MrJazsohanisharma

Wayang dan Warisan Cerita: Simbiosis Budaya yang Menyelimuti Jawa


BUDAYA - Sejak dahulu, hubungan yang sangat erat telah terjalin antara seni pertunjukan wayang dan kisah-kisah kuno di Tanah Jawa. Keduanya saling menyatu dalam denyut tradisi: berbagi sumber ilham, berbagi napas cerita. Wayang Purwa, misalnya, menampilkan kisah-kisah agung dari epos Hindu, seperti Mahabharata dan Ramayana.

Namun, cerita tak berhenti di sana. Bentuk-bentuk wayang lain seperti Wayang Gedog, Wayang Wong, dan Wayang Beber menjadi panggung bagi kisah sejarah, legenda para kesatria, dan dongeng Panji, tokoh pahlawan yang begitu dicintai dan dikagumi, khususnya oleh kaum perempuan. Panji bukan hanya seorang tokoh, tapi simbol romantisme dan kesetiaan dalam cerita rakyat.

Banyak orang asing yang terkejut saat mengetahui bahwa pulau Jawa bagian tengah, yang semestinya kaya akan folklor lisan, justru tampak "sunyi" dari tradisi tersebut secara terpisah. Namun kenyataannya, harta folklor itu telah larut dan tersembunyi di dalam repertoar wayang. Ia tak hilang melainkan menyamar, berkamuflase dalam nama-nama yang telah disanskritkan, dalam tokoh-tokoh yang seolah berasal dari dunia Mahabharata, padahal sejatinya berasal dari cerita rakyat lokal.

Nama-nama asli pun perlahan tergantikan. Tokoh-tokoh lokal diubah agar sesuai dengan karakter dalam kisah epos India. Tetapi di balik wajah Arjuna, mungkin tersembunyi kisah seorang pangeran dari tanah Jawa. Di balik nama Srikandi, bisa jadi berdetak kisah cinta seorang putri desa.

Inilah keindahan sekaligus teka-teki wayang: ia adalah panggung tempat budaya asing dan lokal menyatu, di mana Jawa tidak hanya menyerap, tetapi juga menyulap, memperkaya, dan memberi jiwanya sendiri. Wayang menjadi perahu memori, mengangkut warisan Jawa dalam bentuk yang bisa hidup lintas generasi—dengan semangat yang tak pernah padam.

Sumber: Indologenblad; orgaan van de Indologen-Vereeniging, Leiden, jrg 2, 1931, Deel: november-december, no. 10, 01-12-1931

Lebih baru Lebih lama