Menurut Jerry, aura politik dan kemampuan komunikasi Presiden Prabowo menjadi kekuatan utama dalam membangun diplomasi dan meraih kesepakatan penting di panggung global.
“Bayangkan, hampir 1–2 dekade kemitraan kita dengan Uni Eropa mengalami kebuntuan dan stagnasi. Namun, Prabowo mampu mengubah arah negosiasi menjadi positif. Salah satu pencapaian penting adalah keberhasilannya dalam menurunkan tarif perdagangan Indonesia menjadi 0 persen,” ujar Jerry.
Jerry juga membandingkan Prabowo dengan para pemimpin besar Indonesia terdahulu, mulai dari Bung Karno, BJ Habibie, Soeharto, hingga Susilo Bambang Yudhoyono. Ia menilai bahwa strategi negosiasi Prabowo memiliki pendekatan yang unik dan efektif, bahkan mampu melampaui preseden-preseden diplomasi sebelumnya.
Dalam hal hubungan bilateral dengan Amerika Serikat, Prabowo dinilai sukses menurunkan tarif impor Indonesia sebesar 13 persen, berkat kemampuan komunikasinya yang memikat, bahkan kepada sosok seperti Donald Trump.
“Prabowo memuji kepemimpinan Trump di forum internasional, menyebut Amerika sebagai negara luar biasa dan pemimpin dunia. Ini bukan sekadar basa-basi, tapi strategi komunikasi yang tepat sasaran — menunjukkan kemampuan membaca psikologi lawan bicara,” jelas Jerry.
Lebih lanjut, Jerry juga menyoroti keberhasilan Presiden Prabowo dalam menjalin kemitraan dengan Timur Tengah, khususnya dengan Arab Saudi, yang berkomitmen berinvestasi sebesar Rp437 triliun di Indonesia. Menurutnya, semua keberhasilan ini tak lepas dari tiga kunci utama:
-
Pengalaman internasional Prabowo yang luas dan panjang,
-
Kemampuan diplomasi tingkat tinggi,
-
Kemahiran berbahasa Inggris dan beberapa bahasa asing lainnya.