NAWANGAN - Sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang penting bagi kehidupan manusia. Namun, saat ini banyak sungai yang mengalami pencemaran akibat dari ulah manusia. Pencemaran sungai ini jelas sangatlah berdampak negative dalam kehidupan, salah satunya adalah pendangkalan.
Sedimentasi yang menyebabkan pendangkalan sungai di Desa Sempu, Kecamatan Nawangan, merupakan proses penumpukan material di dasar sungai yang menyebabkan berkurangnya kedalaman sungai. Material ini bisa berupa lumpur, pasir, sampah, dan limbah industri. Pendangkaln sungai tidak hanya terjadi di daerah perkotaan akan tetapi juga terjadi di pedesaaan salah satunya ada di Desa Sempu, Kecamatan Nawangan.
Menurut Tijan selaku waga asli Desa Sempu RT 04, RW 07 mengatakan bahwa banyak sungai di sekitar tempat tinggalnya mengalai pendangkalan. Salah satunya dari limbah rumah tangga maupun limbah organik lainnya. Hal ini jelas akan menyebabkan pola perubahan kedangkalan Sungai di Desa Sempu. Hal ini akan merubah ekosistem sungai.
Poni yang merupakan pemilik sawah di sekitar sungai juga mengatakan jika pendangkalan sungai sangat merugikan pertanian, di saat musim penghujan air akan meluap disebabkan sungai tidak mampu menampung debit air yang besar volumenya. Sehingga akan meluap ke lahan warga yang akan merusak sawah dan tanaman warga.
“Saben jawah kulo iku was-was mbak, amargi kuatir mangke nek sawah kulo guntur kebeto banjir amargi kalen e niku mboten kados mbien ingkan jeru ngoten niko,” jelas Poni.
Katemin selaku Ketua Rt 04/07 beliau mengatakan penyebab dari pendangkalan sungai didaerahnya diakibatkan karna warga terutama yang ada di wilayah atas sering membuang sampah sembarangan ke sungai.
"Sampah-sampah tersebut akan terbawa arus dan mengendap di dasar sungai. Selain terjadinya erosi tanah yang menyebabkan lumpur dan pasir terbawa ke sungai,"jelasnya.
Katemin mengatakan saat ini sudah di bentuk aturan larangan membuang sampah disungai agar pendangkaln sungai didaerahnya tidak semakin parah. Selain itu juga diadakan penghijauan di sekitar pinggiran sungai agar tidak terjadi erosi tanah. Rencana lebih lanjut beliau juga kan mengajukan peminjaman alat untuk pengerukan sungai untuk mengankat material yang mengendap didasar sungai.
“Riyen niku sungai ne mboten cetek ngeten niki, amargai katah masyarakat ingkan mboten gadah kesadaran mbuang limbah teng lepen dados e nggih pendangkalan kan sampah e mendep wonten dasar, gek ngoten niku biasane pas jawah niku tanah sekitaran kalen e katut kebeto banjir makane tambah cetek kelne niku mbak. Tapi sakniki sampun ditegasne aturan mboten angsal mbuak sampah teng kalen, amargi kan nggih rugi piyambak kan mbak. Nek longsor ngoten niku. Sakniki nggih mpun wonten program nanduri iku pinggiran sungai kajenge mboten kekikis banjir lemah e. niki nggih wonten rencana ngajukne alat ngge ngeruk sampah teng dasar e kalen niku, ” jelas Katemin.
"Selain dari warga desa yang sudah berusia lanjut wawancara juga dilakukan kepada pemuda di daerah sekitar sungai. Dari beberapa pemuda yang diwawacarai kebnyakan dari pemuda-pemuda tersebut sudah memiliki kesadaran akan perubahan kondisi sungai saat ini dibandingkan saat usia mereka masih anak-anak. “sekarang itu kalau mau main disungai mikir dua kali mbak habisnya sungainya kotor mau cari ikan juga udah susah, ” tutur wahyu
Pencegahan pendangkalan sungai perlu dilakukan untuk menjaga kelestarian sungai dan mencegah dampak negatifnya. Upaya pencegahan ini harus dilakukan oleh semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun industri.
Apalagi pihak terkait harus peduli terutama dalam penangan sampah. Sehingga sampah tidak hanya menjadi persoalan di kota namun di desa juga harus segera dilakukan upaya untuk penanganan sampah di Desa. Sehingga sampah tidak di buang ke sungai, yang akan menyebabkan sedimentasi dan pencemaran air sungai yang akan merusak ekosistem sungai.
Pewarta: Malika Cantika Putri- PGSD STKIP PGRI Pacitan