Jejak Kasih: Inspirasi dalam Setiap Langkah Hidupku

 Oleh:  Agoes Hendriyanto

Mentari menyinari bumi dengan sapaan kelembutan membangunkan kami pada jam 03.00 WIB.  Kami sholat tahajut malam dan tak lupa membangunkan jagoanku agar melaksanakan sholat tahajut.  Malam tahun baru sebagai langkah awal kami utnuk memulai tahun ini, dengan doa dan harapan  akan lebih baik lagi dibandingkan dengan tahun sebelumnya.  

Langkah kami bertiga menuju mushola di dekat rumah kami seperti biasa menjelang shubuh.  Sepeda revo tahun 2010 dan beat  tahun 2012 menemani kami bertiga ke mushola.  Jaraknya dari rumah 1 km. Tak terasa kaki ini menginjak di mushola tempat kami bersujud  kepada sang pencipta Langit dan Bumi, Sang Penjaga Alam raya, dengan seluruh kekuatan-Nya aku bersimpuh.  Aku berdoa agar kami kelak dipertemukan kembali di Syurga dengan keabadian.  

Perjalanan hidup seorang  penuh dengan lika-liku kehidupan.  Banyak sekali kerikil dalam perjalanan namun tak membuat jatuh tersungkur.  Allah SWT sangat mencintai makhluk yang senantiasa percaya pada takdir. Saya dan isteriku tercinta telah menjalin janji suci pernikahan tahun 1999. Saya dipertemukan dengan isteriku yang telah melahirkan jagoan kecilku Rafid dan Doni. 

Aku: "Bu, setiap kali aku bangun tahajud, rasanya aku selalu bersyukur bisa melihatmu membimbing anak-anak dengan penuh kasih. Dari dulu sampai sekarang, perhatianmu tak pernah berubah."

Istri: tersenyum lembut "Alhamdulillah, Pak. Tugas kita sebagai orang tua ya memang begitu. Aku cuma ingin Rafid dan Doni tumbuh dengan iman yang kuat. Mereka adalah amanah dari Allah, jadi kita harus selalu memberi yang terbaik buat mereka."

Aku: "Benar, Bu. Setiap tahajud, aku selalu berdoa supaya kita diberi kekuatan menjaga mereka. Harapanku, kelak mereka bisa menjadi anak-anak yang bermanfaat untuk keluarga dan orang sekitar."

Istri: "Aamiin, Pak. Dan aku juga berharap semoga kita tetap istiqomah. Hidup itu penuh ujian, tapi kalau kita selalu ingat Allah, insyaAllah kita bisa melewati semuanya."

Aku: "Kamu benar, Bu. Aku ingat bagaimana saat awal menikah dulu, kita berdua masih mencari-cari jalan terbaik, meski dalam keadaan terbatas. Allah selalu memberi rezeki dari arah yang tak terduga. Aku masih ingat saat pertama kali kita mendirikan bengkel. Pelanggan mulai berdatangan sedikit demi sedikit."

Istri: "Iya, Pak. Kadang aku merasa heran, meskipun uang kita tidak banyak, tetapi kita selalu cukup. Allah selalu memberi kecukupan buat kita, dan itulah yang aku syukuri setiap hari."

Aku: "Aku juga bersyukur, Bu. Tidak hanya kecukupan, tetapi juga kedamaian dalam hati. Bersama anak-anak, setiap langkah mereka ke mushola selalu jadi momen yang bikin aku merasa hidup kita punya makna yang dalam."

Istri: tersenyum haru "Iya, Pak. Doa terbesar kita, semoga Allah meridhoi kita, dan kelak mempertemukan kita lagi di syurga. Kalau Allah bersama kita, insyaAllah kita bisa menjalani semuanya dengan lapang dada."

Aku: "Aamiin, Bu. Mari kita jaga terus niat kita, jalani hidup dengan penuh syukur. Setiap usaha, doa, dan kasih sayang kita pada anak-anak, semoga menjadi pahala yang mengalir terus untuk kita."

Istri: "Aamiin ya Rabb. Terima kasih sudah menjadi suami dan ayah yang hebat buat keluarga kita, Pak."

Aku: tersenyum penuh rasa syukur "Dan terima kasih juga sudah jadi pelengkap dan teman setia. InsyaAllah, perjalanan kita masih panjang, dan aku bersyukur bisa menjalaninya denganmu, Bu.

Cerita berawal dari desa yang saat itu masih sepi dengan kendaraan sepeda motor dan mobil yang masih jarang saat itu.  Kereta kuda atau Dokar menghiasi jalan kecamatan dan desa.  Saat menikah saya memutuskan untuk membuka usaha bengkel sepeda motor dengan nama Rafid Motor artinya bengkel yang siap membantu warga.  

Saya dan isteriku  tercinta dengan keteguhan dan percaya bahwa rejeki Allah SWT yang mengatur.  Isteriku yang selalu penuh perhatian, mulai dari membangunkan tahajud dini hari hingga mengantar ke sekolah dengan penuh keikhlasan. Keseharian penuh kebersamaan ini mengajarkan nilai-nilai berharga yang masih teringat saat sang anak mulai menginjak dewasa, menghadapi tantangan dan kesibukan baru, termasuk masa kuliah.

Kami merasakan bahwa hidup ini tidak ada artinya jika kami tidak selalu ingat kepada Allah SWT.  Kalimat tersebut aku tanamkan berdua dengan isteri kami tercinta kepada kedua jagoanku. Aku berharap dengan Ridho Ilahi, semoga kami nantinya akan diberi kemuahan untuk bertemu dan membuat moment-moment kebersamaan kami. Kebersamaan bersama keluarga kecilku membuat hati ini terasa bahagia.  

Setiap pagi, langkah kami bertiga menuju mushola menjadi ritual yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Dengan sepeda Revo tahun 2010 dan Beat tahun 2012, kami berangkat dengan semangat, menyusuri jalanan yang membentang sejauh satu kilometer dari rumah kami. Di mushola yang sederhana, kami bersujud kepada Sang Pencipta, memohon berkah dan petunjuk-Nya. Dalam heningnya malam, aku berdoa agar kelak kami semua dipertemukan kembali di Syurga, dalam keabadian yang penuh cinta.

Kesadaran akan arti hidup selalu terpatri dalam hati kami. Bersama istri tercinta, kami menanamkan nilai-nilai spiritual kepada kedua jagoanku, agar mereka tumbuh menjadi pribadi yang tidak hanya sukses di dunia, tetapi juga mendalami agama dan iman. Kami selalu berusaha mengingat bahwa hidup ini tidak ada artinya jika kita jauh dari Allah SWT. Dalam setiap doaku, aku berharap agar kebersamaan kami sebagai keluarga kecil ini senantiasa diberkahi, memberi kami kebahagiaan dan keharmonisan.

Melihat jagoanku kecil yang kini telah tumbuh menjadi remaja membuat hatiku bergetar. Dalam setiap detik yang berlalu, kami tidak henti-hentinya mengucapkan dzikir, “Ya Allah Ya Rabbi, jangan Engkau cabut nikmat dari keluarga kami.” Dengan sepenuh hati, aku berkomitmen untuk menjaga dan mendidik mereka agar menjadi kekasih Allah. Doa kami setiap malam berisikan harapan bahwa jagoanku akan menjadi jagoan yang bisa dibanggakan, tidak hanya bagi keluarga tetapi juga bagi agama dan negara.

Setelah 24 tahun merajut mahligai rumah tangga bersama istri yang setia menemani dalam suka dan duka, perjalanan hidupku memang penuh liku. Walaupun profesiku hanya seorang montir sepeda motor yang aku dirikan sejak tahun 1995, aku tetap bersyukur. Aku adalah seorang sarjana pertanian lulusan Universitas Brawijaya Malang, dan meski perjalanan karierku tidak sesuai rencana, aku percaya bahwa setiap usaha yang dilakukan dengan ketulusan akan membuahkan hasil yang baik di masa depan.

Kisahku adalah cerminan dari kerja keras dan keteguhan hati. Walaupun jalanku berliku, keyakinanku untuk berwirausaha dan berusaha memberikan yang terbaik bagi keluargaku tidak akan pernah pudar. Setiap tetes keringat dan setiap doa adalah bagian dari ikhtiar kami untuk mencapai impian dan membangun masa depan yang lebih baik. Dalam kebersamaan, kami saling mendukung dan menguatkan, mengingatkan satu sama lain bahwa dengan kepercayaan kepada Allah, tidak ada yang tidak mungkin.

Melihat jagoanku kecil kini telah tumbuh menjadi seorang remaja, bahkan kini telah menyandang gelar Sarjana Teknik Sipil dan jagoanku satunya masih berjuang semester akhir Teknik Industri.  Dalam hati kami tiada henti-hentinya berdzikir “Ya Allah Ya Rabbi Jangan Engkau cabut nikmat dari keluarga kami, Aku berjanji dalam sepenuh hati untuk senantiasa menjaga hati ini sehingga keluarga kecilku menjadi kekasih-Mu.

Doa dan harapan keluarga kecilku  mudah-mudahan jagoanku benar-benar menjadi jagoan harapan kami, keluarga, agama dan negara. Tak terasa aku telah  23  tahun merajut maghligai Rumah tangga dengan isteriku yang selalu menemaniku baik dalam suka dan duka. Dalam waktu itu dengan tabah saat diriku hanya menjadi montir sepeda motor yang aku dirikan sejak tahun 1995 tahun yang lalu.   

Aku sebenarnya seorang sarjana Pertanian dari lulusan Perguruan Tinggi ternama di Indonesia yang menjadi Pergurruan Tinggi Ternama Republik ini yaitu sekarang berganti nama dengan “UB”Universitas Brawijaya Malang.  Setelah lulus 1995 aku memutuskan untuk berwiraswata.  Aku percaya bahwa manusia kalau berusaha akan memberikan hasil dikemudian hari pada saatnya nanti.

Manusia ada masanya” ada masa sulit pasti di depan sana ada masa yang penuh harapan dengan syarat: kerja keras, berdoa.  Keyakinan itu senantiasa terpatri dalam diriku apalagi aku didampingi oleh isteriku tercinta kalau aku bilang bidadariku. 

Aku: "Bu, pernah nggak kamu berpikir dulu kalau hidup kita bakal seperti sekarang? Maksudku, setelah semua liku-liku yang kita lewati dari awal pernikahan?"

Istri: tersenyum lembut "Tentu saja nggak, Pak. Tapi dari awal aku sudah yakin, apapun jalannya, asalkan kita berusaha dan nggak pernah lupa berdoa, pasti ada jalannya. Sekarang lihat saja, walaupun mungkin nggak selalu sesuai rencana, Allah kasih kita banyak nikmat, ya kan?"

Aku: "Iya, Bu. Dulu, aku sendiri nggak pernah menyangka akan berakhir jadi montir sepeda motor. Tapi ternyata, jalan ini juga yang bisa menghidupi keluarga kita selama ini, bahkan bisa bikin anak-anak kuliah."

Istri: "Dan aku bangga sama kamu, Pak. Dari awal aku tahu, kamu punya keteguhan hati dan kerja keras. Meskipun gelar sarjana pertanian nggak kita pakai untuk bidang yang sesuai, tapi kamu nggak pernah menyerah buat keluarga kita."

Aku: "Alhamdulillah, Bu. Mungkin inilah jalan terbaik dari Allah buat kita. Aku lihat jagoan kita sekarang sudah tumbuh besar, satu bahkan sudah jadi sarjana teknik sipil, yang satu lagi sedang berjuang di Teknik Industri. Ada rasa syukur yang nggak bisa diungkapkan dengan kata-kata, Bu."

Istri: "Aamiin. Setiap hari aku doakan mereka jadi anak-anak yang bermanfaat. Mudah-mudahan apa yang kita ajarkan bisa jadi bekal mereka. Semoga Allah meridhoi ikhtiar kita."

Aku: "Aku juga berharap mereka tetap rendah hati dan selalu ingat asal-usul. Setiap hari, aku bersyukur punya keluarga yang mendukung, dan istri yang selalu ada di sampingku, baik suka maupun duka."

Istri: menyentuh bahuku dengan lembut "Begitu juga aku, Pak. Hidup memang nggak pernah mudah, tapi kalau kita bersama dan selalu ingat Allah, insyaAllah semua terasa lebih ringan. Sekarang, kita tinggal teruskan berdoa dan menguatkan mereka."

Aku: "Betul, Bu. Setiap tetes keringat dan usaha ini, semoga jadi berkah. Dan aku janji, aku akan selalu jaga keluarga kita sebaik mungkin."

Istri: "Aamiin, Pak. Semoga Allah selalu memberkahi keluarga kecil kita dan menjaga kita semua."

Aku: tersenyum sambil menggenggam tangannya "Terima kasih sudah menjadi bidadariku di setiap langkah. Perjalanan kita masih panjang, Bu, dan aku bersyukur bisa melaluinya bersamamu."

 Aku juga punya calon permata yang telah gugur dalam kandungan isteriku bulan Juli 2015.  Jika Allah SWT mengijinkan saat itu usianya 9 tahun. bulan yang lalu.  Kalau tidak meninggal dalam kandungan mungkin bulan Januari 2016 keluarga kecilku akan bertambah satu anggota keluarga baru.  Namun Allah SWT berkehendak lain.  Calon janin dalam rahim isteriku di kuret pada bulan Juli tahun 2015 lalu.  

Peristiwa tersebut aku bersama jagoanku yang besar yang menemani istreiku di Rumah sakit Bersalin di Wonogiri.  Dengan demikian banyak sekali kenangan dengan Kabupaten Wonogiri.  Entah mengapa dalam hati kami selalu dekat dengan tetangga kabupaten sebelah mungkin banyaknya kesamaan budaya dan adat istiadat anata kedua daerah tersebut.

Wonogiri 20 tahun yang lalu aku sebenarnya pernah menginjakkan kaki berwisata dengan mengajak kedua jagoanku.  Kami juga ulangi moment berempat dengan keluarga kecilku sebelum adanya Covid-19 yakni pada akhir 2018 di Kota Batu, Malang. 

Awal tahun 2016, banyak yang aku rasakan perbedaan sekarang dengan yang lampau.  Semuanya sudah berubah yang menjaga waduk Gajah Mungkur, parkirannya sudah luas, penjualnya banyak sekali, namun terasa sekarang ini kami menikmati bagaimana kebahaiaan kami sebagai keluarga kecilku.  Aku ditemani dengan keponakanku yang cantik dan mertua dari ibu isteri kami menemanimelihat perkembangan dari para jagoanku. Mungkin 2024 ini dengan adanya revitalisasi mungkin lebih baik dan bersih dengan wahana yang banyak.  Wahana Water Boom yang tahun 2016 masih digunakan sekarang sudah tidak digunakan.

Pada saat dalam renunganku aku terbayang bagaimana kami memulai usaha kami sudah berlangsung 24 tahun lamanya dalam perjalanan banyak sekali hambatan dan rintangan terutama berhubungan dengan modal usaha kami.  Namu saat Covid-19 tidak bisa untuk bertahan dan untuk sementara menghentikan usaha.  Namun saya juga berniat untuk mengembangkan usaha sebagai jurnalis dengan mendirikan media Prabangkaranews.com.

Usaha kami modal dasarnya adalah keyakinan yang besar terhadap Tuhan Yang Maha Kaya, Maha Kuasa pemilik seluruh Alam Raya bahwa jika kita berusaha Insya Allah akan diwujudkan seluruh angan-angan dan cita-cita kita. Bukan berarti setiap usaha kita akan selalu berhasil.  Namun dibalik usaha yang kita lakukan dengan Ikhlas dan hanya mencari Ridho Allah SWt Insyaallah akan mudah mewujudkan cita-cita hidup ini. 

Tahun 2006  saya memberanikan diri untuk jadi dosen perguruan tinggi swasta di Pacitan.  Namun itu juga penuh dengan cibiran.  Banyak yang menyangsikan kemampuanku.  Maklum bukan dari jurusan pendidikan.  Namun itu semua bukan menjadi halangan.  Walaupun dalam perjalanan hampir 16 tahun menjadi dosen banyak sekali orang yang tidak suka.  Sayya tak pedulikan itu untuk terus meningkatkan kemampuanku salah satunya tahun 2012 saya lulus S2 jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra INdonesia.  Itupan belum membuatku diterima di Perguruan tinggi tersebut,  Saya terus berbuat dengan lulus S3 di Universitas Sebelas Maret dengan lulus Cumlaude wisuda April 2023.

Saya terus bertekad untuk terus berjuang dan ingin diterima dan akan mengabdikan diri pada perguruan tinggi swasta di Pacitan.  Ingin membalikan persepsi kepada saya selama 18 tahun lamanya.  Allah SWT  semoga mengabulkan doa-doaku.  

Isteriku yang menjadi pendamping hidupku senantiasa memberikan motivasi dan spirit bagi perjuangan hidupku ke depan.  Tahun pertama pernikahanku tidak semudah yang aku bayangkan. Aku dan istriku mandiri sudah tidak satu rumah dengan orang tua kami berdua.  Alhamdulillah kami telah disediakan rumah oleh orang tuaku.  Jerih payah orang tuaku aku bayar dengan kemandirian setelah tahun 1999 kami menikah.  Pada bulan Oktober1999 lahirlah anak kami Rafid Musyafaa’ dan tiga tahun tepatnya bulan Desember 2003 lahirah anak kami kedua.

Selain itu juga kami mulai berpikir untuk masa depan jagoanku laki-laki yang merupakan buah perkawinan kami dengan isteri tercinta kami.  Setiap malam aku merenung untuk mencari penghasilan lainnya selain dari bengkel.  Kami berdoa pada Ilahi siang dan malam agar diberi kemudahan.  Aku sanantiasa selalu berharap suatu saat nanti aku bisa membelikan kebutuhan keluarga kecilku.  Banyak sekali usaha yang aku coba dari menjadi Pendamping Desa, masuk partai, pernah mencoba untuk jadil wakil rakyat namun gagal, menjadi ketua BPD Desa Sirnoboyo, serta berjuang dan terus berjuang untuk gapai impian.

Namun usaha itu merupakan proses yang harus aku lalui dengan lika-liku kehidupan.  Hal itulah yang jadikan aku seperti sekarang ini.  Semua harus aku lalui dengan harapan untuk masa depan lebih cemerlang. 

Aku: "Bu, kamu ingat nggak waktu kita pertama kali merintis usaha 24 tahun yang lalu? Modal kita cuma keyakinan dan doa. Tapi, entah kenapa, rasanya keyakinan itu sudah cukup membuat kita kuat sampai sekarang."

Istri: tersenyum lembut "Iya, Pak. Aku selalu ingat saat-saat itu. Kita berjuang bukan cuma untuk hari ini, tapi untuk masa depan anak-anak kita. Dan aku bangga sama kamu, di tengah segala hambatan, kamu tetap berusaha dan nggak pernah berhenti."

Aku: "Kadang aku masih terbayang masa-masa sulit saat Covid-19. Rasanya berat sekali harus menghentikan usaha kita. Tapi di situ juga aku merasa terdorong untuk mencoba sesuatu yang baru, Bu. Itulah kenapa aku ingin membangun media Prabangkaranews.com. Aku pikir, kalau nggak bisa maju di satu jalan, kita coba jalan yang lain."

Istri: "Kamu selalu punya semangat yang luar biasa, Pak. Dan aku selalu ada di sini buat mendukung apapun usahamu. Menjadi jurnalis dan mendirikan media online memang bukan hal yang mudah, tapi aku tahu kamu punya tekad yang kuat."

Aku: "Alhamdulillah, Bu. Di tengah jalan itu juga, aku terpanggil buat jadi dosen. Walaupun aku tahu bukan dari jurusan pendidikan, aku merasa ini cara lain untuk mengabdi. Kamu tahu kan, berapa banyak orang yang meragukan kemampuanku saat itu?"

Istri: "Aku tahu, Pak. Tapi kamu nggak pernah menyerah, malah terus belajar dan berusaha menunjukkan kalau kamu bisa. Lulus S2, lalu S3 dengan predikat cumlaude, itu semua bukti kalau kamu nggak main-main. Kamu pantas untuk dihargai."

Aku: "Iya, Bu. Mungkin memang jalanku nggak selalu mudah. Tapi aku tetap bertekad untuk mengabdi di perguruan tinggi ini, apapun yang terjadi. Aku ingin membalikkan pandangan orang-orang yang dulu meremehkanku dan menunjukkan bahwa aku punya dedikasi untuk ini."

Istri: menggenggam tanganku erat "Kamu pasti bisa, Pak. Semua yang kamu lakukan selama 18 tahun ini adalah bukti perjuangan yang nyata. Aku percaya Allah mendengar doa kita dan InsyaAllah semua ikhtiar dan usaha yang kita lakukan akan membuahkan hasil."

Aku: "Terima kasih, Bu. Dukunganmu berarti segalanya bagiku. Kita mungkin masih harus melewati rintangan, tapi selama kita bersama, aku yakin kita bisa melaluinya."

Istri: "Aamiin. Kita terus berusaha dan berserah diri pada Allah. Semoga apa yang kita impikan untuk keluarga dan masa depan ini diberkahi dan diwujudkan."

Sekarang ini aku berprofesi sebagai dosen walaupun dosen PTS di kota kelahiranku Pacitan.  Dosen profesi yang menurut aku sangat baik untuk menularkan ilmu kami yang aku dapat selama ini baik dari kuliah maupun dari pengalaman hidup.  Pengetahuan dan pengalaman menjadi satu ramuan ilmu bagi manusia yang pengin menuju kebahagiaan lahir dan batin.  Manusia berhak memilih antara kebahagian atau kekayaan. 

Kedua sifat keberhasilan tadi tidak mudah untuk menyetukan karena perbedaan prinsip yang sangat tajam.  Materialisme atau biasa disebut dengan kekayaan wujudnya tampak jelas dapat dihitung dengan angka satu, tiga, dan seterusnya.  Kekayaan yang berupa benda dapat dilihat oleh orang lain sehingga akan menimbulkan penyakit hati seperti iri, dengki, takabur, sombong dan sebagainya.  Namun untuk kebahagiaan tidak berwujud yang merupakan benda abstrak orang lain pasti tidak tahu sehingga orang yang bahagia tidak akan mungkin menimbulkan penyakit hati baik bagi dirinya maupun orang lain.

Memang perbedan prinsip tersebut sulit untuk menyatukan.  Seringkali orang yang kaya sombong, angkuh dan memandang remeh bagi orang yang secara bentuknya jelek, tidak cantik bahkan tidak punya rumah ataupun tiidak punya kendaraan.  Mereka menghormati seseorang karena hartanya, tahtanya dan karena isterinya yang cantik, molek dan sebagainya yang menurut pandangan mata mereka sempurna.  Kalau kita boleh meminjam kata antara substansi dan esensi suatu hakikat suatu barang atau benda atau manusia sangat ditentukan oleh substansinya” pandangan materialisme

Lama memang orang untuk menuju sukses lahir dan batin membutuhkan perjuangan minimal 20 tahun lamannya.  Isteriku pernah bilang bahwa puncak kesuksesan seorang laki-laki dimulai pada usia sekitar 40 tahun lebih.  Jika pada usia tersebut trend nya sudah mencapai itu tiggal kita menunggu untuk menuju kesuksesan lainnya.  Namun janga sampa kita melupakan dibalik itu semuanya karena ijin_Nya.

Mendidik Jagoanku Menjadi Orang yang Berguna

Sejak anak-anak kecil seringkali untuk mengajak dengan sepeda motor Shogun untuk hanya sekadar jalan-jalan.  Dono dan Afid mainan yang disukai saat itu sepeda motor dan mobil-mobilan listrik  di laun-alun timur Pacitan.  Seringkali rasa kecewa dari wajah anak kami.  Aku juga merasakan bahwa pada saat itu aku dan iteriku selalu melarang untuk membeli barang kesukaannya. 

Aku ingat waktu dulu isteriku melarang jagoanku untuk membeli barang.  Karena tidak punya uang.  Ingat ssaat Idul Fitri saat H-1 belum membeli baju untuk lebaran.  Alhamdulillah Allah SWT memberikan rejeki sehingga kami bisa beli baju hari raya yang aku beli di Alun-alun Pacitan. Maklum saat itu hanya tergantung pada usaha bengkel motor.  Atau montir motor yang hanya ngumpulkan uang ribuan terkadang puluan ribu. 

Doni; ” Ma beli itu yaa ma..."

Isteriku:" waduh dik nggak usah.....” 

Jagoanku akhirnya mengurungkan niatnya untuk membeli barang kesukaannya.  Isteriku mengajak ke mainan yang harganya agak terjangkau.  Akhirnya bisa beli barang itu.  keesokan harinnya sehabis sekolah barang mainan tadi oleh jagoanku dijual kembali kepada teman-temannya di SDIT.

Pulang sekolah  jagoan kecilku tidak nampak kekecewaan dari wajahnya.  Sorot wajahnya menmpakan kebahagiaan karena barang yang mereka inginkan semuanya walaupun dengan harga yang tidak terlalu tinggi namun kualitasnya bagus tercapai. Bahkan bisa dijual kembali kepada teman-temannya di sekolah.  Memang jiwa kewirausahaan kedua jagoanku sudah nampak saat kecil.  Mudah-mudahan jadi pengusaha yang sukses dan dermawan.  Amiin YRA

Aku: "Bu, kamu ingat nggak, dulu waktu Dono dan Afid masih kecil, kita sering ajak mereka jalan-jalan pakai motor Shogun ke alun-alun?"

Istri: tersenyum "Iya, Pak. Aku ingat banget. Mereka selalu senang kalau diajak ke alun-alun, apalagi kalau lihat mainan mobil-mobilan dan motor-motoran listrik di sana. Wajah mereka langsung ceria."

Aku: "Tapi kadang, aku masih ingat ekspresi kecewa di wajah mereka, Bu. Apalagi saat mereka minta beli mainan, dan kita harus bilang ‘tidak’. Rasanya jadi nggak enak juga ya."

Istri: "Iya, aku juga ingat itu, Pak. Mereka sering bilang, ‘Ma, beli itu, ya...’ dan aku kadang harus jawab, ‘Waduh, dik, nggak usah dulu...’ Lalu mereka biasanya diam, tapi aku tahu mereka kecewa. Tapi saat itu, kita memang harus pilih-pilih buat kebutuhan yang lebih penting."

Aku: "Betul, Bu. Tapi aku merasa bersyukur, sekarang kita bisa memenuhi keinginan mereka walaupun sederhana. Barang yang mereka mau sekarang bisa kita beli, walaupun nggak yang mahal-mahal, tapi kan tetap bikin mereka senang."

Istri: tersenyum penuh kebahagiaan "Iya, Pak. Kemarin lihat wajah mereka yang senang tanpa ada kecewa lagi, rasanya lega. Mereka sekarang paham kalau apa yang mereka dapat adalah hasil dari kerja keras kita semua. Mereka mengerti nilainya."

Aku: "Alhamdulillah, Bu. Aku selalu berharap mereka mengerti kalau kita selama ini selalu berusaha yang terbaik buat mereka. Aku bahagia bisa lihat mereka tersenyum dan tidak kecewa lagi."

Istri: "Aamiin, Pak. Semoga kebahagiaan mereka jadi doa dan kebaikan juga buat kita. Melihat mereka bahagia, rasanya segala lelah kita terbayar.

Pagi-pagi jagoanku mulai memakai hasil yang dia beli kemarin.  Namun punyanya adik dipakai oleh kakaknya, namun adik tidak malah masalah dalam canda tawanya.  Memang kaka nggak modal. Itukan aku beli kemarin ‘ mengapa kemarin kaka nggak beli yang dibeli switer coklat yang bagus”.  Jawab saya “ndak papa dik, besuk bisa pakai punya kakak switernya”.  Gurau Dik Doni “ Kita bisa “three in one”. Kebersamaan dan rasa sayang senantiasa tertanam dalam diri kami sekeluarga.  Gurauan tersebut selalu mewarnai hari-hari kami. Semua sama.

Kami duduk termenung setelah sholat dhuhur, di water park Gajah Mungkur Wonogiri.  Walaupun tempat ini sagat sederhana namun yang tak dapat kami lupakan nilai dkebersamaan kami sekel. Kini tak terasa tanggal 2 januari 2016 kami menyempatkan diri untuk mengenang masa-masa itu.  “Ya Allah ya Rabbi anugerahkan kami dalam setiap nafasku agar aku selalu dimasukan kepada hamba-Nya yang mau diajak bersyukur, amien, doa” ucap dalam hati Abi.

“Dzikir dan alunan kalimat Allah SWT senantiasa terpancarkan dalam setiap nafasku, desahku, syukurku, harapanku”, nasihat Umi.

Isteriku dalam setiap waktu selalu berdoa,” kehadirat-Mu atas taufik dan hidayah-Mu yang senantiasa kamu curahkan tiada henti kepada keluarga kecilku”. Mudah-mudahan momen kebersamaan dengan anak-anak kami senantiasa akan selalu terpelihara sampai maut memisahkan keluarga kecilku.  “Mudah-mudahan kami kelak akan disatukan kembali dengan kekasih Allah SWT lainnya di akhirat”Doa ku setiap saat.

Renunganku pagi itu, “Hidup ini penuh perjuangan untuk mencari kebahagiaan yang hakiki.  Bukan dilihat dari berapa jumlah mobilnya, berapa jumlah depositonya, berapa jumlah tanahnya dan sebagainya.  Semua wujud benda tersebut harus kita jadikan sebagai alat untuk mencapai kebahagiaan yang abadi”. Aku teringat pada saat aku masih kecil dengan ditemani oleh neneku tercinta Almarhum “Mbah Putri Giyem” dengan dekapan eratnya kami selalu tidur bersama diperaduan eyang putriku Insya Allah aku aku akan dpertemukan kembali diakhirat kelak dengan beliaunya.   

Aku teringat saat aku digendong dan yang tak pernah aku lupakan saat ayang putri tidur bersama denga tikus aku terkejut luar biasa sehingga sampai saat ini aku merasa jijik dengan binatang tikus.  Namun kenangan yang tak pernah kulupakan “mbah putri” yang suka makan sirih dengan tembakau atau sering disebut “jegol” namun entah ada magnit apa aku setiap disuapi nasi oleh “mbah putri” kami kami tidak pernah menolaknya bahkan sangat enak dengan dicampur dengan “jegol”.

Masa lalu itu terasa sangat menyentuh dalam hatiku dan memori dalam pikiranku senantiasa teringat pada saat itu.  Namun saat aku mau masuk SMP “mbah putri” kami terkena serangan stroke aku harus belajar di rumah budhe kami karena kami besuknya akan ada tes masuk ke SMP.  Kenangan yang tak mudah aku lupakan.  Namun dalam hatiku aku selalu mengirim “Alfatihah...(3X)”.

Jagoanku Afid dan Dhoni tumbuh menjadi remaja yang sesuai dengan harapan kami berdua.  Luar biasa senantiasa aku selalu memendam rasa dalam hati untuk jagoanku. Mudah-mudahan kami sekeluarga dan semua manusia mendapatkan taufik dan hidayah Allah SWT.  Sehingga moment seperti ini kan terualang kembali dalam bentuk dan kegiatan lainnya.

Tak terasa aku lamunanku dikejutkan oleh, isteri cantikkku. Abi ngapain kamu ? Tu lihat jagoanmu yang udah tumbuh besar.  Betapa gembiranya mereka ya Mi. Mudahan nanti bisa menjadi manusia hebat, kata Umi. 

Awal tahun 2016 bulan Januari terasa begitu bahagia di tengah indahnya semilir anginwaduk Jati Luhur menjadikan inspirasi bagi motivasi dan keinginan untuk lebih baik manjadikan tahun ini menjadi tahun untuk memperbaiki diri. Aku teringat pada nasihat Rasulullah SAW bahwa manusia yang mendapatkan jaminan masuk syurga salah satunya yang selalu menjalankan” Hubungan dengan Allah SWT dan hubungan dengan sesama sama-sama seimbang.  Jangan mentang-mantang kita ibadah pada Allah kalu hubungan kita dengan tetangga, teman, kolega dan sahabat baik sudah dikenal maupun tidak dikenal. 

Mudah-mudahan nasihat tersebut senantiasa terpatri dalam diri kami sekeluarga menjai pedoman hidup kami untuk selalu berbuat baik pada sesama dengan tidak melupakan ibadah kepada Tuhan Yang Maha esa penguasa Alam Semesta.

Canda tawa ria menyertai tahun baru di Waduk Gajah Mungkur manusia berusaha melupakan kepenatan yang selama ini senantiasa menjadi rutinitas manusia.  Manusia selalu disibukkan dengan perjuangan untuk meraih materi atau hasrat dan hati nurani.  Manusia bebas untuk memilih antara hatinurani dan nafsu.  Kami lebih suka memilih kebahagian dan kesejahteraan hati nurani kami.

Momen tahun baru 2016 tersebut sebenarnya telah aku rencanakan 1 bulan yang lalu.  Aku berdua sama kekasih hatiku yang kini mendampingi hidup ini pada moment tahun baru ini harus meluangkan waktu kami untuk berrekresai untuk merefleksi diri kami.  Jagoanku sebelumnya telah menghabiskan tahun brunya dengan teman-temanya dan tadi malam tidur bersama di kelas SD untuk srana untuk refleksi diri.  Saat aku ajak ke tempat yang jaraknya 1 jam perjalanan  dari rumah kami.  Jagoanku yang satu tidur pulas di mobil sampai kami telah sampai tujuan bangun seketika dan langsung menuju wahana permainan air.  Deru air yang tersa indah, lembut, jernih dengan gelombng air yang dipermaikan oleh anak-anak. 

Jagoanku dengan tatapan optimis dengan canda tawa menemaiku setiap malam kami mengharapkan agar nantinya jagoanku menjadi inspirasi bagi manusia lainnya untk senantiasa hidup optimis menghadapi tantangan yang tidak semakin mudah melainkan semaki berat dan sulit.   Aku yakin dengan doa dan usaha kita semua akn mendapatkan anugerah dari Allah SWT menuju cita-cita dan angan-angan yang akan kita raih.  Tantangan semakin berat apalagi sekarang ini akan dihadapkan adanya persaingan global yang semmakin hari semakin berat untuk memenangkan sebuah pertempuran.

Materialisme dan hedonisme serta kapitalisme akan menghantui kehidupan manusia di masa yangakan datang.  Materialisme senantiasa menghantui dan menyapa setiap anak bangsa ke depan

Saya: merenung "Ya Allah, anugerahkan aku kekuatan untuk selalu bersyukur atas setiap langkah hidup kami. Kebersamaan ini begitu berharga. Melihat jagoan-jagoan kecil kita tumbuh besar, selalu ada kebahagiaan yang sederhana dan mendalam."

Isteri: menatap Abi sambil tersenyum "Abi, dari tadi termenung saja. Apa yang sedang Abi pikirkan?"

Saya: tersenyum sambil menatap Umi "Aku hanya teringat masa lalu, Mi. Dulu, saat aku masih kecil bersama Mbah Putri, banyak kenangan yang sulit kulupakan. Sekarang aku ingin memastikan Afid dan Dhoni juga punya kenangan indah seperti itu bersama kita."

Isteri: "Itu harapan kita berdua, Abi. Aku selalu berdoa agar anak-anak kita tumbuh menjadi pribadi yang baik dan selalu mendapatkan hidayah-Nya."

Saya: mengangguk pelan "Iya, Mi. Dalam hati, aku juga berdoa, semoga mereka menjadi inspirasi bagi orang lain. Di masa depan, persaingan hidup ini pasti tidak akan mudah. Tapi, selama mereka selalu punya hati yang penuh syukur dan selalu ingat pada Allah, insya Allah mereka bisa melewati tantangan."

Isteri: "Aamiin, Abi. Aku pun berharap mereka selalu dekat dengan kebaikan. Momen-momen seperti ini penting, bukan sekadar jalan-jalan, tapi sebagai pengingat untuk kita semua agar selalu bersyukur."

Saya: "Betul, Mi. Hidup ini bukan hanya soal materi atau ambisi, tapi juga soal hati nurani. Kadang manusia lebih memilih mengejar materi dan melupakan kebahagiaan yang sederhana, seperti kebersamaan ini."

Isteri: menatap anak-anak yang sedang bermain "Lihat mereka, Abi. Betapa gembiranya anak-anak kita. Semoga kebahagiaan mereka menjadi doa bagi kita semua, agar keluarga kecil kita selalu diberkahi."

Saya: tersenyum hangat "Aamiin, Mi. Kita akan terus berusaha menjaga nilai-nilai ini. Mudah-mudahan kita selalu ingat nasihat Rasulullah SAW untuk menjaga hubungan baik dengan Allah sekaligus dengan sesama manusia."

Isteri:"Dan semoga kita bisa mengajarkan hal itu juga pada anak-anak. Supaya kelak mereka selalu punya pegangan dalam menghadapi dunia ini."

Saya: menatap isteriku dengan penuh haru "Kamu selalu jadi penyemangatku, Mi. Bersamamu, aku yakin kita bisa membimbing mereka menuju masa depan yang lebih baik."

Isteri: tersenyum "Kita akan selalu berusaha, Abi. Dan di setiap langkah, kita percayakan semuanya pada Allah SWT."

Setiap hari Sabtu isteri kami selalu mengantar ke kolam renang untuk mengantar jagoanku..  wataknya yang keras dan yang satu mempunyai watak yang halus mempunyai perbedaan jiwa antara keduanya.  Jagoanku aku harapkan menjai orang yang senantiasa selalu mendapatkan kesuksesan lahir dan batin.  Dan dapat menjadi tabunganku kelak dengan isteri kami donya yang selalu terucapkan dalam setiap gerak dan langkahnya untuk kebahagian kami dunia dan akhirat.

Doa yang selalu aku lafalkan lewat lisanku untuk memuji Allah SWT dan sholawat dan salam senaniasa kami persembahkan kepada Nabi MuhamadSAW.  Semoga dengan semakin bertambahnya usia kami umurkami menjadi orang yang selalu menjalan setiap amanat dengan penuh semangat dan optimisme.

Saya: "Mii, semoga tahun depan kita bisa mengulang kebersamaan ini, mungkin di tempat yang baru."

Isteriku: "Aamiin, Bi! Manusia boleh merencanakan, tapi Allah SWT yang menentukan."

Saya: tersenyum "Betul, Mi. Eh, lihat tuh keceriaan Afid dan Doni. Seperti nggak ada capeknya!"

Isteriku: "Iya, mereka mulai beranjak dewasa, tapi masih penuh energi. Sedangkan kita, ya, Bi… rasanya usia cepat sekali bertambah."

Saya:  Melihat langit, menghela napas "Iya, Mi… semoga kita selalu diberi kesehatan untuk bisa terus mendampingi mereka."

Isteriku: "Bi, ayo kita pulang. Sudah jam sebelas, mungkin nanti kita bisa salat Dhuhur di Masjid Jami Wonogiri."

Saya:  "Iya, Mi… Oke! Doniiii, Afiiid! Sini, sudah siang, ayo kita pulang!"

Afid: berteriak sambil tersenyum "Oke, Bos! Pulang!"

 Saya: tertawa kecil "Ayo!"

 Afid: "Mana, Mi, baju buat ganti?"

 Doni: "Bi, kita sama Mas Afid ke kamar mandi dulu ya! Nanti ditunggu di dekat loket masuk."

 Isteri: "Baju ganti ada di tas. Silakan diambil sekalian buat kakakmu, ya!"

 Afid: "Siap, Mi!" berlari kecil ke kamar mandi sambil membawa baju

 Sambil menunggu, Saya dan siteriku berjalan pelan-pelan menuju pintu keluar waterboom.

 Saya: bercanda "Hmm, capek nggak, Mi? Mungkin sudah nggak sekuat dulu waktu kita masih muda."

Isteriku : "Haha, iya, Bi! Tapi nggak apa-apa, capeknya sebanding sama bahagianya lihat anak-anak tertawa puas."

Saya: "Benar, Mi. Alhamdulillah. Semoga selalu begini ya, kita bisa kumpul bareng dan bikin kenangan indah."

Isteriku / Umi: "Aamiin. Tahun depan kita harus rencanakan liburan lagi. Tapi yang santai ya, Bi."

Saya: "Siap, Kapten! Yang penting, kita bisa menikmati waktu bersama seperti ini."

 Tak lama kemudian, “umiii abiii ayooo”, panggil Doni

Dari kejauhan kolam renang nampak dengan gagahnya patung gajah yang besar.  Kami berempat meninggal Waduk Gajah Mungkur.

Waktu menunjukan jam 12 kurang 15 menit laju mobil menuju “Kota Wonogiri”. Wonogiri tidak seperti Kota Pacitan yang sebagian besar penduduknya muslim. Sehingga kami tidak mendengarkan suara adzan karena jarang ada masjid di pinggir jalan.  

Baru memasuki kota Wonogiri terdengar suara paggilan sholat.  Azan berkumandang di Masjid jami Wonogiri.  Kami bertiga menuju masjid tersebut.

 Doni: "Bi, kita di masjid ini berapa lama, ya?"

 Saya: "Ya secukupnya aja, Nak."

 Doni: terlihat bingung "Maksudnya gimana, Bi?"

Saya: Tersenyum sambil menepuk pundak Doni "Maksud Abi, setelah kita salat berjamaah, kita langsung menuju rumah makan. Udah lapar, kan?"

Doni: tertawa kecil "Haha, lapar dong, Bi! Ok, sip, siap deh… Ayo kita ambil wudhu dulu."

Saya: "Ayo, Nak. Tempat wudhu laki-laki di sebelah selatan, ya."

Doni: "Siap, Bi! Biar ganteng dulu sebelum ketemu nasi!" sambil tertawa riang

Saya: ikut tertawa "Nah, begitu semangatnya! Yuk, jangan lupa berdoa sebelum wudhu."

Saya dan Doni berjalan bersama menuju tempat wudhu sambil bercanda ringan.

Kami berempat segera wudhu dan sholat  berjamaah dzuhur.  Setelah kami lakukan ibadah sholat lima waktu. Kami bergegas menuju mobil untuk mencari warung makan.

Inspirasi kami agar semangat kami selalu besar ibarat seekor gajah yang hidup optimis untuk menghadapi tantangan jaman yang semakin berat.  Tantangan ke depan penuh dengan misteri.  

Manusia tidak meramal besuk kehidupan kita akan seperti apa Aku yakin dengan seyakin-yakinnya jika kita selalu ngat kepada Allah SWT dengan menjalankan perintah-Nya kita hidup harus optimis untuk menghadapi hari esuk yang enuh tantangan.  Motivasi dan dororngan yang kkuat dari jiwa akan menginspirasi manusia untuk melakukan sesuatu hal yang luar biasa. 

Manusia boleh merencanakan namun Allah SWT yang menentukan.  Semuanya sudah ada yang mengatur tinggal kita yang ikhlas menjalaninya dengan kesabaran.

Waktu berlalu begitu cepat. Kemarin masih ada, kini sudah dipanggil oleh Allah SWT. Kemarin masih sehat, kini mengalami sakit. Kemarin menikmati kebahagiaan, sekarang menghadapi kesulitan. Memang hidup ini terasa berat, dan harus kita jalani dengan sabar serta salat.

Rafid Mengingat Masa Perjuangan Saya dan Isteriku

Nama Rafid selalu muncul di buku rapor dan ijazahku, tetapi Umi dan Abi selalu memanggilku Afid dengan penuh kasih. Karena begitu bangganya pada namaku, mereka pun menggunakannya sebagai nama usaha, yaitu Rafid Motor saat aku lahir ke dunia tepatnya 23 Oktober 2019 sama dengan hari kelahiran Umiku.

Aku biasa dipanggi Pak Yanto dan Isteriku Mama Dian. Sebulan yang lalu, anakku yang pertama diwisuda dan resmi lulus dari Madrasah Aliyah Negeri di kota kecil Pacitan tahun 2018. Anaku  diterima di salah satu perguruan tinggi  di Kota Surakarta. Teknik Sipil menjadi pilihan anaku agar kelak bisa mengabdikan ilmunya untuk masyarakat. Tempat kostnya hanya berjarak 2 kilometer dari Kampus yang bisa saya tempuh dengan sepeda motor Revo keluaran tahun 2008.

Karena Saya dan Isteriku menunggu waktu  adikku Doni belum pulang sekolah duduk di teras belakang rumah menikmati kesendirian sambil mengenang sesuatu yang indah bersama Sambil berpikir dan mengenang masa lalu.  Alhamdulillah kehidupan kita nikmati berempat perjalanan hidup  telah berjalan 25 tahun usia perkawinan kami.  Suka dan duka telah kami nikmati berempat.

35 tahun lalu saya  kuliah di PTN Universitas Brawijaya Malang.  Setelah lulus saya putuskan untuk tinggal di tempat kelahiranku di Pacitan  untuk memulai usaha walaupun hanyajadi tukang service sepeda motor. Sebenarnya saya pernah ditawari Ayahku untuk jadi ASN di Putusibau namun tidak jaddi berangkat saat itu. Saya terus membuka usaha jual minyak tanah kelilih, jual bensin, jual alat pertanian, jual alat listrik, jual alat sepeda motor  yang bisa menopang kehidupanku sampai tahun 2019 awal usaha saya tinggalkan. 

Rafid termenung di teras lantai atas rumah.  Sambil mengingat perjuangan masa-masa perjuangan.  Saya dan isteriku hanya menjaga dan serahkan semua pada Allah SWT agar tidak terjungkal dan jatuh terpuruk saat itu.  Akhirnya Allah SWT kabulkan doa-doaku anakku Rafid lulus sarjana teknik akhir tahun 2023 dan Saya  telah lulus dan Wisuda  Doktor April 2024.  Sedangkan Doni kini telah hampir selesai sedang menyelesaikan skripsinyan untuk raih gelar sarjana Teknik Industri.

Istriku Sosok Tangguh

Saya mengenang  tanggal 1 Juli 2015, Istriku menjalani kuret di sebuah rumah sakit bersalin di Wonogiri, yang berjarak dua jam dari kota kami. Saat itu, aku dan Abi setia menemani Umi di rumah sakit, menyaksikan ketabahan dan kekuatannya menghadapi kehilangan yang begitu mendalam. 

Kehilangan adikku yang masih dalam kandungan menjadi pukulan besar bagi keluarga kami. Namun, ia tetap menyerahkan segala perasaannya kepada Yang Maha Kuasa. Peristiwa ini menunjukkan betapa tegar dan kuatnya Umi, dan dari situ, aku belajar tentang arti kesabaran dan keikhlasan.

Ketegaran isteriku dalam menghadapi cobaan itu menjadi sumber inspirasi bagiku. Umi selalu menerima setiap ketentuan Allah dengan ikhlas, seolah menegaskan bahwa dalam hidup, yang terbaik adalah berserah diri. Dari isteriku, aku belajar bahwa dalam menghadapi masalah dan kesedihan, kita tidak boleh hanyut dalam kekecewaan, melainkan harus terus mempercayai ketentuan-Nya. Ketegaran isteriku mengajarkanku bahwa setiap manusia pasti diuji dalam hidup, dan tugas kita adalah menerima dan menghadapinya dengan hati yang lapang.

Isteriku sosok lembut yang selalu membimbingku dengan penuh kasih sayang. Aku ingat betul betapa besar perhatiannya, terutama saat ia rela bersusah payah demi kebutuhanku sehari-hari. Sejak anak-anak bersekolah di Play Group hingga SMP, isterikungan setia mengantar dan menjemputku setiap hari. Meski lelah, ia tak pernah mengeluh. Baginya, mendampingiku adalah bagian dari tanggung jawabnya sebagai seorang ibu.

Di samping perhatian yang besar, isteriku  juga selalu menanamkan nilai-nilai hidup yang penting bagiku. Salah satu pelajaran terbesarnya adalah bahwa dalam menjalani hidup, kita harus senantiasa berusaha mendekatkan diri kepada Allah. isteriku dan Umi kedua jagoanku selalu berkata bahwa hidup ini singkat, dan kita tidak pernah tahu kapan kita akan dipanggil. Karena itu, menurutnya, setiap manusia sebaiknya berusaha menjadi hamba yang dicintai Allah. Pesannya mengingatkanku untuk menjalani hidup dengan niat baik dan penuh kebaikan.

Isteriku mungkin adalah sosok biasa di mata dunia, tetapi di mataku, dia adalah teladan terbaik dalam hidupku. Keteguhan hatinya, kelembutannya, dan keikhlasannya dalam menjalani hidup selalu menginspirasiku. Isteriku selalu mengajaribanyak hal yang tak ternilai harganya, dan aku bertekad untuk selalu berbakti kepadanya. Setiap pelajaran yang ia berikan menjadi bekal berharga bagi kedua jagoanku untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih ikhlas dalam menghadapi hidupTak terasa terdengar suara adzan Dzuhur. Suara isteriku gitu khas terlintas dalam benakku sosok umi yang tegas, lembut dan bersahaja.

Isteriku: "Afid,  Doni sudah sholat?"

Afid: "Belum, Umi."

Doni: Nggih Umi

Isteriku: "Kok belum juga? Bukannya sudah pulang dari tadi? Ada apa, Nak?" Suara Umi terdengar khas, penuh perhatian.

Afid dan Doni: tersenyum sedikit sambil menunduk "Maaf, Umi... Tadi habis belajar sebentar, jadi lupa waktu."

Isteriku:  Tersenyum lembut sambil mengelus pundak Afid dan Doni.  "Nak, ingatlah, seberapa sibuknya kita, jangan sampai lupa menghadap kepada Allah. Hanya Dia tempat kita bersandar. Apa pun yang kamu capai, itu semua dari-Nya."

Afid dan Doni: mengangguk "Iya, Umi. Terima kasih sudah selalu mengingatkan. Terkadang Afid dan Doni terlalu sibuk, sampai lupa siapa yang sebenarnya mengatur segalanya."

Isteriku: "Afid dan Doni, Umi selalu berdoa agar kamu jadi pribadi yang tidak hanya cerdas tapi juga dekat dengan-Nya. Itu yang terpenting.

Isteriku : Afid dan Doni dunia ini sementara, dan Umi ingin kamu tumbuh menjadi orang yang selalu berusaha menjadi hamba yang dicintai-Nya."

Afid dan Doni: tersentuh "Amin, Umi. Afid dan Doni akan selalu ingat pesan Umi."

Isteriku: "Nah, sekarang sholatlah dulu. Jangan tunda lagi, ya."

Afid dan Doni: tersenyum penuh rasa sayang "Baik, Umi. Terima kasih untuk segala nasihat dan doanya. Afid dan Doni sangat bersyukur punya Umi."

 Isteri: "Isteriku  juga bersyukur memiliki kedua jagoaan yakni  Afid dan Doni.

Afid berjalan menuju tempat sholat, hatinya dipenuhi rasa syukur dan tekad untuk selalu mengingat nasihat isteriku.

Perjuangan yang kami lalui telah membuahkan hasil yang membuat kami sekeluarga tersenyum penuh syukur. Segala nikmat yang kami rasakan saat ini adalah hasil dari usaha panjang dan doa yang tak pernah putus. Keyakinan akan hasil dari setiap perjuangan menjadi penguat bagi kami, bahwa di balik usaha selalu ada nikmat yang Allah berikan.

Namun, ketika telah mencapai keberhasilan, itu adalah saatnya untuk berbagi. Kami yakin bahwa apa yang kami miliki bisa menjadi manfaat bagi mereka yang membutuhkan, dan berbagi adalah bentuk syukur serta kepedulian terhadap sesama yang patut terus dilakukan.

 

 

Lebih baru Lebih lama