PACITAN, Sungai Lo sungai di perbatasan antara Desa Purworejo dengan Desa Banjarsari, Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur, mengalami pendangkalan dan penyempitan akibat sedimentasi yang terjadi. Sedimentasi itu juga mengakibatkan punahnya sebagian besar biota sungai. Hanya ikan-ikan kecil yang dapat bertahan karena kondisi sungai yang sebagian besar bebatuan.
Menurut pengamatan, Selasa (12/3/24) di Purworejo, air Sungai Lo berwarna coklat keruh saat hujan lebat. Keadaan tersebut berbanding terbalik saat musim kemarau, aliran sungai jernih namun sumber mata air semakin lama semakin habis.
Warna coklat keruh itu disebabkan hulu sungai yang mengalami longsor akibat penebangan pohon secara terus menerus. Selain itu ranting-ranting pohon yang ditebang menghalangi aliran air dan sampah juga menumpuk dapat menyumbat air yang menuju hilir sungai.
Menurut Komarudin, Ketua RT setempat, sedimentasi telah terjadi sejak tahun 2017 menyebabkan sungai yang semula dalamnya rata-rata 50 cm kini hanya tinggal 30 cm. Hal itu berakibat ikan-ikan berukuran besar tidak dapat hidup disungai tersebut. Saat musim kemarau warga setempat juga mengalami kesulitan mendapatkan air bersih, karena sungai didominasi bebatuan.
Warga setempat, Mariyati, mengatakan, sebelum penebangan hutan yang marak, Sungai Lo tidak pernah mengalami banjir dan kekeringan. Sebelum adanya sedimentasi ada beberapa anak yang masih memancing udang. Namun, saat ini udang tidak dapat hidup dialiran sungai tersebut.
Penebangan pohon seharusnya menggunakan sistem tebang pilih. Hal itu dilakukan agar pohon dapat menyimpan air hujan dengan baik. Selain itu, akar pohon dapat menahan air yang dapat mengakibatkan banjir dan tanah longsor. Ranting pohon yang ada disekitar sungai juga harus disingkirkan dari aliran sungai agar tidak menimbulkan banjir dan merugikan lingkungan sekitar.
Pewarta: Ibnu Ardin Yuardana - PGSD STKIP PGRI Pacitan