Surakarta (PACITAN TERKINI) – Program Magister Susastra Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Diponegoro bekerja sama dengan Universitas Negeri Malang (UM) dan Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) mengadakan pelatihan softskill bertema “Geguritan dan Religi” pada 4 November 2024. Pelatihan yang digelar melalui Zoom Meeting ini menghadirkan narasumber Prof. Dr. M. Misbahul Amri, M.A., dan Dr. Asep Yudha Wirajaya, S.S., M.A.
Acara diawali dengan sambutan dari Ketua Departemen Susastra, Sukarjo Waluyo, S.S., M.Hum., yang mendorong mahasiswa untuk aktif berdiskusi. Kaprodi Magister Susastra FIB Undip, Ken Widyawati, S.S., M.Hum., dalam sambutannya berharap mahasiswa dapat memperoleh wawasan dari pembahasan geguritan masa lalu dan sastra religi, serta menguatkan nilai agama, adat, dan budaya.
Sesi materi dimoderatori oleh Dewi Umi Kulsum, mahasiswa S2 Ilmu Susastra Undip. Prof. Dr. M. Misbahul Amri, M.A., dari Fakultas Sastra UM, menyampaikan materi pertama terkait geguritan dan sastra religi, menyatakan bahwa budaya Jawa dan identitas individu tidak terpisahkan. Ia menekankan bahwa sastra adalah sarana ekspresi spiritual yang mendalam, bukan sekadar estetika. "Lewat karya seperti geguritan dan macapat, kita bisa mengangkat nilai-nilai lokal," ujarnya.
Materi kedua disampaikan oleh Dr. Asep Yudha Wirajaya, S.S., M.A., yang menyoroti pentingnya sastra religi sebagai media pendidikan moral dan keagamaan, inspirasi, serta sarana ibadah. "Sastra religi membantu menyampaikan pesan keagamaan yang dapat mempererat persatuan," jelasnya.
Sastra religi memiliki peran penting dalam menyampaikan nilai spiritual dan moral, sekaligus mendukung perkembangan sosial dan spiritual. Namun, relevansi sastra ini dalam masyarakat kini menjadi tantangan tersendiri bagi kelangsungan dan penerimaannya.
Penulis: Nimas Nilam Cahyaning Savitri