Tradisi Mepe Pari, Warisan Budaya dan Refleksi Kehidupan

 

BUDAYA (PACITAN TERKINI) - Pada musim panen ketiga tahun 2024 ini, petani ataupun pemilik lahan kembali menjalani tradisi mepe pari (menjemur padi), meskipun hanya memiliki sebidang kecil lahan. 

Berdasarkan Undang-undang Nomor 5 tahun 2017, disebutkan 10 objek pemajuan kebudayaan "Mepe Pari" masuk dalam pengetahuan dan teknologi tradisional yang usianya  sejak Masyarakat mempunyai pengetahuan tentang teknologi dan pengetahuan trasional dalam bercocok tanam padi.  

Saat saya masih kecil ingat saat itu padi umurnya 7 bulan dengan tinggi lebih dari 1,5 meter.  Sekarang 3  bulan sudah bisa panen.

Tradisi yang telah saya kenal sejak duduk di bangku SD ini tetap menjadi bagian dari kehidupan saya hingga sekarang. 

Dusun Krajan, Desa Sirnoboyo, Pacitan, tempat kelahiran yang sarat dengan kenangan masa kecil, selalu membawa ingatan akan suasana lumpur, panas, dan banjir yang dulu menjadi bagian dari keseharian.

Meski kini telah meraih gelar pendidikan yang lebih tinggi, saya meyakini pentingnya melestarikan nilai-nilai kearifan lokal. 

Tradisi seperti mepe pari bukan hanya sekadar rutinitas, tetapi juga cara sederhana untuk melatih fisik dan menjaga kebugaran tubuh. Dengan spontanitasnya, kegiatan ini mengingatkan kita untuk tetap terhubung dengan akar budaya dan alam sekitar.

Puji syukur kepada Allah SWT atas nikmat yang tak terhingga bagi saya dan keluarga kecil. Semoga keberkahan senantiasa dilimpahkan kepada keluarga, saudara, kerabat, sahabat, dan semua orang baik di sekitar kita. 

Tradisi ini menjadi simbol rasa syukur sekaligus pengingat akan pentingnya menghargai setiap anugerah dalam hidup. Pacitan dengan kondisi geografis sangat banyak lahan pertanian, perkebunan, serta kelautan yang sangat identik dengan Pacitan.  

Kegiatan mepe pari tak hanya sekadar tradisi, tetapi juga wujud nyata rasa syukur atas karunia yang diberikan. Tradisi ini mengajarkan kita untuk selalu menghargai setiap nikmat dalam kehidupan, baik yang besar maupun kecil. 

Melalui proses sederhana seperti menjemur padi, kita diajak untuk merenungkan pentingnya menjaga warisan budaya dan menjadikannya bagian dari keseharian.

Pacitan, dengan kekayaan geografisnya, dikenal memiliki banyak lahan pertanian, perkebunan, dan wilayah kelautan yang menjadi ciri khas daerah ini. Potensi alam yang melimpah menjadi sumber penghidupan utama bagi masyarakat lokal sekaligus cerminan harmoni antara manusia dan alam. 

Tradisi seperti mepe pari menggambarkan hubungan erat masyarakat Pacitan dengan tanah kelahiran mereka, di mana budaya agraris terus diwariskan dari generasi ke generasi. Apalagi  telah menjadi program ketahanan pangan yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo.

Selain sebagai bentuk aktivitas sehari-hari, tradisi ini juga menjadi simbol identitas budaya yang memperkuat ikatan komunitas. Pacitan tidak hanya dikenal karena keindahan alamnya, tetapi juga karena masyarakatnya yang menjunjung tinggi nilai-nilai tradisional.

Kegiatan mepe pari mengingatkan kita akan pentingnya mempertahankan kearifan lokal di tengah perkembangan zaman, sehingga Pacitan tetap menjadi tempat yang kaya akan warisan budaya dan semangat kebersamaan.

Sebagai petani dan nelayan

Lebih baru Lebih lama