PACITAN TERKINI || Pada abad ke-16, ketika kapal-kapal VOC dan Inggris berlabuh di Pacitan, seorang kapten kapal bernama "Jomesi" tiba di wilayah ini bersama awak kapalnya. Mereka singgah di sekitar aliran Sungai Grindulu, yang kala itu masih memungkinkan kapal besar untuk bersandar. Kapten Jomesi membuka hutan di sekitar Telaga Bolosingo, dan masyarakat setempat akhirnya mengangkatnya sebagai Demang atau Kepala Desa Bolosingo, meskipun ia berasal dari Eropa.
Kapten Jomesi yang berasal dari Portugis menjadi sosok yang dicintai penduduk lokal meskipun ia berbeda latar belakang dengan masyarakat sekitar Grindulu. Namun, kelelahan yang ia alami setelah perjalanan jauh di Samudera Selatan membuat kesehatannya menurun, hingga akhirnya ia meninggal di Desa Bolosingo. Masyarakat setempat, bersama para awak kapalnya yang setia, memakamkannya di hutan jati yang dikuasainya kala itu.
Makam Kapten Jomesi dibangun dengan batu bata dan menyerupai keranda, berukuran panjang sekitar dua meter dan lebar satu setengah meter. Setelah pemakaman selesai, seluruh awak kapal kembali ke Batavia (sekarang Jakarta) dengan kapal mereka. Makam tua ini, yang berada di tengah hutan, terkesan misterius dan sering dihindari oleh masyarakat sekitar.
Makam tersebut menjadi saksi sejarah kedatangan VOC di kawasan ini dan kisah kepemimpinan Kapten Jomesi di Pacitan. Hingga kini, makam tersebut berdiri sebagai pengingat tentang kehadiran orang Eropa dan kisahnya yang terukir di tanah Jawa.
Semoga makam ini menjadi berkah dan pengingat bagi penerusnya, serta membawa kedamaian bagi masyarakat setempat, sebagaimana harapan akan berkah dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Penulis: Amat Taufan