MrJazsohanisharma

Situs Belik Dadung Melati: Jejak Cinta dan Kesucian di Tanah Mojo Punung


PACITAN TERKINI - Di sebuah sudut sunyi Pacitan, tepatnya di Dusun Mojo, Desa Punung, terpatri sebuah sumber mata air tua yang nyaris tak berubah sejak berabad-abad silam. Penduduk setempat menyebutnya Belik Dadung Melati sebuah nama yang melambangkan keharuman, kesucian, dan legenda panjang yang menyertainya.

Airnya jernih, mengalir tenang meski musim kemarau berkepanjangan melanda. Namun bukan hanya kejernihan air yang membuatnya istimewa, melainkan kisah cinta dan pelarian dua bangsawan Majapahit yang menyamar sebagai rakyat jelata demi mendirikan kerajaan baru di tanah selatan.

Sekitar abad ke-13 hingga 14 M, Dewi Sekartaji (Shri Ratu Suryo) dan Raden Panji (Pangeran Kalak) melarikan diri dari istana Majapahit atas perintah Prabu Brawijaya. Mereka menuju Alas Wiranti (sekarang Donorojo, Pacitan), menetap di tanah Mojo, dan menjadi anak angkat Ki Ageng Mojo, seorang tokoh sakti yang mengayomi masyarakat.

Setiap pagi, sang putri mengambil air dari belik untuk keperluan mandi dan bersuci. Konon, dari sinilah jejaknya ditinggalkan. Di bawah tanah sumber air tersebut, terdapat dua lapisan tanah berbeda warna  hitam dan putih. Warga menyebutnya sebagai “Siti Ireng”, simbol keseimbangan, kesucian, dan kekuatan spiritual.

Lebih dari sekadar situs alam, Belik Dadung Melati kini menjadi citus (situs keramat) yang masih disakralkan. Airnya dipercaya mujarab untuk pengobatan dan pensucian. Tak heran jika tempat ini kerap diziarahi, terutama oleh mereka yang mencari kedamaian batin dan berkah spiritual.

“Di sini bukan cuma tempat sejarah,” ujar  juru kunci situs, “ini tempat di mana leluhur kami menyatu dengan alam. Kita jaga bukan hanya karena legenda, tapi karena nilai kehidupan yang diwariskan.”

Kini, harapan masyarakat tumbuh agar Belik Dadung Melati bisa ditetapkan sebagai situs cagar budaya. Dengan segala kisah dan kekayaan spiritual yang dikandungnya, Belik ini bukan sekadar air ia adalah nadi dari sejarah, cinta, dan kebijaksanaan masa lalu yang mengalir hingga kini.

Penulis: Amat Taufan

Lebih baru Lebih lama