![]() |
Tanaman Porang Diantara Sela Tanaman Perkebunan |
NGADIROJO || Porang tidak bisa lagi dianggap remeh sebagai umbi kecil yang dapat tumbuh di mana saja, namun ternyata porang bisa dimanfaatkan untuk menjadi bahan utama di beberapa produk seperti produk makanan hingga kosmetik. Bahkan tanpa disangka-sangka, porang menjadi komoditi yang menguntungkan dan bernilai ekonomis di bidang ekspor.
Desa Cangkring khususnya di daerah utara yang masih banyak ditemukan lahan-lahan perkebunan, menjadi tempat yang cocok digunakan warga setempat untuk membudidayakan umbi ini. Mereka hanya perlu memanfaatkan sela-sela tumbuhan di perkebunan mereka sebagai media tanam umbi porang.
Selain karena menghemat tempat, menanam umbi porang disela tanaman perkebunan lain akan mengefisiensikan tenaga dan waktu warga untuk mengelola umbi porang mereka. Ada pula warga yang menanam umbi porang di lahan terbuka, hal tersebut sah-sah saja karena umbi porang memiliki karakteristik yang dapat tumbuh di bawah naungan tumbuhan lain maupun langsung di lahan terbuka.
“Tumbuhan porang ini biasanya tumbuh di musim penghujan kurang lebih selama 5 sampai 6 bulan, jadi selama masa itu benar-benar harus dimanfaatkan, ” tutur Widodo (48) kepada Jurnalis Rabu (23/3/24). Widodo warga setempat yang juga menanam umbi porang di lahan miliknya.
“Jika benar-benar dibudidayakan dengan baik dengan skala yang besar, kemungkinan akan didapat penghasilan puluhan juta rupiah karena permintaan dari pabriknya cukup banyak,” imbuh Sarmini (51) seorang ibu rumah tangga yang menjadi langganan pemasok porang.
Selain itu, Jumali (70) juga menilai bahwa keuntungan dari porang tidak bisa diremehkan. Mereka seringkali kecolongan, umbi porang mereka diusili dan diambil oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dan menginginkan keuntungan dari jerih payah orang lain secara instan. Sehingga tidak jarang hasil panen porang mereka sangat jauh dari harapan.
Maka dari itu penduduk setempat yang mayoritas adalah petani sangat terbantu dengan memanfaatkan ladang mereka untuk ditanami porang. Setidaknya dengan panen porang, kebutuhan warga sekitar sedikit terbantu sembari menunggu waktu panen padi mereka tiba.
Pewarta: NICKO ARSITA DEWI- PGSD STKIP PGRI Pacitan