![]() |
Prof. Bani Sudardi |
Guru Besar Universitas Sebelas Maret
Satu program presiden Prabowo Subianto adalah Indonesia
dapat mencapai swasembada pangan. Program seperti itu dapat tercapai apabila
produksi pangan nasional dapat dicukupi sendiri yang artinya bahwa para petani
Indonesia harus terjamin sarana dan prasarananya. Salah satu sarana dan
prasarana yang sangat diperlukan adalah saluran irigasi yang terdiri dari
bendungan, saluran tersier yang menuju ke dalam sawah para petani.
Program kerja Prabowo itu mirip seperti program kerja para
Pandawa ketika mereka pertama kali membangun Amarta. Pandawa menyadari bahwa
rakyat harus disejahterakan dan salah satu bentuk kesejahteraan rakyat adalah
terpenuhinya kebutuhan makanan. Maka Pandawa mengoptimalkan sumber daya alam
yang ada di Amarta. Salah satu sumber daya alam yang telah dibuat oleh Pandawa
adalah kali Serayu.
Sampai saat ini di Dieng masih ditemukan sebuah mata air
yang disebut sebagai Mata Air Bimo lukar. Mata air ini merupakan mata air yang
dipercaya tempat pertama kali Pandawa menggali sungai Serayu. Karena itu mata
air ini sering disebut sebagai sumber dari sungai Serayu. Cerita ini merupakan
adaptasi cerita Mahabharata ke dalam sastra wayang di Jawa.
Untuk dapat dialirkan ke sawah-sawah yang memerlukan, maka
Pandawa membuat bendungan di sungai Serayu dengan maksud supaya aliran air itu
menjadikan tanah-tanah dapat basah dan bisa ditanami padi sehingga Swasembada
pangan yang dicita-citakan betul betul bisa terwujud.
Sungai Serayu adalah sebuah sungai yang di samping deras
arusnya juga dalam. Karena itu memang tidak gampang untuk membuat sebuah
Bendungan tersebut. Pandawa kemudian mengerahkan segala daya dan upaya untuk
dapat segera terbentuknya sungai tersebut. Di samping berusaha membuat bendungan,
pandawa juga berusaha membuat saluran irigasi agar air tersebut dapat terkirim
ke lokasi penanaman padi.
Kepala proyek tersebut ditentukan yaitu raden Arjuna.
Dipilihnya Raden Arjuna karena beliau sangat berpengalaman dalam pembuatan
irigasi itu dan memahami lingkungan baik lingkungan yang lahir maupun
lingkungan yang batin. Arjuna memiliki minyak
jayeng katon yang dapat digunakan untuk melihat makhluk halus yang ada
di sekitar kali Serayu. Betul juga ternyata di bawah kali Serayu itu terdapat
kerajaan makhluk halus. Dengan bijak Arjuna meminta agar makhluk halus itu
tidak menggoda pembuatan bendungan di kali Serayu. Pimpinan makhluk halus
tersebut adalah Godhamangkara.
Sebagai pengawas proyek pembangunan bendungan di kali Serayu
itu, dipilihlah raden Ontoseno dan Raden ontorejo. Kedua Satria ini memiliki
kemampuan untuk mengawasi keadaan di air karena mereka mampu menyelam ke dalam
air.
Usaha Pandawa ternyata ada hasilnya. Padi tumbuh subur di
sepanjang aliran sungai Serayu. Hal itu membuat gembira seluruh rakyat Amarta
karena mereka memiliki harapan akan panen yang melimpah. Rencananya para
Pandawa agar Amarta akan swasembada pangan bukanlah harapan yang kosong. Untuk
menjaga agar bendungan di sungai Serayu dan aliran irigasi tetap terjaga, maka
diadakan perawatan dan patroli khusus setiap harinya untuk mengetahui sekiranya
ada bagian-bagian yang itu yang perlu diperbaiki.
Rasa syukur para petani diwujudkan dalam bentuk doa-doa dan
kekhusukan mereka dalam menjalankan ibadah menurut kepercayaan mereka
masing-masing. Hubungan antara pimpinan dan rakyat menjadi sangat harmonis dan
pada setiap doa rakyat disertakan doa untuk para pemimpinnya agar menjadi
pemimpin yang amanah. Berkat berhasilnya pembangunan di bidang pertanian itu,
meningkatkan ekonomi rakyat dan pembangunan di bidang lainnya seperti
pendidikan, kesehatan, sarana dan prasarana, dan lain-lain meningkat dengan
cepat dan daya beli masyarakat semakin meningkat dan terjaga.
Kemakmuran suatu negara ternyata tidak selalu membuat senang
orang lain. Suatu hari, Duryudana dan para punggawa Kurawa mengunjungi Amarta.
Melihat kemajuan Amarta yang sangat pesat, maka Duryudana merasa malu dan iri.
Dia kemudian mencari-cari apakah yang menjadi rahasia dari kesuksesan para
Pandawa itu.
"Paman Sengkuni, apakah rahasia Amarta begitu maju
ini?"tanya Duryudana kepada Patih Sengkuni.
"Waduh Anak Prabu, Paman tidak paham juga, coba
bertanya kepada Pendeta Drona"kata Patih Sengkuni.
"Ole ole blegudhuk monyor monyor prit gantil buntute
selawe. Ia anak Prabu. Rahasia Amarta ini pada sistem irigasi di Sungai Serayu
yang baik digunakan," kata Pendeta Drona.
"Oh oh begitu ya paman. Kalau Pandawa dibiarkan makin
berkembang, ini akan menjadi bahaya bagi kita," kata Duryudana.
"He he he ternyata anak Prabu sudah menjadi cerdas
sekali," tukas Patih Sengkuni. "Aku setuju dengan pandangan
itu," lanjutnya.
"Aku punya ide yang cemerlang anak Prabu,"kata
Sengkuni. " baik kita hancurkan saja bendungan di sungai Serayu itu agar
rakyat Amarta kehilangan air untuk bertani," katanya.
"Tapi caranya bagaimana?" kata Duryudana.
" itu bukan perkara sulit. Saya mengenal Godangmakara,
dia raja sungai Serayu. Dia pasti mau membantu kita untuk mengahncurkan
bendungan Sungai Serayu,” kata Drona yakin.
Pendeta druna segera pergi menemui gudang mangkoro.
Maksudnya iya akan meminta bantuan kepada raja kali Serayu itu agar secara
diam-diam bendungan di sungai Serayu dihancurkan.
"Aanak mas Godangmangkara. Saya datang ke sini ada
tujuan tertentu. Saya diutus oleh anak Prabu Duryudana untuk meminta tolong
anak emas Godangmakaro. Anak Prabu Duryudana meminta agar engkau dapat
menghancurkan bendungan Sungai Serayu.
"Kenapa bendungan yang kuat dan berguna itu harus
dihancurkan Panembahan?" tanya Godangmakara.
“Pandawa itu orang jahat. Kalau dia makmur sangat
membahayakan,: kata Durna berbohong.
“Baik Panembahan saya akan hancurkan bendungan Sungai
Serayu,” kata Godangmakara.
“Bagus sekali. Nanti
anak Prabu Duryanana pasti akan meberikan hadiah mas picis kepadamu,”
kata Durna
Maka Raja Godangmakara pun segera membongkar bendungan Kali
Serayu. Tiba-tiba bendungan mengering dan mengagetkan seluruh rakyat Amarta.
Rakyat Amarta berteriak karena Bendungan Sungai Serayu mengering. Raden Antarja
dan Raden Antasena segera melakukan inspeksi. Maka ditemukan pasukan gudang
makoro yang sedang merusak Bendungan tersebut. Tidak menunggu lama Godangmakara
pun segera ditangkap boleh kedua satria Pandawa tersebut. Godangmakara lalu
diserahkan kepada Arjuna sebagai pimpinan proyek dan Arjuna pun segera
menginterogasi.
"Wahai Godangmakara kenapa engkau menghancurkan
Bendungan Sungai Serayu ini?" tanya Arjuna.
"Ampun tuanku saya hanya disuruh Begawan Drona atas
perintah Pabu Duryudana," jawabnya.
"Baiklah, ternyata kau hanyalah orang suruhan,"
Arjuna berkata.
Baiklah engkau ku ampuni. Tetapi jangan kau ulangi lagi
perbuatan ini.
Demikianlah Pandawa telah mengembangkan pertanian dan
berusaha menjaga Swasembada pangan dengan memanfaatkan alam sekitar
sebaik-baiknya. Meskipun Kurawa tidak senang dengan hal itu, tetapi semua
berjalan dengan baik dengan penjagaan keamanan agar sabotase-sabotase yang
sudah dilakukan seperti itu tidak terulang lagi. TANCEP KAYON