MrJazsohanisharma

Langkah Gemulai yang Mendunia: Arsip Tari Mangkunegaran Masuk Memory of The World UNESCO

 

PACITAN TERKINI - Di tengah gemerlap dunia modern yang penuh dinamika, sebuah kabar menggembirakan datang dari jantung budaya Jawa: arsip tari tradisional Mangkunegaran resmi ditetapkan sebagai bagian dari Memory of the World (MoW) UNESCO untuk periode nominasi 2024–2025, dilansir dari media sosial Mangkunegaran Kamis (24/4/25). 

Penetapan ini menjadi bukti bahwa di balik gerak halus dan lirih gamelan, terkandung warisan peradaban yang tak ternilai. Dari 122 dokumen yang diajukan dari berbagai negara, arsip tari Mangkunegaran adalah satu dari 74 dokumen terpilih, sekaligus satu dari lima wakil Indonesia yang sukses masuk dalam daftar bergengsi ini.

Jejak Gerak yang Menyimpan Identitas Bangsa

Tari-tari dari Pura Mangkunegaran bukan sekadar hiburan. Ia adalah cerita, doa, dan filosofi yang diturunkan lintas generasi. Mulai dari Tari Bedhaya Anglir Mendung, Srimpi, hingga Langendriya, setiap gerak tubuh penarinya menyiratkan nilai luhur: tentang harmoni, ketundukan, dan kecintaan pada alam serta sesama.

Arsip-arsip ini bukan hanya dokumentasi visual, tetapi juga menyimpan catatan koreografi, kostum, hingga filosofi tari yang ditulis tangan oleh para maestro tari Keraton Mangkunegaran sejak abad ke-19.

Indonesia Bicara Lewat Seni

Masuknya arsip tari Mangkunegaran dalam MoW UNESCO menunjukkan bahwa dunia tak hanya mendengar suara Indonesia melalui diplomasi politik dan ekonomi, tapi juga lewat bahasa seni dan budaya.

“Ini bukan hanya kemenangan Mangkunegaran atau Jawa Tengah, tetapi kemenangan kita semua sebagai bangsa. Warisan budaya ini adalah kekuatan lunak Indonesia yang mampu memengaruhi dunia secara damai,” ujar salah satu budayawan Surakarta.

Langkah ke Depan: Dari Arsip ke Panggung Global

Penetapan ini menjadi tantangan sekaligus peluang. Arsip harus terus dirawat, dikaji, dan yang paling penting: dihidupkan kembali lewat panggung-panggung pertunjukan dan ruang belajar generasi muda.

UNESCO memang telah mengakui nilainya, tapi kini giliran kita — bangsa Indonesia — memastikan warisan ini terus menginspirasi, tidak hanya untuk dunia, tapi juga untuk anak cucu di tanah sendiri.

Lebih baru Lebih lama