PACITANTERKINI || Konsep Hari Jadi Pacitan 2024 diharapkan bisa menampilkan sejarah Pacitan yang tidak terlepas dari pengaruh Kediri yang melahirkan Pacitan pada masa Buwono Keling yang juga tidak bisa dilepaskan pada masa pemerintaham Mataram Kuno Dyah Balitung pada abad 9-10 M. Kemudian dilanjutkan dengan sejarah Majapahit dengan ditemukannya situs Gua Kalak yang merupakan bagian tak terpisahkan dari sejarah pelarian Majapahit pada akhir abad 14 M.
Namun sebelum itu sudah ada Buwono Keling yang terlebih dahulu tinggal di wilayah pantai selatan tersebut. Selanjutnya Kyai Petung, Kyai Posong setelah mendapatkan ijin langsung menuju pantai selatan untuk membuka wilayah yang sebelumnya sudah ada yang menghuninya yakni Buwono Keling.
Selanjutnya pengaruh Kayi Petung dan Kyai Posong yang mendapatkan perintah dari Bintoro atau Kerajaan Demak diperintah untuk syiar Islam di wilayah yang baru dibuka tersebut.
Kyai petung, Kyai Posong, dan Kyai Magribi yang saat itu berusaha untuk mengislamkan wilayah Pacitan yang beragama Budha dan Hindu, yakni Ki Buwono Keling.
Setelah itu terkait dengan jaman pemerintahan Adipati Setroketipo di bawah pemerintahan Mataram. Kemudian kekuasaan Pacitan dalam masa penjajahan Belanja yang pada masa itu diperintah oleh Adipati Jogokaryo putra Buwono Keling. Keanekaragaman khasanah budaya Pacitan harus bisa sebagai fondasi perayaan yang kaya akan nilai sejarah dan kearifan lokal. Acara ini bertujuan untuk menghormati jejak sejarah dan warisan budaya yang kental dalam sejarah Nusantara.
Konsep Hari Jadi Pacitan 2024 dirancang untuk menggambarkan perjalanan panjang Pacitan yang tidak terlepas dari pengaruh berbagai kerajaan dan peristiwa sejarah. Berikut deskripsi konsep acara:
Pawai Budaya Kediri-Mataram (Abad ke-9 hingga ke-18 M):
- Dimulai dengan pawai budaya yang menggambarkan masa Kediri hingga Mataram Kuno, dengan kostum dan atribut dari setiap era.
- Pawai menghadirkan suasana pemerintahan Dyah Balitung dan Adipati Setroketipo, menyoroti penciptaan Pacitan pada masa itu.
Gelaran Sejarah Majapahit di Gua Kalak (Abad ke-14 M):
- Pementasan drama atau teater terbuka di Gua Kalak, yang memainkan peran penting dalam sejarah pelarian Majapahit.
- Penekanan pada peran Gua Kalak sebagai saksi bisu perjalanan Majapahit yang melibatkan tokoh-tokoh bersejarah.
Pengaruh Islam dari Demak ke Pacitan (Abad ke-15 M):
- Pameran seni dan bazaar yang mencerminkan upaya Islamisasi oleh Kyai petung, Kyai Posong, dan Kyai Magribi.
- Pentas seni tradisional yang menceritakan proses masuknya Islam ke wilayah Pacitan dan peran tokoh-tokoh Islam pada masa itu.
Pacitan di Bawah Pemerintahan Belanda (Abad ke-19 M):
- Panggung drama musikal yang menggambarkan kehidupan masyarakat Pacitan pada masa penjajahan Belanda.
- Pameran foto dan artefak bersejarah yang mencerminkan perlawanan dan perubahan di masa kolonial.
Aneka Ragam Budaya Pacitan:
- Bazaar dan pameran khasanah budaya lokal yang mencakup seni, kerajinan, dan kuliner dari berbagai masa sejarah.
- Penampilan seni tradisional, musik, dan tari yang mewakili keberagaman budaya Pacitan.
Upacara Adat dan Doa Bersama:
- Upacara adat untuk mengenang leluhur dan tokoh-tokoh bersejarah Pacitan.
- Doa bersama untuk mendoakan kemakmuran dan keberlanjutan Pacitan di masa depan.