PACITAN TERKINI || Dalam sejarah Pacitan, yang dikenal sebagai Kota Misteri, terdapat kisah menarik mengenai tanaman kembang puring yang berasal dari Abad ke-13 hingga ke-14 Masehi. Pada masa itu, Kerajaan Wiranti atau Kalak (Donorojo/Pacitan) berkuasa di pesisir selatan Jawa bagian barat, menggantikan tahta Kerajaan Majapahit yang telah runtuh.
Permaisuri kerajaan, Dewi Sekartaji atau Dewi Suryo, dikenal juga dengan nama Dewi Ratu Kencono Wungu atau Dadung Mlati, mencari tanaman hias yang bisa memperindah lingkungan sekitar kerajaannya.
Beliau menemukan tanaman berwarna-warni yang indah di pekarangan rakyatnya dan memutuskan untuk menanamnya di taman sari sebagai pagar hidup. Tanaman ini kemudian diberi nama "Puring". Nama ini diambil dari kalimat "Peparing Gusti", yang berarti "pemberian dari Tuhan". Filosofi ini mengajarkan bahwa segala sesuatu di dunia, baik kebahagiaan maupun kesedihan, adalah anugerah dari Sang Maha Pencipta yang harus diterima dengan lapang dada.
Saat ini, tanaman puring mulai jarang ditemukan. Dulu, tanaman ini sering ditanam di sekitar pagar rumah untuk menciptakan suasana yang asri dan cantik, serta di area pemakaman sebagai simbol sakral. Meski saat ini puring kurang umum, keberadaannya di pemakaman umum dan keluarga masih menunjukkan status sakral tempat tersebut.
Cerita ini tidak hanya menggambarkan kekayaan sejarah dan budaya Pacitan, tetapi juga menekankan pentingnya melestarikan nilai-nilai dan tradisi lokal yang telah diwariskan turun-temurun.
Penulis: Amat Taufan