PACITAN TRKINI - Pacitan, 3 Agustus 2025 — Peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia diwarnai dengan gelaran Pameran Literasi Kemerdekaan RI yang unik dan penuh makna. Salah satu sorotan utama dalam pameran yang diselenggarakan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Pacitan ini adalah penampilan koleksi keris pusaka andalan Pacitan, yang menjadi saksi bisu perjalanan panjang peradaban Nusantara.
Beberapa koleksi keris unggulan yang dipamerkan di antaranya Wadung Singosari, Nogo Sosro, Keris Sangkelat, hingga keris unik yang diolah dengan teknik pijer jari—sebuah teknik tempa tradisional yang diwariskan secara turun-temurun. Koleksi-koleksi ini menggambarkan perjalanan sejarah dari era kerajaan hingga masa perjuangan kemerdekaan, bahkan menjadi simbol lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Salah satu kurator keris dalam pameran ini, Endro, mengungkapkan bahwa kehadiran koleksi keris dalam pameran bukan hanya sekadar menampilkan senjata tradisional, tetapi juga bagian dari edukasi kepada masyarakat, khususnya generasi muda.
“Kegiatan ini sangat positif. Anak-anak sekolah dan generasi muda perlu tahu bahwa keris bukan sekadar pusaka, tapi teknologi tradisional yang penuh filosofi dan nilai sejarah,” jelasnya.
Sebagai informasi, keris Indonesia telah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia pada tanggal 25 November 2005. Pengakuan ini menegaskan bahwa keris memegang peran penting dalam membentuk identitas bangsa, bukan hanya sebagai alat tempur, melainkan juga lambang spiritualitas, status sosial, dan karya seni bernilai tinggi.
Pameran yang berlangsung dari 3 hingga 29 Agustus 2025 ini menjadi ajang pembelajaran yang kaya akan nilai-nilai budaya. Di tengah era modern, pengenalan kembali terhadap warisan leluhur seperti keris menjadi upaya merawat jati diri bangsa dan membangun kebanggaan sebagai bagian dari peradaban Nusantara yang agung.