PACITAN TERKINI - Bismillah. Salam Literasi Sejarah. Selamat datang di Pacitan, kota yang tak hanya memikat dengan bentang alamnya, namun juga menyimpan jejak-jejak misteri dan kejayaan peradaban purba yang membentang sejauh 70 miles di pesisir selatan Pulau Jawa. Sebuah kawasan yang oleh masyarakat lokal dikenal sebagai wilayah "wingit", penuh keangkeran dan keajaiban, yang kini diangkat kembali melalui Ekspedisi Situs 70 Miles Pacitan, sebuah upaya kolosal menggali sejarah, ilmu pengetahuan, dan spiritualitas nusantara.
Sekitar ribuan tahun lalu, ketika zaman es mulai
mencair, daratan yang semula menyatu perlahan terbelah oleh lautan, membentuk
gugusan pulau yang kita kenal sekarang. Di masa transisi inilah, wilayah
pesisir selatan Pacitan menjadi rumah bagi manusia purba modern yang
tinggal di ribuan gua sepanjang garis pantai.
Komunitas manusia purba tersebut bukan sekadar
bertahan hidup, tetapi mengembangkan teknologi berburu yang mengagumkan. Dusun
Rijangan, Desa Sooka (Punung) menjadi pusat pembuatan alat-alat berburu
seperti anak panah dan tombak, berbahan dasar batu rijang yang hanya
terdapat di wilayah ini. Situs ini dikenal sebagai CITUS akronim dari Civilization
of Technology of Unique Stone simbol dari kemajuan masyarakat purba
Nusantara.
Misteri Atlantis dan Pantai Sakral
Menariknya, masyarakat setempat meyakini bahwa
beberapa pantai di wilayah ini merupakan jejak kerajaan bawah laut Atlantis.
Pantai Buyutan dan Kijingan di Kecamatan Donorojo dipercaya
sebagai laut tertua di dunia. Sementara itu, Pantai Klayar
menyimpan formasi batu karang menyerupai Sphinx Bermahkota, seolah
menjadi penjaga gerbang rahasia masa lampau.
Tidak hanya soal gua dan pantai, di kawasan Kalak
Donorojo, ditemukan jejak pelabuhan
alami dari masa Kerajaan Wiranti, bernama Iroboyo, yang mengindikasikan
bahwa wilayah ini telah menjadi simpul jalur laut strategis sejak ribuan tahun
lalu.
Selain nilai sejarah dan spiritual, wilayah Citus 70 Mile Pacitan juga memiliki keindahan alam yang luar biasa: 152 nama pantai – jumlah yang disebut-sebut sebagai terbanyak di dunia – dengan potensi sumber daya laut yang melimpah dan belum tergarap optimal.
Di bawah kepemimpinan Bupati Pacitan, Indrarta Nur Bayu Aji, ekspedisi ini diluncurkan bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional (20 Mei 2025) dan akan berlangsung hingga menjelang HUT Kemerdekaan RI ke-80 (Agustus 2025). Ini adalah simbol cinta tanah air, pelestarian warisan nenek moyang, dan perwujudan semangat Indonesia untuk menggali jati diri bangsa dari rahim bumi sendiri.
Pacitan bukan sekadar kota wisata atau batu akik. Ia adalah ruang waktu, peta memori purba, dan kepingan Atlantis Nusantara yang menunggu untuk terus digali. Citus 70 Mile bukan hanya perjalanan fisik, tapi perjalanan jiwa menelusuri jejak keagungan manusia Indonesia sejak zaman purba.
Salam Sejarah, Salam Pertiwi.
Pacitan Kota Myisteri: Cahaya Masa Depan dari Masa Silam.
Penulis: Amat Taufan