PRINGKUKU, Arang adalah bahan bakar padat yang dihasilkan dari proses pemanasan bahan organik seperti kayu, serbuk gergaji, atau biomassa lainnya dalam kondisi tanpa udara atau dengan jumlah udara yang terbatas. Proses ini menghasilkan material yang kaya akan karbon dan dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk berbagai keperluan, termasuk memasak, pemanasan, dan produksi energi.
Seperti yang dilakukan seorang warga Desa Ngadirejan, Kecamatan Pringkuku, Supri (32) pekerjaan tebang kayu. Sudah hampir beberapa tahun ini juga membuka usaha pembuatan arang yang berkualitas.
“Biasanya saya dapat kayu untuk arang itu ya dari sisa kayu tebang yang nggak di setor mas. Karena sayang apabila cuma jadi limbah dan tidak digunakan” ujar Supri, Kamis (14/03/1014)
Kayu yang sering pak Supri gunakan untuk membuat arang merupakan kayu tunggak dan akasia. Ini dikarenakan arang yang dihasilkan dari dua kayu tersebut memiliki kualitas yang bagus.
“Tapi bukan berarti harus tunggak dan akasia. Saya juga menggunakan jenis kayu lainnya.” jelas Pak Supri merincikan.
Supri mengatakan bahwa pembuatan arang ini dilakukan selama kuarang lebih 3 hari 2 malam, tergantung banyaknya kayu yang di bakar. Kemudian kayu yang sudah menjadi arang di kumpulkan disatu tempat sambil menunggu arang kering dan siap jual.
“Arang-arang yang sudah jadi itu biasanya langsung diambil pengepul. Tapi saya juga jual arang eceran, mau beli harga berapa bisa saja.” ujar Pak Supri.
Pak Supri menyampaikan bahwa sangat senang dengan usaha pembuatan arang ini. Beliau menambahkan bahwa rejeki itu datangnya dari mana saja, selagi halal ya ditekuni saja.
Pewarta: LUQMAN EFENDI- PGSD STKIP PGRI Pacitan