Kanjeng Raden Tumenggung Marto Hadiwinito: Sosok Pemimpin Berwibawa dan Ulama Besar Pacitan

 

PACITAN TERKINI || Bismillah. Salam Literasi Sejarah, "Pacitan Kota Misteri".

Di Desa Widoro, Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, terdapat sebuah kisah bersejarah tentang Kanjeng Raden Tumenggung Marto Hadiwinito, yang juga dikenal dengan nama R. Imam Moekmin atau Kanjeng Min. Beliau memimpin Kadipaten Pacitan sekitar tahun 1859–1904. Sosoknya dikenang sebagai seorang pemimpin yang bersih, berwibawa, serta memiliki peran besar dalam perkembangan Islam di wilayah Pacitan.

Dalam salah satu foto bersejarah, Kanjeng Min tampak tengah memimpin sebuah rapat bersama para abdi praja Pacitan. Dengan mengenakan pakaian kebesaran, beliau memancarkan wibawa seorang pemimpin sekaligus ulama besar. Pada masa kepemimpinannya, beberapa pondok pesantren didirikan, yang kemudian melahirkan santri-santri berkualitas. Pacitan pun menjadi tujuan belajar para santri dari berbagai daerah untuk mengaji kitab dan menimba ilmu agama.

Hingga akhir hayatnya, Kanjeng Min mengabdikan diri sebagai ulama yang melayani masyarakat Pacitan dengan dedikasi yang luar biasa. Beliau juga didukung oleh tokoh-tokoh alim ulama lainnya yang membantu menguatkan nilai-nilai Islam di daerah tersebut.

Makam di Karang Kitri: Sederhana dan Sakral

Setelah wafat, Kanjeng Min dimakamkan di puncak Gunung Karang Kitri, Desa Widoro. Lokasi makamnya yang berada di atas gunung memberikan nuansa kesederhanaan yang mencerminkan kepribadian beliau. Di sekitar makam, terdapat meja dan kursi yang pernah digunakan saat beliau menjabat sebagai Adipati Pacitan. Hingga kini, makam tersebut tetap terkesan original, sederhana, dan kurang terpelihara.

Masyarakat setempat menghormati makam ini sebagai situs sakral. Banyak peziarah datang untuk mendoakan beliau, meskipun perjalanan menuju makam cukup terjal dan sulit.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan keberkahan kepada beliau, keluarganya, rakyat Pacitan, dan para penerus perjuangan dakwah Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Bumi langit beserta isinya pun turut memuliakan perjuangan beliau.

Penulis: Amat Taufan

 

Lebih baru Lebih lama