MrJazsohanisharma

"Citus Sadel atau Pelana Kuda Wiranti" Donorojo, Pacitan

PACITANTERKINI || Citus Sadel atau Pelana Kuda Wiranti merupakan inovasi yang muncul sekitar abad ke-13 hingga ke-14 Masehi, saat Kerajaan Wiranti, yang juga dikenal sebagai Kalak atau Donorojo, berada di puncak kejayaannya dengan Raja Prawiro Yudho atau Raja Panji sebagai penguasa di ibu kotanya, Kota Kalak. Pada masa itu, masalah muncul terkait kerusakan pada pelana kuda yang terbuat dari kulit, yang membawa kuda dari Kerajaan Majapahit hingga ke Kota Kalak.

Kondisi hutan yang lebat di sebagian wilayah kerajaan memaksa Raja Wiranti untuk mencari solusi cerdas. Ide untuk mengganti bahan dasar pelana kuda dari kulit hewan menjadi kayu, yang tersedia melimpah di wilayahnya, pun muncul. Dengan demikian, diciptakanlah Pelana Kuda atau Sadel Kuda yang terbuat dari kayu yang dapat ditempatkan di atas punggung kuda.

Citus Pelana Kuda Wiranti menjadi terkenal dan berkembang pesat pada zamannya, hingga akhirnya kerajaan Wiranti, yang mayoritas penduduknya beragama Hindu, ditaklukkan oleh Kerajaan Demak Bintoro dan sekutunya di wilayah Gegeran, Pacitan. Pelana Kuda tersebut menjadi saksi bisu dalam sejarah, menandakan bahwa masyarakat Kerajaan Wiranti sudah memiliki budaya memelihara kuda, terutama untuk prajurit berkuda.

Pelana Kuda Wiranti memiliki berat sekitar 1,5 Kg dan dirancang khusus untuk kuda lokal Jawa pada masa itu, terutama untuk pasukan berkuda dalam pertempuran. Keberadaannya memiliki aura mistik bagi mereka yang menungganginya. Pemiliknya sering merasa tidak nyaman memiliki pelana tersebut, bahkan jika mereka berasal dari keturunan pemilik sebelumnya. Akhirnya, barang ini diserahkan ke Museum Song Terus di Punung, Pacitan.

Citus ini merupakan bukti tak terbantahkan dari sejarah Kerajaan Wiranti atau Kalak (Donorojo, Pacitan), yang menceritakan inovasi dan peran penting kayu dalam transportasi kuda pada zamannya.

Penulis: Amat Taufan

Lebih baru Lebih lama