Kenangan di Telaga Ngebel


PACITAN TERKINI || Hari itu, aku dan dia memutuskan untuk menghabiskan waktu di sebuah telaga indah di PonorogoTelaga Ngebel. Telaga ini terkenal dengan keindahannya yang memukau, dan aku selalu ingin berkunjung ke sana. Ketika langkah pertama kami menapaki area telaga, pemandangan yang menakjubkan langsung menyambut. Airnya yang jernih dan tenang memantulkan bayangan pohon-pohon besar di sekitarnya, menciptakan lukisan alam yang menenangkan jiwa.

Aku melihat bangunan-bangunan semi-terbuka di sisi kiri, tempat pengunjung bisa bersantai sambil menikmati udara segar. Pelampung oranye di sekitar tepi bangunan memberikan rasa aman, sementara warung-warung kecil menyajikan makanan dan minuman, menambah kehangatan suasana. Di tengah danau, sebuah dermaga kecil dengan patung naga emas berdiri megah. Keberadaannya memberikan nuansa magis pada tempat ini, seolah-olah naga tersebut menjaga keindahan telaga.

Kami berjalan perlahan menuju dermaga. Angin sepoi-sepoi yang membawa aroma khas danau membuatku semakin larut dalam keindahan tempat ini. Aku mengarahkan pandanganku ke danau yang luas, sementara di kejauhan, bukit-bukit berkabut menambah kesan misterius. Aku tak bisa menahan diri untuk mengungkapkan kekagumanku.

"Mas, pemandangannya bagus ya," kataku sambil tersenyum.

Dia menoleh, menatapku dengan lembut, lalu tersenyum hangat. "Iya, bagus banget. Kamu suka?" tanyanya.

Aku mengangguk. "Suka banget, Mas. Makasih ya, udah ngajak aku ke sini," ucapku tulus.

Dia kembali tersenyum, tatapannya hangat dan penuh kasih. "Apapun yang buat kamu seneng, pasti aku akan berusaha menurutinya," katanya sambil menggenggam tanganku.

Aku terdiam sejenak, merasa haru atas perhatian kecil namun bermakna darinya. Di tempat ini, aku merasa begitu bahagia, seolah waktu berhenti hanya untuk kami berdua.

"Kapan-kapan kita ke tempat lain ya, Mas," ujarku, berharap kebersamaan seperti ini tak pernah berakhir.

"Iya, ayo. Nanti kalau libur semester, kita ke tempat yang lebih indah lagi," jawabnya sambil tersenyum lebar.

Aku hanya bisa membalas dengan senyuman. Angin sore yang berhembus lembut menyelimuti kami. Rasanya, tak ada momen yang lebih sempurna dari hari itu.

Telaga Ngebel menjadi saksi bisu kebahagiaan kami. Meskipun waktu terus berjalan, aku tahu kenangan hari itu akan selalu melekat dalam ingatanku. Keindahan alam, senyum hangatnya, dan janji kecil yang kami buat bersama di tepi telagaMsemua itu adalah kebahagiaan yang tak ternilai.

Penulis: Wulan Indah Safitri

Lebih baru Lebih lama