aman dan nyaman karena tak khawatir mengalami banjir. Hal ini tentunya akan meningkatkan kualitas hidup manusia.
Meskipun tanggul sungai memiliki peranan penting dalam menjaga keamanan dan kesejahteraan manusia, namun tanggul sungai tidak selalu efektif dalam menghadapi bencana banjir. Oleh karena itu, perlu dilakukan tindakan preventif lainnya, seperti pengaturan tata air dan penataan tata ruang secara terencana untuk mencegah terjadinya bencana banjir di masa yang akan datang.

Alam Semesta Menurut Islam

Tugas 1

Tugas Individu

Buatkan feature atau esai yang terkait dengan tema lingkungan sekitar saudara dapat dijabarkan menjadi beberapa fitur sebagai berikut:
  1. Kualitas Udara: Bagaimana kondisi udara di sekitar rumah saudara? Apakah terdapat polusi udara atau kebakaran hutan yang dapat mempengaruhi kualitas udara di sekitar?
  2. Sumber Air: Bagaimana sumber air yang digunakan oleh saudara? Apakah air yang digunakan sudah tercemar atau masih bersih? Apakah terdapat masalah pada sistem air bersih yang dapat mempengaruhi kualitas air yang digunakan?
  3. Limbah Padat: Bagaimana saudara membuang sampah di sekitar lingkungan? Apakah saudara memisahkan sampah organik dan anorganik? Bagaimana sistem pengelolaan sampah di sekitar tempat tinggal saudara?
  4. Transportasi: Bagaimana kondisi transportasi di sekitar lingkungan saudara? Apakah terdapat kemacetan dan polusi udara yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor? Apakah saudara menggunakan kendaraan pribadi atau kendaraan umum?
  5. Konservasi Lingkungan: Apakah saudara dan tetangga sekitar aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan? Apakah terdapat upaya untuk menanam pohon atau menjaga kelestarian alam di sekitar tempat tinggal saudara?
  6. Penghematan Energi: Bagaimana saudara menggunakan energi di sekitar tempat tinggal? Apakah saudara menggunakan lampu hemat energi atau mematikan peralatan elektronik yang tidak digunakan?
Dalam memperhatikan faktor-faktor tersebut, saudara dapat melakukan peran aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan di sekitar tempat tinggal saudara. Berikut ini adalah template feature atau esai tentang lingkungan: I. Pendahuluan A. Pengenalan tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan B. Latar belakang tentang topik yang akan dibahas II. Feature atau Esai A. Subjek 1: Kualitas Udara
  1. Penjelasan tentang pentingnya kualitas udara yang baik
  2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas udara
  3. Solusi untuk menjaga kualitas udara yang baik di sekitar lingkungan
B. Subjek 2: Sumber Air
  1. Penjelasan tentang pentingnya sumber air yang bersih dan sehat
  2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas sumber air
  3. Solusi untuk menjaga kualitas sumber air yang bersih dan sehat di sekitar lingkungan
C. Subjek 3: Limbah Padat
  1. Penjelasan tentang pentingnya pengelolaan limbah padat yang baik
  2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan limbah padat
  3. Solusi untuk meningkatkan pengelolaan limbah padat yang baik di sekitar lingkungan
D. Subjek 4: Transportasi
  1. Penjelasan tentang pentingnya transportasi yang ramah lingkungan
  2. Faktor-faktor yang mempengaruhi transportasi ramah lingkungan
  3. Solusi untuk meningkatkan transportasi yang ramah lingkungan di sekitar lingkungan
E. Subjek 5: Konservasi Lingkungan
  1. Penjelasan tentang pentingnya konservasi lingkungan untuk menjaga kelestarian alam
  2. Faktor-faktor yang mempengaruhi konservasi lingkungan
  3. Solusi untuk meningkatkan konservasi lingkungan di sekitar lingkungan
F. Subjek 6: Penghematan Energi
  1. Penjelasan tentang pentingnya penghematan energi untuk mengurangi dampak perubahan iklim
  2. Faktor-faktor yang mempengaruhi penghematan energi
  3. Solusi untuk meningkatkan penghematan energi di sekitar lingkungan
III. Kesimpulan A. 
Ringkasan tentang topik yang telah dibahas B. Pesan penting tentang pentingnya menjaga lingkungan yang sehat dan lestari IV. Saran A. Saran untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan B. Saran untuk tindakan nyata dalam menjaga lingkungan di sekitar tempat tinggal Penulisannya sebagai berikut:
  1. Judul minimal menggambarkan subyek matter penulisan dan objek yang menjadi fokus  kajian.
  2. Usahakan buat rumusan masalah dengan menggunakan kata   Apa ?, Bagaimana?.
  3. Saudara tidak perlu cantumkan metode kajian
  4. Headline berisi latar belakang,  dan rumusan masalah (3 paragraf minimal)
  5. Lead berisi kutipan dari teori yang mendasari ushakan dari referensi yang berkualitas. Hasil wawancara  dari pendapat tokoh masyarakat minimal mewakili masyarakat di sekitar objek.  ( 4 paragraf minimal, narasumber dari dua komponen yang berlatar belakang beda dan mempunyai sudut pandang berbeda).
  6. Isi berisi   jawaban atas rumusan masalah hasil analisis  berdasarkan teori-data wawancara dari narasumber sebagai dasar untuk menjawab rumusan masalah  ( minimal 3 paragraf)
  7. Simpulan
  8. Ditulis dengan menggunakan Times Romans 12, dengan spasi 1,5.
  9. Foto  asli dari objek yang akan diangkat menjadi sebuah tulisan.
  10. Jumlah kata minimal 1000 kata.
  11. Narasumber harus kompeten sehingga data yang saudara gunakan untuk analisis validitasnya terjamin.  Sehingga tulisan saudara bukan opini saudara namun difasarkan pada hasil wawancara yang mendalam (dept interviewe)
Kirim secara kolektif kepada ketua kelasDikirim atau dikumpulkan dalam bentuk soft file dengan format rar. 

TIPS MENULIS ESAY

Cara menulis esai yang baik dimulai dengan tahap menyusun ide dan menulis esai. Tahap pertama adalah mengumpulkan catatan dan menentukan informasi yang akan digunakan. Kaji catatan Anda dan pilih contoh-contoh yang dapat mendukung atau memperkuat jawaban Anda. Tentukan poin-poin yang akan Anda bahas dan susunlah mereka dalam urutan yang tepat. 
 
Tulis semua ini dalam bentuk rancangan kasar esai Anda. Buatlah kerangka tulisan untuk memastikan struktur esai sudah sesuai. Seluruh esai sebaiknya memiliki struktur yang terdiri dari tiga bagian utama: pendahuluan, isi, dan kesimpulan. Pertama, dalam pendahuluan, Anda perlu menjawab pertanyaan dan memberikan rangkuman argumen Anda. Sampaikan kepada pembaca apa argumen Anda dan alasan mengapa Anda yakin itu merupakan jawaban yang tepat. Pendahuluan harus singkat, tetapi tetap mencakup semua ide utama yang akan Anda bahas.
 
 Kedua, dalam bagian isi, Anda mengembangkan argumen-argumen Anda lebih lanjut. Gunakan pengetahuan dan informasi yang relevan untuk mendukung argumen Anda. Sertakan contoh-contoh dan kutipan yang relevan untuk memperkuat argumen Anda. Penting untuk menyusun struktur isi dengan baik. Jika pertanyaan terdiri dari beberapa bagian, susunlah isi Anda berdasarkan setiap bagian pertanyaan tersebut. Terakhir, dalam kesimpulan, Anda merujuk kembali ke pendahuluan dan menunjukkan bahwa Anda telah menjawab pertanyaan yang diajukan. Sambungkan kembali argumen-argumen Anda dan hubungkan jawaban Anda dengan pertanyaan. 
 
Hindari menambahkan informasi baru dalam kesimpulan. Jika Anda memiliki informasi baru, pertimbangkan untuk memasukkannya ke dalam bagian isi. Dalam menulis esai, pastikan penggunaan bahasa yang jelas dan padat, serta mengatur paragraf dengan baik untuk mengatur alur pemikiran Anda. Perhatikan pula tata bahasa dan ejaan yang benar. 
 
Revisi dan perbaiki esai Anda sebelum mengirimkannya untuk memastikan esai tersebut terstruktur dengan baik, memiliki alur pemikiran yang jelas, dan mendukung argumen Anda dengan baik. Dengan mengikuti langkah-langkah ini, Anda dapat menulis esai yang baik dan efektif dalam menyampaikan ide-ide Anda secara teratur dan koheren.
 

Tugas Kelompok Pendidikan Lingkungan

Tugas Buat Konten Terkait Lingkungan Hidup dan Pencemaran Lingkungan  Durasi 3 - 5 Menit.  Sebelum membuat reportase sebaiknya ada skrip atau narasi  sehingga dalam konten nanti terlihat tidak menguasai dari tema.  Tugas secara berkelompok dengan jumlah anggota 3 orang.  Untuk anggota kelompok silakan saudara pilih dengan beberapa pertimbangan, rumah dekat, menguasai tema yang sedang diangkat.  Konten ataupun video yang saudara buat yang akan dipublikasikan kepada khalayak harus memenuhi unsur: menjunjung tinggi nilai kebenaran, saudara harus selalu melakukan verifikasi terkait tema saudara kepada pemerintah, swasta, maupun tokoh masyarakat.  Memberikan infomasi kepada masyarakat terutama nilai pendidikan. menarik, relevan, kredibel dan terpercaya agar konten saudara disukai oleh publik. Kirim ke email: rafid.musyffa@gmail.com sebelum Ujian Tengah Semester.

Berikut adalah langkah-langkah untuk membuat konten tentang lingkungan yang menarik:

  1. Tentukan topik yang menarik dan relevan. Pilih topik yang menarik perhatian pembaca dan terkait dengan isu lingkungan yang sedang relevan. Pastikan topik yang dipilih memiliki dampak positif pada lingkungan.
  2. Lakukan riset. Lakukan riset tentang topik yang akan dibahas dan cari sumber-sumber informasi yang terpercaya seperti jurnal ilmiah, laporan pemerintah, dan organisasi lingkungan.
  3. Gunakan gaya bahasa yang mudah dipahami. Pastikan bahasa yang digunakan mudah dipahami oleh pembaca dengan menghindari penggunaan kata-kata teknis yang sulit dipahami.
  4. Gunakan contoh yang konkret. Sertakan contoh-contoh nyata tentang cara-cara yang dapat dilakukan untuk menjaga lingkungan seperti penggunaan energi terbarukan, pengelolaan sampah yang baik, dan konservasi alam.
  5. Sertakan gambar atau video yang menarik. Sertakan gambar atau video yang menarik dan relevan dengan topik yang dibahas. Hal ini dapat memperkuat pesan yang ingin disampaikan serta menarik perhatian pembaca.
  6. Jangan lupa untuk memberikan solusi. Selain memberikan informasi tentang isu lingkungan, sertakan pula solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah lingkungan yang ada. Hal ini dapat memberikan inspirasi dan motivasi bagi pembaca untuk berperan aktif dalam menjaga lingkungan.
  7. Gunakan media sosial. Gunakan media sosial untuk mempromosikan konten yang telah dibuat agar lebih banyak orang dapat membaca dan terinspirasi untuk menjaga lingkungan.
Dengan mengikuti langkah-langkah tersebut, kita dapat membuat konten tentang lingkungan yang menarik dan dapat memberikan dampak positif pada lingkungan serta masyarakat

Contoh Konten sederhana

 Contoh Penahan Tanah / Talud
 
   

TUGAS  PENDIDIKAN LINGKUNGAN

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan ditulis tangan di kertas folio.  Kumpulkan pada pertemuan selanjutnya,  sesuai dengan Jadwal Mata Kuliah PGSD STKIP PGRI Pacitan Kelas A, B, C, D, E.
  1. Sebutkan dan jelaskan pengertian ilmu lingkungan menurut beberapa ahli, serta bagaimana pemahaman mereka tersebut dapat membantu dalam menghadapi tantangan lingkungan saat ini?
  2. Bagaimana dampak pencemaran terhadap ekosistem yang ada di sekitar saudara ? Apakah dampak tersebut berpengaruh pada makhluk hidup yang ada di dalam ekosistem tersebut? Jelaskan !
  3. Apa saja langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh individu atau masyarakat dalam mencegah atau menanggulangi pencemaran di sekitar sungai atau pantai? Bagaimana cara melakukan pencegahan dan penanggulangan tersebut secara efektif?
  4. Apa perbedaan utama antara ekosistem dan lingkungan? Bagaimana keduanya memengaruhi dan terkait dalam menjaga keseimbangan lingkungan?

LIMBAH B3

Bahan Berbahaya dan Beracun atau sering disingkat dengan B3 adalah zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi dan/atau jumlahnya baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, membahayakan lingkungan hidup, kesehatan serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain. Definisi ini tercantum dalam Undang – Undang RI Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan peraturan – peraturan lain di bawahnya.

Jenis – jenis Bahan Berbahaya dan Beracun diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun. Peraturan ini selain mengatur tata laksana pengelolaan B3, juga mengklasifikasikan B3 dalam tiga kategori yaitu B3 yang dapat dipergunakan, B3 yang dilarang dipergunakan dan B3 yang terbatas dipergunakan.

Beberapa jenis B3 yang mudah dikenali dan boleh dipergunakan antara lain adalah bahan – bahan kimia seperti amonia, Asam Asetat, Asam sulfat, Asam Klorida, Asetilena, Formalin, Metanol, Natrium Hidroksida,  termasuk juga gas Nitrogen.  Lebih lengkapnya daftar B3 yang boleh dipergunakan dapat dilihat pada Lampiran 1 Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001.

Sedangkan B3 yang dilarang dipergunakan antara lain adalah:

Aldrin, Chlordane, DDT, Dieldrin, Endrin, Heptachlor, Mirex, Toxaphene, Hexachlorobenzene dan PCBs.

Sedangkan  daftar B3 yang dipergunakan secara terbatas, antara lain :

Merkuri, Senyawa Merkuri, Lindane, Parathion, dan beberapa jenis CFC.

Berdasarkan sifatnya, B3 dapat diklasifikasikan menjadi B3 yang mudah meledak, pengoksidasi, sangat mudah sekali menyala, beracun, berbahaya, korosif, bersifat iritasi, berbahaya bagi lingkungan dan karsinogenik.

Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3)

Limbah B3 merupakan sisa usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3. Limbah B3 dihasilkan dari kegiatan/usaha  baik dari sektor industri, pariwisata, pelayanan kesehatan maupun dari domestik rumah tangga. Pengelolaan Limbah B3 diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah B3 yang mana dalam peraturan ini juga tercantum daftar lengkap limbah B3 baik dari sumber tidak spesifik, limbah B3 dari sumber spesifik, serta limbah B3 dari B3 kadaluwarsa, B3 yang tumpah, B3 yang tidak memenuhi spesifikasi produk dan bekas kemasan B3.

Suatu zat/senyawa yang terindikasi memiliki karakteristik limbah B3, namun tidak tercantum dalam Lampiran 1 PP 101/2014 perlu dilakukan uji karateristik untuk identifikasi. Uji karakteristiknya dapat berupa Uji Karakteristik Mudah meledak, mudah menyala, reaktif,  infeksius dan korosif dan beracun sebagaimana lengkap dijelaskan pada Lampiran 2 PP 101/2014. Pengujian karakteristik beracun misalnya dilakukan dengan TCLP atau Uji Toksikologi LD50.

Mengingat sifatnya yang berbahaya dan beracun, pengelolaan limbah B3 perlu dilakukan dengan seksama, sehingga setiap orang atau pelaku usaha yang menghasilkan limbah B3 wajib melakukan pengelolaan terhadap limbah B3 yang dihasilkannya. Pengelolaan limbah B3 terdiri dari penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan dan penimbunan. Untuk memastikan pengelolaan limbah B3 dilakukan dengan tepat dan mempermudah pengawasan, maka setiap kegiatan pengelolaan limbah B3 wajib memiliki izin yang dikeluarkan oleh Bupati/Walikota, Gubernur, atau Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan  KLHK  mengklaim limbah batu bara alias fly ash bottom ash (FABA) dari aktivitas Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)  tidak memenuhi syarat masuk dalam kategori limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menghapus limbah batu bara (FABA) dari kategori limbah bahan berbahaya dan beracun. Keputusan tersebut tertuang dalam PP 22/2021. Aturan ini merupakan turunan dari Undang-undang 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Keputusan Jokowi mengeluarkan limbah batu bara dari limbah berbahaya menuai kecaman dari aktivis lingkungan. Selain limbah batu bara, Jokowi juga menghapus limbah sawit yang berasal dari hasil penyulingan atau biasa dikenal dengan spent bleaching earth (SBE) dalam limbah berbahaya. Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) mendesak Jokowi mencabut PP 22/2021 yang telah melonggarkan aturan limbah bahan berbahaya dan beracun. Walhi menilai Jokowi sembrono dan dapat menimbulkan risiko tinggi terhadap kesehatan.

CONTOH PERMASALAHAN

PENCEMARAN LIMBAH TAMBAK UDANG

Keberadaan tambak udang di Karimunjawa, Kabupaten Jepara, meresahkan warga setempat.  Limbah yang diduga dari tambak udang mencemari lingkungan. Beberapa kawasan yang tercemar di antaranya Pantai Cemara. Warga setempat, Bambang Zakaria mengungkapkan limbah tambak udang mengancam keindahan alam di Pulau  Karimunjawa.
 
  
 
 Pantai di Karimunjawa Tercemar Limbah Tambak Udang, DLH Jepara: Setop Perluasan Area Tambak, https://muria.tribunnews.com/2022/11/03/pantai-di-karimunjawa-tercemar-limbah-tambak-udang-dlh-jepara-setop-perluasan-area-tambak.

Kewajiban Tambak Udang

  • Ketenagakerjaan melibatkan warga
  • Tambak Udang harus  memiliki IPAL  (Instalasi Pengolahan Air Limbah)
  • Corporate Sosial Responsibility (CSR)
Tambak-tambak itu hanya berjarak kurang dari 300 meter dari bibir Pantai Trisik. Dari kolam-kolam tambak itu, terpasang ratusan pipa paralon. Dari ratusan pipa paralon itulah, berton-ton limbah dari tambak udang vaname mengalir dan terbuang ke sungai, muara, laguna dan berujung ke laut selatan DIY Limbah itu beracun hasil akumulasi dari pakan udang, kotoran udang, obat-obatan jadi satu.
 
 
Artinya, bila dalam tiga tahun terakhir produksi udang vaname di DIY mencapai 12,4 juta kilogram maka dibutuhkan sekitar 14,88 juta kilogram atau 14.880 ton pakan udang. Bila menggunakan perbandingan 1,2:1, artinya sebanyak 2,4 juta kilogram atau sekitar 2.481 ton pakan udang tak terserap alias menjadi limbah dalam tiga tahun terakhir, atau rata-rata 827 ton limbah pakan udang setiap tahunnya terbuang ke pesisir DIY. 
 
“Limbah pakan yang tidak terserap itu belum termasuk limbah kotoran udang dan obat-obatan. Dalam budi daya perikanan perbandingan ini dikenal dengan istilah Food Convertion Ratio (FCR) atau rasio konversi pakan dalam perikanan. FCR adalah jumlah total berat pakan buatan dibandingkan dengan jumlah berat total komoditas hasil panen. FCR yang umum untuk udang antara 1,2 – 1,5.

Di DIY rata-rata FCR yang digunakan petambak udang adalah 1,2. Artinya setiap 1,2 kilogram pakan menghasilkan satu kilogram udang vaname atau perbandingan 1,2:1. Alhasil ada sekitar 0,2 kilogram pakan atau sekitar 16,6% pakan udang yang tidak terserap alias terbuang.

TAMBAK UDANG HARUS MENGANTONGI AMDAL

Pengembangan budidaya udang merupakan salah satu prioritas dalam pembangunan perikanan budidaya di Indonesia. Selain potensi sumberdaya lahan yang sangat besar, pengembangan usaha budidaya udang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi untuk meningkatkan kesejahteraan pembudidaya dan devisa negara, serta menciptakan lapangan kerja dan kesempatan usaha yang cukup luas, khususnya di bidang sarana penunjang seperti usaha pembenihan (hatchery), pabrik pakan, peralatan tambak dan usaha penanganan hasil. 
 
Budidaya udang di Indonesia, khususnya udang windu (Penaeus monodon) mulai berkembang pesat sejak tahun 1987, dengan menerapkan teknologi : (a) sederhana (ekstensif), (b) madya (semi-intensif), dan (c) maju (intensif). Pada awalnya usaha budidaya udang dilakukan hanya oleh pembudidaya tambak dengan skala kecil. Namun dengan semakin menariknya usaha budidaya udang, sektor swasta mulai menanamkan modalnya di bidang usaha ini dengan skala besar. 
 
PEMILIHAN LOKASI TAMBAK 
 
Pemilihan lokasi usaha budidaya udang dimaksudkan untuk menjamin keselarasan lingkungan antara lokasi pengembangan usaha budidaya dengan pembangunan wilayah di daerah dan keadaan sosial di lingkungan sekitarnya. Pemilihan lokasi dilakukan dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kelayakan suatu lahan untuk konstruksi tambak dan operasionalnya, mengidentifikasi kemungkinan dampak negatif dari pengembangan lokasi dan akibat sosial yang ditimbulkannya, memperkirakan kemudahan teknis dengan finansial yang layak dan meminimalkan timbulnya resiko-resiko yang lain.
  • Pembangunan tambak tidak merusak/menghilangkan fungsi hutan mangrove atau habitat basah lainnya.
  • Sesuai dengan tata ruang yang diperuntukkan bagi usaha budidaya udang/ikan dan telah mempunyai kekuatan hukum dalam bentuk Peraturan Daerah (Perda).
  • Mempunyai kemiringan lahan yang cukup landai.
  • Terhindar dari kemungkinan terjadinya pencemaran akibat limbah yang mencemari lingkungan.
Air buangan tambak mengandung bahan-bahan cemaran yang bersumber dari sisa-sisa pakan, hasil ekskresi metabolit, detritus, mikroorganisme, dan residu berbagai bahan pengendali lingkungan dan penyakit. Bahan-bahan tersebut pada umumnya dapat sebagai pencemar air di lingkungan alami tambak. Oleh karena itu, setiap kegiatan budidaya udang harus melakukan perbaikan kualitas air buangan tambak agar dapat memenuhi Baku Mutu Efluen Tambak yang ditetapkan. Untuk memperbaiki mutu air buangan tambak, harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
  • Melakukan upaya-upaya pengendapan bahan tersuspensi melalui tandon.
  • Menggunakan biofilter untuk pemulihan kualitas air.
  • Mengangkat bahan-bahan terendapkan dari tandon.
  • Penanaman mangrove pada areal pembuangan.
  • Menerapkan sistem resirkulasi/pergantian air minimum (less water exchange) pada tambak intensif atau semi intensif, khususnya di kawasan padat tambak dan tercemar.

Pentingnya AMDAL dalam Budidaya Udang

Budidaya udang adalah salah satu usaha yang proses dan kegiatannya dapat mempengaruhi lingkungan sekitar. Proses budidaya udang menghasilkan limbah dari sisa pakan dan kotoran udang yang dapat mencemari lingkungan, menimbulkan bau busuk, dan menjadi racun bagi biota lain apabila tidak diolah dengan baik. Maka dari itu, AMDAL diperlukan untuk melindungi usaha budidaya udang dan meminimalkan dampak yang merugikan bagi masyarakat dan lingkungan. imbah cair dan padat dari tambak udang langsung ke lingkungan sekitar tanpa melalui proses pengolahan sebelumnya, yang dapat mengakibatkan:
  •  Pergeseran dominasi sistem alami photoautograph (plankton sebagai produsen primer laut) oleh sistem organotroph bakteria karena kelimpahan bahan organic dalam air laut dengan indikasi naiknya konsentrasi bahan organic dan turunnya ORP;
  •  Perluasan zona pendangkalan di muara sungai dan perairan pesisir;
  • Pembentukan lapisan anoksia (rendah oksigen) dan euxinia (tinggi sulfida) di laut;
  • Pembentukan lapisan biofilm vibrio parahaemolyticus (vp) di sedimen, pada rotasi daur hidup siklus alaminya (saat terjadi upwelling di laut), koloni vp terdispersi dalam air laut dan melakukan penempelan Kembali di substrat lain seperti pada plankton, pasir filter air, udang, ikan, kerrang, atau rumput laut
  • Koloni bakteri Vibrio parahaemolyticus berupa biofilm memiliki resistensi yang tinggi terhadap antibiotic, probiotik dan disinfektan
  • 70% tokisn PirA & PirB VPAMPNO terdeteksi di sludge/lumpur dan 30% di air dan substrat lainnya seperti krustasea liar.

PERIJINAN TAMBAK

Tambak udang Vaname adalah usaha perikanan budidaya yang semakin populer di Indonesia karena dapat memberikan keuntungan yang cukup besar. Namun, untuk melakukan usaha tambak udang Vaname, dibutuhkan perijinan yang harus dipenuhi oleh para pelaku usaha. Prosedur dan syarat perijinan tambak udang Vaname di Indonesia meliputi:
  1. Izin Lokasi Para pelaku usaha tambak udang Vaname harus memiliki izin lokasi dari pemerintah daerah setempat. Izin ini diperoleh dengan mengajukan permohonan dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
  2. Izin Usaha Setelah mendapatkan izin lokasi, pelaku usaha harus memperoleh izin usaha dari Dinas Kelautan dan Perikanan setempat. Izin usaha ini diperoleh dengan mengajukan permohonan dan memenuhi persyaratan seperti memiliki rencana usaha dan studi kelayakan.
  3. Izin Air Untuk mendapatkan izin air, pelaku usaha harus mengajukan permohonan kepada Dinas Lingkungan Hidup dan memenuhi persyaratan seperti memperoleh izin pengambilan air dan mengikuti standar kualitas air.
  4. Izin Lingkungan Pelaku usaha juga harus memiliki izin lingkungan yang dikeluarkan oleh Dinas Lingkungan Hidup setempat. Izin ini diperoleh dengan mengajukan permohonan dan memenuhi persyaratan seperti mematuhi aturan pengelolaan limbah.
  5. Izin Penggunaan Lahan Jika tambak udang Vaname ditanam di lahan yang tidak dimiliki, pelaku usaha harus memperoleh izin penggunaan lahan dari pemilik lahan.
  6. Izin Penggunaan Alat Tangkap Pelaku usaha juga harus memperoleh izin penggunaan alat tangkap yang dikeluarkan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan setempat.
  7. Izin Pemanfaatan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Apabila tambak udang Vaname ditanam di daerah pesisir atau pulau-pulau kecil, pelaku usaha harus memperoleh izin pemanfaatan pesisir dan pulau-pulau kecil dari Dinas Kelautan dan Perikanan setempat.
Itulah beberapa persyaratan dan prosedur perijinan tambak udang Vaname di Indonesia. Pelaku usaha harus memenuhi semua persyaratan tersebut untuk dapat memulai usaha budidaya tambak udang Vaname secara legal.

Tugas Project

Sifatnya  Individu

Buat Esay yang dibuat konten  dengan tema "Generasi mileneal Peduli Lingkungan" .  Sesuaikan dengan materi  terutama Diktat ilmu Lingkungan. Terutama terkait dengan ekosistem dan lingkungan.  Obyek di sekitar tempat tinggal saudara. Tidak diperbolehkan untuk mencari objek yang jauh dari jangkauan mahassiwa sebagai contoh akan mengkaji tentang sampah di Kota besar seperti Surabaya.  Contoh sederhana terkait dengan ekosistem sungai, ekosistem pantai, ekosistem muara suangai, ekosistem sumber air, ekosistem buatan seperti Waduk Thukul. Aturan pengarjaan projek  sebagai berikut:
  1. Konten maksimal dengan durasi 10 menit.
  2. Dikumpulkan sesuai dengan jadwal Ujian Akkhir Semester dalam bentuk esay dan
  3. Hard copy bentuk esay dan mencantumkan link di You Tube.
  4. Soft Copy dikumpulkan secara kolektif dan ketua kelas mengirinkan ke email: rafid.musyffa@gmail.com
Berikut adalah langkah-langkah untuk membuat konten tentang lingkungan yang menarik:
  1. Tentukan topik yang menarik dan relevan. Pilih topik yang menarik perhatian pembaca dan terkait dengan isu lingkungan yang sedang relevan. Pastikan topik yang dipilih memiliki dampak positif pada lingkungan.
  2. Lakukan riset. Lakukan riset tentang topik yang akan dibahas dan cari sumber-sumber informasi yang terpercaya seperti jurnal ilmiah, laporan pemerintah, dan organisasi lingkungan.
  3. Gunakan gaya bahasa yang mudah dipahami. Pastikan bahasa yang digunakan mudah dipahami oleh pembaca dengan menghindari penggunaan kata-kata teknis yang sulit dipahami.
  4. Gunakan contoh yang konkret. Sertakan contoh-contoh nyata tentang cara-cara yang dapat dilakukan untuk menjaga lingkungan seperti penggunaan energi terbarukan, pengelolaan sampah yang baik, dan konservasi alam.
  5. Sertakan gambar atau video yang menarik. Sertakan gambar atau video yang menarik dan relevan dengan topik yang dibahas. Hal ini dapat memperkuat pesan yang ingin disampaikan serta menarik perhatian pembaca.
  6. Jangan lupa untuk memberikan solusi. Selain memberikan informasi tentang isu lingkungan, sertakan pula solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah lingkungan yang ada. Hal ini dapat memberikan inspirasi dan motivasi bagi pembaca untuk berperan aktif dalam menjaga lingkungan.
  7. Gunakan media sosial. Gunakan media sosial untuk mempromosikan konten yang telah dibuat agar lebih banyak orang dapat membaca dan terinspirasi untuk menjaga lingkungan.
Dengan mengikuti langkah-langkah tersebut, kita dapat membuat konten tentang lingkungan yang menarik dan dapat memberikan dampak positif pada lingkungan serta masyarakat. 
  1. Mohon kumpulkan dalam bentuk hardcopy screenshot youtube dengan materi ilmu lingkungan dengan durasi maksimal 6 menit dalam bentuk word.
  2. Sertakan juga dalam dokumen word link Youtube dengan yang telah melihat berapa orang yang melihat, subcribe juga menjadi pertimbangan dalam penilaian akhir. Kumpulkan kolektif   dalam bentuk  file yang disimpan dalam Flashdisk.
Lebih baru Lebih lama