| Proses penebalan tulisan menggunakan minyak kemiri sebelum dilakukan digitalisasi naskah. Selasa (18/11). Foto: Intan Pinasti Hanifah |
PACITAN TERKINI - Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Disarpus) Kabupaten Karanganyar bersama Asep Yudha Wirajaya, dosen Filologi Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sebelas Maret (UNS), telah berhasil merampungkan identifikasi dan pendataan sejumlah naskah kuno Nusantara. Kegiatan yang berlangsung di Museum Keris Brojobuwono ini dituntaskan pada Selasa, 18 November 2025.
Naskah terakhir yang berhasil diidentifikasi adalah naskah bernomor kode 17/MRD/03-02-19 yang terbuat dari daun lontar dan beraksara Lombok. Naskah yang terdiri dari 388 lempir ini menjalani proses pendataan dengan hati-hati.
Langkah awal sebelum proses digitalisasi, dilakukan proses penebalan tulisan pada naskah menggunakan minyak kemiri. Minyak kemiri dioleskan pada daun lontar secara menyeluruh, kemudian dibersihkan dengan tisu atau kapas. Proses ini bertujuan agar tulisan yang sudah memudar menjadi lebih jelas dan mudah dibaca oleh para ahli.
“Kegiatan ini dilakukan untuk menebalkan tulisan pada naskah. Kemiri dibakar sampai hancur sendiri sehingga menghasilkan minyak. Selain agar lebih estetik, tulisan juga tampak lebih jelas” jelas Jasmin, salah satu mahasiswa Sastra Daerah, FIB UNS.
Selain proses penebalan tulisan, tim dari Disarpus Karanganyar dan beberapa mahasiswa FIB UNS juga melakukan serangkaian kegiatan lain. Mulai dari mendigitalisasi setiap lembar naskah, mendeskripsikan kondisi fisik naskah, hingga mengidentifikasi aksara dan bahasa yang digunakan.
Langkah selanjutnya adalah proses digitalisasi naskah yang dilakukan dengan cara memindai tiap lembar naskah secara bolak-balik menggunakan kamera dengan pengaturan pencahayaan yang sudah ditentukan. Hasil jepretan harus diteliti satu per satu untuk memastikan kejelasan dan kelayakannya dalam pengarsipan secara digital.
Dokumentasi naskah kuno Nusantara ini tidak hanya bertujuan untuk menyelamatkan fisiknya saja, tetapi juga melestarikan khazanah intelektual dan kearifan lokal leluhur kita untuk generasi mendatang. Naskah-naskah kuno ini merupakan aset budaya yang tak ternilai harganya. Kedepannya, hasil pendataan dan digitalisasi naskah-naskah kuno ini akan dapat diakses oleh para peneliti dan masyarakat luas melalui repositori digital perpustakaan daerah. Menjadikannya sumber ilmu yang terbuka, tetapi tetap terjamin kelestariannya.
Penulis: Septiana Aristawati dan Intan Pinasti Hanifah