SUDIMORO, Populasi pohon cengkih setiap tahun semakin menurun, tepatnya di desa Gunungrejo, kecamatan Sudimoro, kabupaten Pacitan. Sejak tahun 2017 populasi pohon cengkih mengalami penurunan. Cengkih menjadi komoditas utama masyarakat desa Gunungrejo. Dari ribuan tanaman yang tersebar di lahan perbukitan warga, kini jumlah pohon cengkih tidak sampai 10 persen. Mayoritas pohon cengkih sudah mati dan di tebang untuk dijadikan kayu bakar.
“Dulu itu rata - rata setiap petani selalu memanen cengkih kurang lebih sebanyak 50 kg setiap waktu panen. Itu kalau yang petani sedang, kalau petani yang kaya itu bisa mancapai kuintalan bahkan ton,“ ujar Siti Komariyah (20/04/2024).
Tanaman cengkih mampu mencukupi kebutuhan biaya sekolah hingga membangun rumah. Meski panennya hanya satu kali setahun, harganya cukup menggiurkan. Dulu ekonomi masyarakat tercukupi karena berdagang cengkih, akan tetapi sekarang warga banyak yang mengeluh masalah ekonomi karena komoditas andalannya banyak yang mati.
Zainal Arifin, Sabtu (20/04/2024) salah satu petani cengkih di desa Gunungrejo menuturkan,“semenjak pohon cengkih banyak yang mati, ekonomi semakin sulit. Dulu waktu masih panen cengkih ekonomi keluarga sangat terjamin. Sedangkan sekarang daun cengkih saja jarang ditemui, meskipun harganya tidak semahal biji cengkihnya”.
Kematian pohon cengkih yang terjadi secara berangsur di desa Gunungrejo, kecamatan Sudimoro ini belum diketahui penyebabnya. Warga hanya bisa bersabar dan berikhtiar memanfaatkan hasil pertanian lainnya seperti kencur, jahe, ketela, cabai dan lain- lain. Meskipun untungnya tidak sebanyak cengkih tetapi bisa untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Pewarta: Latiful Umdah PGSD STKIP