Situs Tugu Potlot, Jejak Misteri Pacitan yang Terlupakan

 

PACITAN TERKINI - Di tengah kesibukan aktivitas pemerintahan Kabupaten Pacitan, berdiri tegak sebuah bangunan sederhana setinggi kurang lebih 2,5 meter. Bentuknya unik, menyerupai pensil raksasa dengan ujung meruncing. Warga setempat menyebutnya Tugu Potlot—sebuah penanda sejarah yang hingga kini menyimpan cerita misteri dan filosofi mendalam.

Dari Kota Lama ke Kota Baru

Sejarah mencatat, pada abad ke-18 Masehi, Kabupaten Pacitan dipimpin oleh Adipati Kanjeng Joyoniman, atau yang lebih dikenal dengan Kanjeng Jimat. Saat itu, pusat pemerintahan berada di wilayah Nanggungan. Namun, daerah tersebut sering dilanda banjir sehingga dirasa kurang layak sebagai pusat kota.

Demi keberlangsungan pemerintahan sekaligus pembangunan wilayah, Kanjeng Jimat memutuskan untuk memindahkan pusat kota ke lokasi yang kini menjadi jantung Pacitan, tempat Kantor Bupati berdiri megah. Sebagai tetenger (penanda) monumental atas perpindahan tersebut, beliau mendirikan sebuah bangunan berbentuk unik—yang kelak dikenal dengan nama Situs Tugu Potlot.

Awalnya, bentuk bangunan tersebut bulat. Namun, oleh penerusnya, tugu itu disempurnakan menjadi berbentuk lurus, bersegi, dan meruncing ke atas, menyerupai alat tulis yang tak pernah lepas dari aktivitas manusia: pensil.

Filosofi Garis Lurus

Lebih dari sekadar bangunan, Tugu Potlot menyimpan makna filosofis. Menurut kepercayaan masa lalu, tugu ini adalah simbol garis lurus (poros/center) yang menghubungkan Laut Selatan hingga Gunung Jimatan, yang berdiri gagah di belakang Kantor Bupati Pacitan.

Tugu ini dipercaya memiliki daya supranatural yang menghubungkan bumi, langit, dan seluruh isinya. Tidak hanya itu, ia juga berfungsi sebagai titik nol Pacitan, menjadi penanda arah pengukuran dari barat, timur, utara, dan selatan Jawa.

Bagi masyarakat di masanya, Tugu Potlot bukan hanya sekadar monumen, melainkan simbol kekuatan spiritual sekaligus pusat orientasi pembangunan.

Saksi Bisu yang Terlupakan

Sayangnya, seiring perkembangan zaman, keberadaan Situs Tugu Potlot semakin terlupakan. Generasi muda Pacitan banyak yang tidak lagi mengenal sejarah tugu tersebut, apalagi memahami makna filosofis yang terkandung di dalamnya.

Padahal, di balik bentuknya yang sederhana, tugu ini adalah saksi sejarah perjalanan Pacitan dari masa kejayaan Kanjeng Jimat hingga era modern. Ia menjadi pengingat bahwa setiap pembangunan kota selalu berakar pada sejarah dan budaya masyarakatnya.

Pacitan Kota Misteri

Tidak berlebihan bila Pacitan kerap dijuluki sebagai “Kota Misteri.” Selain panorama alamnya yang memesona, Pacitan juga menyimpan banyak peninggalan sejarah yang sarat makna spiritual. Tugu Potlot adalah salah satunya—sebuah simbol yang mengikat masa lalu, masa kini, dan masa depan.

Kini, pertanyaan pentingnya adalah: apakah kita akan terus melupakan situs ini, atau justru merawatnya sebagai identitas sejarah Pacitan?

Karena sejatinya, setiap kota besar berdiri tegak di atas fondasi sejarahnya. Dan bagi Pacitan, Situs Tugu Potlot adalah salah satu penanda perjalanan itu.

Penulis: Amat Taufan

 "70-Mile Sea Paradise".

#pacitan
#prokopimpacitan
#pemkabpacitan
#pacitan70mileseaparadise

Lebih baru Lebih lama