MrJazsohanisharma

Harmoni Tradisi dalam Kesenian Lesung di Pacitan

 

PACITAN TERKINI || Kesenian lesung merupakan salah satu tradisi seni khas Jawa yang lahir dari alat penumbuk padi tradisional. Pada mulanya, lesung digunakan oleh masyarakat Jawa untuk memisahkan beras dari kulit padinya. Namun, sejak tahun 2015, lesung berkembang menjadi seni pertunjukan yang memadukan bunyi khas alat ini dengan gerakan ritmis yang serasi.

Suyadi, Kepala Dusun Sukoharjo, menjelaskan bahwa kesenian lesung telah terbentuk sejak 2015 dan hingga kini masih dilestarikan. “Alhamdulillah, sejak terbentuk hingga saat ini, kesenian lesung tetap berjalan,” ungkap Suyadi pada Kamis, 21 November 2024.

Pertunjukan lesung melibatkan beberapa pemain yang memainkan alat tersebut secara bersama-sama. Ketukan yang dihasilkan menciptakan irama unik dan harmonis. Di beberapa daerah, kesenian ini telah menjadi tradisi tidak hanya di Dusun Sukoharjo, melainkan juga di dusun-dusun lainnya, seperti yang dijelaskan oleh Misri, salah satu tokoh masyarakat.

Latihan lesung biasanya dilakukan dua kali seminggu, yakni setiap Selasa dan Kamis malam. Suyadi menambahkan bahwa latihan dilakukan pada malam hari karena sebagian besar warga bekerja di siang hari, sehingga malam menjadi waktu yang lebih memungkinkan untuk berkumpul.

Kesenian lesung sering ditampilkan dalam acara adat, ritual tradisional, atau sebagai hiburan rakyat. Selain menghasilkan irama ritmis, pertunjukan ini kerap dilengkapi dengan tarian atau nyanyian tradisional yang memperkaya nilai estetika dan maknanya.

Lebih dari sekadar hiburan, kesenian lesung mengajarkan nilai-nilai budaya yang mendalam, seperti kerja sama, keharmonisan, dan ketepatan dalam komunitas. Tradisi ini menjadi simbol solidaritas sekaligus kebanggaan bagi masyarakat Jawa, yang terus berusaha melestarikannya di tengah perkembangan zaman.

Pewarta: Debi Nur Fajar- PJKR 5B-STKIP PGRI Pacitan

Lebih baru Lebih lama