PACITAN TERKINI - Di manakah kini orang-orang yang dahulu dipuja karena kekuasaannya? Ke mana perginya mereka yang dielu-elukan karena kepandaian, dan mereka yang disegani karena kekayaannya?
Pertanyaan-pertanyaan itu kerap muncul bukan di tengah gemerlap kehidupan, melainkan saat sunyi datang mengetuk kesadaran manusia. Ketika usia menua, tubuh melemah, dan jarak antara dunia dan keabadian semakin dekat.
Kekuasaan, betapapun kokohnya, sejatinya hanyalah titipan. Ia bisa membuat seseorang disegani, ditaati, bahkan ditakuti. Namun sejarah mencatat, singgasana tidak pernah abadi. Hari ini berkuasa, esok tinggal nama. Jabatan yang dulu dielu-elukan, akhirnya hanya menjadi catatan kecil di batu nisan.
Begitu pula kepandaian. Ilmu adalah cahaya, tetapi kesombongan kerap mengubahnya menjadi api yang membakar. Banyak manusia merasa tinggi karena gelar, merasa paling benar karena pengetahuan. Padahal di hadapan tanah kubur, tidak ada perdebatan, tidak ada argumen, tidak ada gelar yang bisa berbicara. Yang tersisa hanyalah amal dan jejak kebaikan.
Kekayaan pun demikian. Harta mampu membeli kenyamanan, namun tidak pernah bisa membeli keabadian. Rumah megah, kendaraan mewah, emas dan perhiasan—semuanya tertinggal. Tak satu pun ikut masuk ke liang lahat, kecuali kain kafan yang sederhana.
Di hadapan kematian, manusia sungguh tidak memiliki daya. Semua yang dibanggakan di dunia luruh tanpa suara. Kekuasaan tak bisa menyuap ajal, kepandaian tak mampu menawar waktu, dan kekayaan tak sanggup menunda takdir.
Lalu, apa yang seharusnya diperjuangkan?
Mungkin bukan seberapa tinggi kita berdiri, tetapi seberapa dalam kita merunduk. Bukan seberapa banyak yang kita miliki, melainkan seberapa besar manfaat yang kita tinggalkan. Karena pada akhirnya, dunia hanya persinggahan, dan kubur adalah pintu awal menuju pertanggungjawaban.
Di sanalah, kekuasaan diuji bukan oleh jabatan, kepandaian dinilai bukan oleh gelar, dan kekayaan ditakar bukan oleh jumlah—melainkan oleh keadilan, kerendahan hati, dan kebaikan yang pernah kita tebarkan semasa hidup.