Metode Penelitian Bahasa, Agoes Hendriyanto

 

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan ini digunakan untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan dengan cara mengumpulkan data di lapangan dan menganalisisnya secara mendalam. Pendekatan kualitatif memungkinkan peneliti memahami fenomena secara holistik, menyeluruh, dan kontekstual.

Data yang diperoleh berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari para informan. Pendekatan ini melibatkan data bahasa yang bersumber dari penutur asli (informan). Dalam penelitian ini, penutur yang dimaksud adalah petani penggarap di daerah Pacitan dan wilayah perbatasan Pacitan–Wonogiri.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di daerah Pacitan dan perbatasan Pacitan–Wonogiri, dengan fokus pada daerah yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani penggarap.

Waktu penelitian dilakukan selama bulan ...... hingga bulan ...... tahun ......, diawali dengan kegiatan pengajuan judul dan rancangan topik penelitian kepada dosen pembimbing. Pelaksanaan penelitian lapangan direncanakan berlangsung pada bulan April hingga Juni .......

C. Data dan Sumber Data

  1. Data
    Data merupakan segala fakta yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun informasi. Dalam penelitian ini, data berupa hasil wawancara dan tuturan yang digunakan oleh petani penggarap di daerah Pacitan dan perbatasan Pacitan–Wonogiri.

  2. Sumber Data
    a. Sumber data primer
    Sumber data primer adalah sumber yang langsung memberikan data kepada peneliti. Dalam penelitian ini, sumber data primer berasal dari petani penggarap yang menjadi informan utama.

    b. Sumber data sekunder
    Sumber data sekunder berupa informan pembanding, dokumen tertulis seperti skripsi, proposal penelitian sejenis, serta buku-buku ilmiah yang mendukung analisis.

D. Metode Penyediaan Data

Metode yang digunakan dalam penyediaan data meliputi observasi, wawancara, serta metode simak dan teknik catat sebagai sarana penyimpanan data.

  1. Observasi
    Observasi dilakukan dengan cara pengamatan langsung di lapangan tanpa ikut terlibat dalam aktivitas yang diamati, yang disebut dengan partisipasi pasif (passive participation) (Sugiyono, 2013:227).

    Peneliti melakukan pengamatan di dua lokasi:

    • Titik pertama di Desa Kebonsari, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan (perbatasan Pacitan–Wonogiri)

    • Titik kedua di daerah Pacitan

    Fokus observasi diarahkan pada aktivitas petani di area persawahan, sebagai tempat utama berlangsungnya kegiatan komunikasi para petani penggarap.

  2. Wawancara
    Wawancara dilakukan secara tidak terstruktur, yaitu dengan mengembangkan pertanyaan berdasarkan jawaban informan. Teknik ini memungkinkan peneliti menggali informasi secara lebih mendalam dan fleksibel.

  3. Metode Simak
    Berdasarkan Sudaryanto (1993:133–135), metode simak dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa oleh informan, melalui beberapa teknik berikut:

    a. Teknik Sadap
    Peneliti menyadap pembicaraan informan dalam konteks alami.

    b. Teknik Simak Libat Cakap
    Peneliti terlibat secara langsung dalam percakapan, ikut berdialog dan berinteraksi dengan informan.

    c. Teknik Simak Bebas Libat Cakap
    Peneliti menyimak tanpa ikut terlibat dalam dialog, bertindak sebagai pengamat terhadap percakapan yang terjadi di antara penutur.

    d. Teknik Catat
    Data yang telah diperoleh melalui penyimakan kemudian dicatat dan diklarifikasi menggunakan alat tulis. Catatan berisi tuturan atau kosakata khas yang menjadi fokus penelitian.

E. Keabsahan Data

Keabsahan data diperiksa melalui teknik triangulasi, yaitu metode pemeriksaan data dengan memanfaatkan sumber atau cara lain sebagai pembanding (Iskandar dalam Hendratno, 2011:48).

Menurut Sugiyono (2011:274), triangulasi dapat dilakukan dengan triangulasi sumber, yakni membandingkan dan mengecek kembali data yang diperoleh dari beberapa informan. Langkah-langkah yang ditempuh meliputi:

  1. Membandingkan data yang diperoleh dari informan pertama dengan informan lainnya.

  2. Melakukan review informan, yaitu mengonfirmasi kembali hasil wawancara kepada informan kunci untuk memastikan kebenaran data.

Dalam penelitian ini, setelah memperoleh data dari petani penggarap (informan utama), peneliti membandingkannya dengan data dari perangkat desa atau informan pembanding yang juga bekerja sebagai petani. Data yang telah diverifikasi kemudian dianalisis dan dikomunikasikan kembali kepada informan untuk memperoleh kesesuaian makna.

F. Metode Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode padan (Mahsun, 2011:259), yaitu metode yang menganalisis unsur-unsur kebahasaan dengan cara membandingkan baik secara intralingual maupun ekstralingual.

Metode padan dibedakan menjadi dua:

  • Metode padan intralingual, yakni membandingkan unsur bahasa dalam sistem yang sama.

  • Metode padan ekstralingual, yaitu membandingkan unsur bahasa dengan faktor di luar bahasa (seperti konteks sosial atau budaya).

Penelitian ini menggunakan kedua metode tersebut secara terpadu. Langkah-langkah analisis meliputi:

  1. Mengidentifikasi data yang diperoleh dari lapangan.

  2. Mengelompokkan data ke dalam tabel sesuai kategori.

  3. Menganalisis makna dan variasi bahasa petani penggarap di daerah Pacitan dan perbatasan Pacitan–Wonogiri untuk menemukan perbedaan dan persamaannya.

G. Metode Pemaparan Hasil Analisis Data

Pemaparan hasil analisis menggunakan metode formal dan informal (Sudaryanto, 1993:145).

  • Metode formal disajikan melalui simbol atau tanda-tanda linguistik.

  • Metode informal disajikan dengan uraian kata-kata biasa agar mudah dipahami.

Dalam penelitian ini, data diklasifikasikan ke dalam tabel yang memuat dua kategori utama, yaitu:

  1. Variasi bahasa di Daerah Penelitian 1 (DP1) — wilayah Pacitan.

  2. Variasi bahasa di Daerah Penelitian 2 (DP2) — wilayah perbatasan Pacitan–Wonogiri.

Penyajian dengan metode formal dan informal mempermudah pemahaman terhadap hasil analisis dan mendukung kejelasan interpretasi data.

Lebih baru Lebih lama