Bayang-Bayang Terhempas: Korban Pelecehan Seksual yang Tak Berdaya

 


 

Di dunia kelam, di balik sejuta bayang gelap.

Terhempas korban tak berdaya, bisu dalam rasa rapuh. 

Pelecehan seksual, senyap dalam malam sunyi.

Bukan sekadar cerita, bukanlah angan semata.

 

 

Dalam diamnya korban, batin terluka terabaikan.

Intimidasi pelaku, bayang-bayang menakutkan. 

Wajah malu meliputi, bertemu dengan sosok berdosa.

Ketakutan menjelma, seperti badai yang terus berhembus.

 

 

Kuasa menjadi bayang hitam, menghimpit korban tak berdaya.

Seolah-olah kebenaran terkubur, terinjak tanpa ampun. 

Di kegelapan itulah, kelemahan korban terasa.

Bukan kelemahan hati, melainkan sistem yang membutakan mata.

 

 

Bukti terasa abstrak, dalam dunia pelecehan yang tersembunyi.

Tak ada visum yang mencatat, luka yang teramat dalam. 

 Namun, bukanlah kehinaan bagi yang mengalami.

Melainkan keberanian menatap dunia, meski dalam bayang-bayang hitam.

 

 

Puisi ini bukan hanya tentang korban yang tak berdaya.

Melainkan panggilan untuk mendengar, memberi suara bagi yang bisu. 

Mari bersatu, memecah kegelapan, mengangkat korban dari bayang-bayangnya.

Karena di setiap puisi, tersemat harapan untuk keadilan yang bersinar terang.

Lebih baru Lebih lama