PACITAN TERKINI - Bismillah. Salam Literasi Sejarah. Pacitan, kota di ujung barat daya Jawa Timur yang dikenal dengan keindahan alamnya, ternyata juga menyimpan kisah yang sarat misteri dan legenda tua. Dalam lintasan waktu, wilayah ini pernah dikenal sebagai Bumi Wengker, sebuah sebutan kuno yang muncul dalam Kitab Negara Kertagama pada abad ke-8 hingga ke-9 Masehi. Di masa itu, Wengker digambarkan sebagai tanah selatan Pulau Jawa yang angker, gelap, dan diselimuti kekuatan gaib.
Konon, Bumi Wengker dihuni oleh manusia raksasa yang gemar berburu dan memakan sesama manusia. Kawasan itu juga dikenal sebagai pusat kekuasaan makhluk halus—jin, peri perayangan, dan siluman—yang bersemayam di balik tabir kehidupan manusia. Tidak heran jika pepatah kuno menyebut,
“Jalmo moro, jalmo mati” — siapa yang datang, akan menemui ajal.
Namun di balik citra menyeramkan itu, justru di sanalah muncul kisah para resi dan alim ulama yang datang dari berbagai penjuru dunia. Mereka bukan sekadar mencari kedamaian hati, tetapi juga menaklukkan kegelapan batin dan mengubah energi negatif menjadi sumber spiritualitas.
Para tokoh sakti itu diyakini berasal dari luar Wengker, membawa ajaran lintas agama dan kebijaksanaan dari mancanegara. Mereka bertapa, bersemedi, dan berdoa di titik-titik tertentu di kawasan Wengker, membentuk pola geometris seperti pentagram atau segitiga raksasa, menyerupai piramida atau rumah limasan Jawa.
Pola ini dipercaya sebagai epicentrum energi gaib — sumbu keseimbangan antara bumi dan langit, antara dunia nyata dan alam bathin. Dalam keyakinan leluhur Jawa, garis-garis imajiner tersebut bukan sekadar simbol, tetapi bagian dari arsitektur kosmis untuk menjaga harmoni alam semesta atas kehendak Gusti Allah Sang Pencipta.
Bila ditarik garis lurus, titik-titik spiritual itu membentuk simbol gunung segitiga yang menghadap ke empat penjuru mata angin — utara, selatan, barat, dan timur. Gunung, dalam falsafah Jawa, bukan sekadar bentang alam, melainkan penjaga keseimbangan antara manusia, bumi, dan langit.
Dari situlah muncul keyakinan bahwa Bumi Jawa Wengker — atau Pacitan hari ini — merupakan tanah pilihan. Sebuah wilayah yang menyimpan pusat energi bathiniyah, tempat pertemuan kekuatan spiritual yang menjaga keselarasan hidup dan kehidupan di Pulau Jawa.
“Mugi Gusti Allah SWT paring berkahipun teng engsun, keluarga, rakyat lan penerusipun Kanjeng Nabi Muhammad Rasulullah.”
(Semoga Allah SWT memberikan keberkahan bagi diri kami, keluarga, rakyat, dan para penerus Nabi Muhammad SAW.)
Penulis: Amat Taufan