Ambisi Tanpa Batas: Jalan Cepat Menuju Krisis

 

PACITAN TERKINI - Di tengah gemuruh kemajuan dan perlombaan gaya hidup, kita kerap lupa bahwa bumi bukan ladang eksploitasi tanpa akhir. Ia adalah rumah yang menyediakan cukup bagi semua, namun tidak cukup bagi satu orang yang serakah. Ketika manusia hidup dengan prinsip "lebih banyak lebih baik", alam justru menjerit. Krisis iklim, bencana ekologis, dan ketimpangan sosial bukan datang tiba-tiba mereka lahir dari kerakusan yang dilanggengkan.

Ironisnya, di balik segala yang kita kejar harta, status, kenyamanan ada satu pertanyaan mendasar yang sering kita abaikan: benarkah itu semua kebutuhan, atau hanya keinginan yang tak pernah puas? Kita membeli lebih dari yang kita makan, membuang lebih dari yang kita pakai, dan menuntut lebih dari yang bumi bisa pulihkan.

Saatnya kita membalik arah. Hidup sederhana bukan berarti mundur, tapi sebuah keberanian untuk menolak arus. Hidup sadar bukan kelemahan, tapi bentuk kekuatan untuk bertahan di dunia yang makin rapuh. Jika kita ingin bumi tetap layak dihuni, kesadaran, kebijaksanaan, dan sikap berbagi harus kembali menjadi nilai utama. Karena sejatinya, keberlanjutan bukan soal teknologi, tapi soal kesadaran manusia untuk cukup.

Lebih baru Lebih lama