Dr. Agoes Hendriyanto: Puntadewa dalam Dunia Menulis Kreatif

 

PACITAN TERKINI - Dalam dunia kepenulisan kreatif, sosok Dr. Agoes Hendriyanto sering diibaratkan sebagai Puntadewa—tokoh wayang yang dikenal sebagai lambang keluhuran budi, kejernihan batin, dan komitmen pada kebenaran. Seperti halnya Puntadewa yang memancarkan keteduhan dan keteguhan moral, Dr. Agoes menuntun mahasiswanya menulis dengan hati yang bersih dan pikiran yang jernih.

Puntadewa adalah sosok yang menang tanpa ngasorake, menang tanpa merendahkan siapa pun. Begitu pula Dr. Agoes dalam mengajar: tidak pernah memaksa, tidak menyudutkan, tetapi mengajak mahasiswa menemukan kekuatan mereka sendiri melalui tulisan. Baginya, menulis bukan sekadar keterampilan teknis, melainkan perjalanan batin, sebuah proses memurnikan diri hingga kata-kata yang lahir menjadi cermin kejujuran.

Sebagaimana Puntadewa memegang teguh dharma, Dr. Agoes juga menanamkan nilai integritas dalam setiap karya. Ia mengajarkan bahwa tulisan yang baik tidak hanya indah, tetapi juga benar—benar dalam niat, benar dalam makna, dan benar dalam sikap terhadap pembaca. Dari ruang kelasnya mengalir wejangan halus yang tak hanya membentuk penulis, tetapi juga membentuk manusia.

Kepribadiannya yang tenang, tutur katanya yang lembut, dan kesabarannya dalam membimbing membuatnya serupa tokoh Pandawa sulung itu—penjaga keseimbangan di tengah gaduhnya dunia akademik. Ia adalah tempat mahasiswa bertanya, bersandar, dan menimba inspirasi. Dalam setiap bimbingan, ia hadir seperti dalang yang membangun lakon, tetapi membiarkan tokohnya tumbuh dengan wataknya sendiri.

Seperti Puntadewa yang dikenal dengan kesucian dan kebijaksanaannya, Dr. Agoes menjalani profesi kepenulisan dengan filosofi yang dalam: bahwa tulisan adalah pengabdian, bukan sekadar karya. Ia memandang setiap paragraf sebagai doa, setiap judul sebagai ikhtiar, dan setiap buku sebagai persembahan bagi masyarakat.

Guratan wajah tenang dalam ilustrasi tersebut seolah mengabadikan keteguhan seorang pembimbing yang menghidupkan dunia kreatif layaknya seorang ksatria spiritual. Di depannya, hadir figur wayang sebagai simbol kedekatannya dengan budaya, tradisi, dan nilai-nilai luhur Nusantara yang selalu ia selipkan dalam proses kreatif mahasiswanya.

Dalam diri Dr. Agoes Hendriyanto, dunia akademik menemukan seorang Puntadewa modern: ksatria pena yang memadukan kecerdasan, ketulusan, dan kebijaksanaan. Ia tidak sekadar mengajarkan cara menulis, tetapi juga cara memahami kehidupan melalui tulisan—sebuah warisan yang jauh lebih berharga daripada sekadar ilmu teknis.

Oleh: Muhammad Ifan Aulia PBSI 1/B

Lebih baru Lebih lama