Sejarah dan Kelangsungan Permainan Sepak Bola Api Brojo Geni di Pondok Pesantren Tremas, Pacitan

PACITANTERKINI || Pada abad ke-18 Masehi, saat Pondok Pesantren Tremas di Pacitan baru berdiri, muncul sebuah permainan yang disebut Sepak Bola Api Brojo Geni. Permainan ini dimainkan oleh para santri pada hari-hari tertentu yang dianggap istimewa atau sakral, ketika tidak ada acara di pondok pesantren. Sebelum bermain, para pemain membaca ritual khusus yang memberikan perlindungan sehingga mereka tidak merasakan panas dari bola api yang mereka mainkan.

Bola yang digunakan dalam permainan ini terbuat dari buah kelapa tua yang dikupas kulitnya dan direndam dalam minyak tanah untuk waktu yang cukup lama sehingga minyak meresap ke dalam buah kelapa. Permainan ini sangat populer pada masanya, dengan banyaknya penonton dari kalangan santri maupun masyarakat sekitarnya.

Hingga saat ini, tradisi permainan Sepak Bola Api Brojo Geni masih lestari dan dilestarikan oleh lingkungan Pondok Pesantren Tremas, yang terletak di Desa Tremas, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Tradisi ini menjadi bagian dari warisan budaya dan sejarah yang dijaga dengan baik oleh masyarakat setempat sebagai bagian dari identitas mereka.

Brojo Geni, sebuah permainan tradisional yang hidup dan lestari di Pondok Tremas, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, memiliki sejarah panjang yang tidak terlepas dari peran Pondok Tremas dalam pengembangan Islam di Nusantara. Kyai Abdul Manan, pendiri Pondok Tremas, memperkenalkan permainan Brojo Geni saat pondok tersebut masih berada di Nanggungan sebelum tahun 1830 sebelum pindah ke Desa Tremas. Letak yang terpencil dari perkotaan mendorong Kyai Abdul Manan untuk menciptakan olahraga tradisional yang menarik, yang pada akhirnya dipilihlah Brojo Geni sebagai permainan yang diajarkan di Pondok Pesantren.

 Brojo Geni bukan hanya sekadar permainan olahraga, tetapi juga berperan sebagai media dakwah untuk menyebarkan Islam, terutama di wilayah Pacitan. Popularitas Brojo Geni pada abad ke-19 membuatnya efektif sebagai alat dakwah, karena minat yang besar dari masyarakat ketika ada pertandingan sepakbola api Brojo Geni. 

Keberadaan permainan ini memberikan pengaruh yang positif terhadap minat masyarakat dalam mempelajari Islam, karena mereka percaya bahwa pemain Brojo Geni adalah orang yang mendapat karunia dari Allah.Brojo Geni juga memiliki nilai-nilai luhur yang diajarkan kepada pemainnya. Simbol api dalam permainan ini mengajarkan manusia untuk mengendalikan sifat jahat dan godaan setan yang menyesatkan. Selain itu, permainan ini juga mengajarkan pentingnya kebaikan dan kerjasama tim, serta mengingatkan manusia untuk selalu mengendalikan hawa nafsu dan tetap rendah hati.

Sebelum memulai permainan, pemain Brojo Geni di Pondok Tremas melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan olah jiwa dan rohani, seperti riyadhoh, ngebleng, dzikir/wirid, dan kungkum. Hal ini sebagai bentuk penanaman pemahaman bahwa sisi rohani manusia harus lebih diutamakan daripada hal-hal materi.

 Brojo Geni juga berperan dalam meningkatkan kerjasama tim, nilai-nilai saling membantu, saling hormat, dan pentingnya introspeksi diri. Permainan ini juga sebagai media untuk meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, dengan simbolisasi puasa sebelum memulai permainan dan pengendalian nafsu melalui bola api yang selalu menyala.

Permainan olahraga tradisonal Brojogeni Tremas yang merupakan WBTB Indonesia, sebagai sarana dalam membentuk karakter dan nilai religiusitas serta sportifitas dalam kehidupan.  

Penulis: Amat Taufan  and M Rafid

Editor : Hendriyanto 

Lebih baru Lebih lama