PACITAN TERKINI || Bismillah. Salam Literasi Sejarah. Pacitan, sebuah kota penuh misteri, menyimpan banyak peninggalan bersejarah. Salah satunya adalah Benda Cagar Budaya "Kursi Jenderal Soedirman," yang berada di rumah Sarponen, Dusun Dembo Lor, Desa Ngadirojo, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Pada tahun 1947-1948, ketika Ibu Kota Negara Republik Indonesia berpindah dari Jakarta ke Yogyakarta, Belanda melancarkan Agresi Militer I dan II dengan tujuan menghancurkan dan menangkap para pemimpin Indonesia di Yogyakarta.
Saat itu, Jenderal Soedirman, sebagai Panglima Tertinggi Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI), memutuskan untuk memimpin perang gerilya. Dengan pasukannya yang terbatas, ia keluar dari Yogyakarta dan melawan Belanda dengan taktik perang gerilya, yakni menyerang secara tiba-tiba dan berpindah-pindah dari satu daerah ke daerah lain. Jalur yang ditempuhnya melewati bagian selatan melalui Gunung Kidul, Pracimantoro (Wonogiri), Trenggalek (Panggul), hingga wilayah Gondosuli (Sudimoro/Pacitan), kemudian turun gunung ke rumah Sarponen.
Di rumah tersebut, Jenderal Soedirman disambut hangat oleh pemilik rumah dan menginap semalam. Selama berada di sana, Jenderal Soedirman sering duduk di sebuah kursi tamu dari kayu jati. Di kursi itulah ia merumuskan strategi perang dan memikirkan jalur teraman untuk menghindari penangkapan oleh pasukan Belanda. Setelah semalam bermalam, Jenderal Soedirman melanjutkan perjalanan menuju Desa Nogosari dan Wonokarto di Kecamatan Ngadirojo, Pacitan.
Kursi kayu ini menjadi saksi sejarah penting dari masa-masa sulit Perang Agresi Belanda. Meski kondisinya tidak seperti dulu, kursi tersebut masih dipelihara dengan baik sebagai pengingat bagi generasi mendatang. Semoga Tuhan senantiasa memberikan berkah kepada kita, keluarga, rakyat, dan para penerus perjuangan Kanjeng Nabi Muhammad SAW serta seluruh isi bumi dan langit.
Penulis: Amat Taufan
Editor: M Rafid R