Pembangunan Kantor dan Loji di Pacitan

  

PACITANTERKINI || Raden Mas Cokrodipura, awalnya seorang juru tulis kantor, meningkat pangkat menjadi mantri kopi wedana Distrik Semanten. Tuan asisten Residen Vriesman digantikan oleh Tuan [WL] van Guericke (1842-1845). Van Guericke kemudian memimpin pembangunan kantor dan loji dengan bantuan patih Cokrodipuro. Kayu untuk konstruksi diperoleh dari hutan Watukarung di tepi laut. Meskipun sulit karena hutan masih lebat dan tidak ada jalan, kayu tersebut diangkut melalui jalur laut.

Dalam satu perjalanan, patih Cokrodipuro naik perahu kecil mengawal kayu tersebut ketika badai mendadak menerpa. Terpisah dari kayu dan tak terlihat dari daratan, perahu patih terombang-ambing di tengah laut. Kabar ini membuat Mas Jogokaryo II segera melapor ke tuan asisten residen. Pagi harinya, Mas Jogokaryo II, tuan asisten residen van Guericke, serta para pegawai pergi ke tepi pantai.

Tuan residen memerintahkan juru mudi berpengalaman untuk mencari perahu patih Cokrodipuro. Mereka naik perahu nelayan dan berusaha mencari perahu kiai patih di tengah badai dan kabut. Setelah tiga hari tiga malam berada di tengah laut, mereka kembali tanpa berhasil menemukan perahu. Kiai patih berada di tengah laut selama itu, dan saat hujan badai berhenti, baru bisa mengayuh perahunya ke daratan. Jogokaryo II dengan sukacita menyambut kembalinya kiai patih, yang akhirnya selamat dan naik ke daratan.

Gambar pintu masuk teluk Pacitan pada permulaan abad 20, foto diambil sekitar tahun 1935

Keberhasilan penyelamatan ini membawa kebahagiaan dan kelegaan, dan mereka kembali pulang ke kota dengan perasaan bersyukur bahwa kiai patih dapat selamat dari situasi yang sulit di tengah laut.

Patih Cokrodipuro yang juga menantu Jogokaryo II dalam perkembangan kadipaten Pacitan menjadi tokoh sentral bagi perkembangan Pacitan pada jaman penjajahan Belanda.  Setelah Jogokaryo meninggal Patih Cokrodipuro patuh pada perintah Kyai Jimat atau Jogokaryo untuk sabar dan menyerahkan kepemimpinan Pacitan pada cucu tertua Kanjeng Jimat.

Kesabaran patij akhirnya ditunjuk oleh Belanda untuk menjadi memimpin wilayah Puwodadi Magetan dan selanjutnya menjadi adipati Ponorogo. 

Sumber: Kisah Brang Wetan Berdasarkan Babat Alit dan babade Nagara Patjitan


Lebih baru Lebih lama