Perawatan dan Pemeliharaan Gapura Bajangratu, Trowulan, Kabupaten Mojokerto

Candi Bajangratu
 

MOJOKERTO || BPK_XI -  Perawatan dan pemeliharaan Gapura Bajangratu di Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto dilakukan secara teratur. Gapura ini memiliki desain arsitektural yang khas dengan sayap dan pagar tembok di kedua sisinya. 

Terdapat ornamen panil pada gapura yang mengisahkan cerita Sri Tanjung, dan hiasan kala dengan motif sulur-suluran di ambang pintunya. Atap gapura yang bertingkat memiliki puncak berbentuk persegi dan dihiasi dengan berbagai relief seperti kepala kala yang diapit oleh singa, relief matahari, naga berkaki, kepala garuda, dan relief dengan mata satu (monocle cyclop), yang berfungsi sebagai penolak bencana. 

Pada sayap gapura, terdapat relief yang menggambarkan cerita Ramayana dengan adegan pertarungan antara raksasa dan kera, serta bingkai pintu yang dihiasi pahatan binatang bertelinga panjang.

Gapura Bajangratu pertama kali didokumentasikan dalam Oudheidkundige Verslag tahun 1915. Menurut kitab Negara Kertagama, Raja Jayanegara kembali ke dunia wisnu pada tahun 1328 Saka, yang juga diperkuat oleh catatan dalam kitab Pararaton yang menyebutkan bahwa Raja Jayanegara dimakamkan di kapopongan, dikenal juga sebagai Creanggapura atau Cri Ranggapura yang terletak di Antawulan atau Trowulan. 

Relief Sri Tanjung dan sayap gapura tersebut diinterpretasikan sebagai simbol pelepasan. Dari relief Ramayana, relief binatang bertelinga panjang, dan relief naga, diperkirakan bahwa gapura ini dibangun pada abad XIII hingga XIV. Berdasarkan bukti tersebut, Gapura Bajangratu diperkirakan sebagai lokasi pendharmaan Raja Jayanegara yang wafat pada tahun 1328 Saka.

 

Lebih baru Lebih lama