Lemah gemulai gerakanm.
Menari dalam irama yang sahdu.
Selendang lentur jemarimu ayuh.
Wajahmu anggun, suci di mataku.
Tahun 80-an, nostalgia menggoda.
Pentas cintamu, jiwa pun terhanyut.
Getar-getar bahagia di kalbu,
Cinta pertama, entahkah itu?
Ataukah misteri yang tak terjawab,
Dalam benakku, gelombang pikir berkecamuk.
Namun sejak itu, kian menjauh.
Di hati, bekasnya terpatri dalam abjad.
Mengapa cinta mengambang begitu cepat?
Seperti kisah yang terlipat dalam memoriku.
Di lipatan kenangan, kuingat kau.
Sebagai gurat cinta, indah yang kusimpan.
Puisi ini adalah cerita tentang kita.
Terpendam dalam lipatan memoriku.
Takkan pudar sampai kini.
Cinta yang tak pernah padam di hatiku