PACITAN – Tradisi kuno Wayang Beber Tawang Alun kembali menggetarkan dunia seni budaya Indonesia. Empat gulung duplikasi baru berbahan kertas Daluang resmi diperkenalkan ke publik bersama peluncuran buku "Wayang Beber Tawang Alun" dalam sebuah acara spektakuler yang akan digelar pada Rabu, 11 Juni 2025 pukul 12.30 WIB, bertempat di Auditorium Museum Song Terus, Desa Wareng, Kecamatan Punung, Pacitan.
Inisiator proyek, Tri Hartanto, penerima Program Dokumentasi Karya Pengetahuan Maestro, menyampaikan rasa syukur mendalam atas rampungnya empat dari total enam gulung Wayang Beber yang akan diduplikasi. "Alhamdulillah, empat gulung sudah rampung. Tanpa dukungan dari Kementerian Kebudayaan, Dana Indonesiana, dan LPDP, proyek ini takkan menjadi nyata," ujar Tri penuh haru.
Acara peluncuran akan dihadiri oleh lintas sektor penting: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Dinas Pendidikan, perwakilan perguruan tinggi, Aliansi BEM, tokoh masyarakat, anggota dewan, hingga Karang Taruna. Kehadiran mereka menjadi wujud nyata sinergi dalam menjaga warisan budaya Nusantara.
Tak hanya gulungan, buku pendamping Wayang Beber Tawang Alun juga mencuri perhatian. Buku ini merangkum hasil riset, proses restorasi, serta menyajikan panduan visual dan filosofi cerita Wayang Beber bagi generasi muda. Menariknya, karya ini juga telah mendapatkan satu Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dan artikel ilmiah yang telah dikirimkan ke jurnal terakreditasi SINTA.
Budayawan dan akademisi Dr. Agoes Hendriyanto menyebut proyek ini sebagai buah dari kolaborasi luar biasa. Ia mengapresiasi kerja keras para pengrajin kertas Daluang, tim penyungging, teknis administrasi, hingga seksi pertunjukan yang menyatukan energi demi lahirnya karya agung untuk Pacitan dan Indonesia.
Tri Hartanto menambahkan, dua gulung terakhir dijadwalkan rampung pada semester kedua 2025, melengkapi enam gulung Wayang Beber Tawang Alun yang kini direstorasi. Ia menggarisbawahi bahwa artefak asli berusia 333 tahun itu sudah tak layak dipentaskan, dan duplikasi ini menjadi upaya pelestarian sekaligus regenerasi tradisi seni langka.
Dengan semangat gotong royong, dedikasi, dan cinta budaya, proyek Duplikasi Wayang Beber Tawang Alun diharapkan menjadikan Pacitan bukan hanya dikenal sebagai “Kota Seribu Gua,” tetapi juga sebagai pusat kebangkitan seni tradisi Indonesia yang berakar kuat namun terus berkembang secara adaptif.