PACITAN TERKINI || Kala itu, aku mengunjungi sebuah tempat di kota istimewa. Jogja. Ya, itu namanya. Bukan hanya sebuah kota yang sempat kukunjungi belaka, karena besar anganku untuknya dan besar rasa takjubku padanya. Di kota itu, tersimpan banyak tawa dan lara yang pernah ada.
Jogja dengan berbagai cerita. Memori-memori yang tak akan pernah terlupa. Ia elok bak sinar baswara. Pesona yang tak ada lawannya. Sungguh aku terpukau pada keelokannya. Namun, sebenarnya ini bukan hanya sekedar tentang kota Jogja.
2 tahun yang lalu
Baswara:"Bagaimana jika kita membuat janji?"
Aku:"Janji apa itu, Mas?"
Baswara: membelai lembut wajahku "Aku akan setia menunggumu. Aku yakin, kita pasti bisa merajut rasa dan mengukir sejarah indah bersama di kota ini. Dengan syarat, kau juga harus bersabar dalam menahan rindu. Mungkin akan sedikit kau rasa sakit, tapi, aku yakin kau bisa. Bagaimana, setuju?"
Aku:"Tapi, apakah janjimu untuk setia menungguku benar-benar dapat dipercaya? Atau, hanya ungkapan bual semata?"
Baswara: memasang raut muka serius "Nampak terlihat gurauan di raut mukaku ini? Nampak? Kali ini aku bersungguh-sungguh."
Aku: tersenyum lebar "Baiklah. Aku percaya."
Baswara:"Tatkala kau merindukanku, sungguh, disaat itu pula aku juga merindukanmu, Wahai Pepujaning Atiku. Tak peduli jarak dan waktu, hatiku hanya milikmu, Cah Ayu. Kita memang masih sama-sama berjuang. Kau memperjuangkan citamu dan aku disini juga memperjuangkan anganku. Seperti janjiku, aku akan setia menunggumu, sampai kapanpun itu. Lalu, bersama-sama, kita akan mengukir sejarah terbaik di kota indah ini."
Aku:"Semoga dua atma ini direstui oleh Tuhan dan alam semesta untuk bersama dan merajut rasa."
Rindu, sungguh aku rindu. Nalaku terbelenggu sendu. Berjumpa mungkin dapat jua, namun aku memilih untuk menyimpan rindu dalam relung kalbu. Kendati rindu yang mungkin tak akan sampai, namun senang rasanya pernah menjadi bagian dari elokmu. Elok yang jauh diraih, sukar dimiliki, dan rumit untuk dipahami.
Kubiarkan mahligai rasa menari-nari di dalam atma bersama dengan lara yang mengambang di luasnya bumantara. Jerembah arutala yang selalu menjadi angan dan akan selalu aku semogakan. Pintaku satu, jaga selalu elok indahmu sampai amerta.
Jogja, izinkan aku untuk benar-benar menjadi bagian dari ceritamu. Menepati janji 2 tahun yang lalu. Merealisasikan angan menjadi kenyataan. Melukis sejarah kisah-kasih penuh romansa, bersamanya.
Penulis: Whi'am Marsa Ayu Janna