PACITANTERKINI || Musim kemarau yang semakin meluas dan berkepanjangan di berbagai wilayah di Pacitan, Jawa Timur, telah berlangsung selama hampir 3 bulan terakhir. Dampak dari kemarau ini sangat dirasakan oleh masyarakat dan petani, menyebabkan krisis air di beberapa daerah, terutama di Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.
Penurunan curah hujan yang berlangsung selama hampir tiga bulan telah memberikan dampak serius pada para petani, yang menghadapi potensi gagal panen karena ketersediaan air yang sangat terbatas. Salah satu contohnya adalah petani padi, yang menghadapi kesulitan besar dalam mengairi sawah mereka karena aliran air dan sumber air bawah tanah semakin berkurang.
Seorang petani menyatakan bahwa dia harus menggunakan mesin diesel untuk mengeluarkan air dari sumurnya selama kurang lebih dua hari hanya untuk mengairi sawah.
Banyak petani lainnya juga menghadapi situasi yang sama dan menggunakan mesin diesel untuk menjaga pertanian mereka tetap terhidrasi. Akibat penggunaan air yang berlebihan, beberapa sumur mengalami penurunan tingkat air yang signifikan.
Sejumlah petani telah mengalami kegagalan panen, seperti Suroto, Jum'at (3/11/2023) yang melihat sawahnya mengering total dan tanaman padinya gagal tumbuh. Dia terpaksa memangkas tanamannya karena tidak ada lagi aliran air yang tersedia dan kondisi cuaca semakin buruk. Kemarau saat ini telah menciptakan dampak serius, terutama dengan cuaca ekstrim yang semakin memperparah situasi. (Laily NR)