PACITAN MISTERI || Pada abad ke-8 hingga ke-9 Masehi, Jawa dibagi menjadi dua kekuasaan besar, Timur dan Barat. Di barat, kerajaan besar dipimpin oleh Maharaja Prabu Siliwangi yang menguasai wilayah dari Banten hingga ke perbatasan hutan belantara di selatan Jawa, termasuk Pacitan. Dalam periode ini, Prabu Siliwangi mengunjungi wilayah perbatasan tersebut dan mendirikan patok batu sebagai batas wilayah, yang dikenal sebagai "Patok Kembar" atau "Watu Patok Kembar" di Bandar.
Untuk mempertegas kepemilikan wilayah tersebut, Prabu Siliwangi mengutus beberapa abdi setianya untuk menetap di hutan belantara yang dikenal angker. Abdi setia ini dikisahkan memiliki kemampuan khusus, yakni dapat menjelma menjadi seekor harimau putih, simbol kekuatan dan kekuasaan. Sesungguhnya, harimau putih tersebut adalah manusia pengawal dengan ilmu kebatinan yang menjaga kedaulatan Prabu Siliwangi di wilayah tersebut.
Selain kemampuan mistisnya, abdi setia ini juga membawa panji-panji kerajaan berupa stempel kerajaan yang terbuat dari batu giok hitam dengan gambar harimau yang sedang mengaum. Ia terus mendiami hutan belantara Pacitan hingga akhir hayatnya, dengan pusaka "Siung Maung" atau "Taring Harimau Putih" sebagai tanda keberadaannya dan kekuasaan Prabu Siliwangi di wilayah tersebut.
Situs Siung Maung Putih menjadi bukti sejarah penting dari masa lalu, menggambarkan adanya kekuasaan yang meliputi wilayah barat Jawa hingga tapal batas timur di Pacitan. Tempat ini menggambarkan kekuasaan yang masih misterius dan sakral, serta hubungan antara manusia dan mitos yang berkembang di kawasan hutan belantara dan lautan bebas di selatan Jawa.
Semoga keberkahan dari Tuhan Yang Maha Esa senantiasa menyertai keluarga, rakyat, dan penerus tradisi ini, agar warisan sejarah dan kekayaan budaya di bumi Pacitan tetap lestari
Penulis: Amat Taufan