KEBONAGUNG || Sejak tahun 2018, perkebunan cengkeh di Desa Sidomulyo, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Pacitan mengalami penurunan produktivitas yang signifikan, dengan tanaman cengkeh yang tidak menghasilkan buah selama tujuh tahun.
Kondisi ini berbeda dengan masa lalu, di mana para petani biasa mengalami panen raya cengkeh setiap tahun, menjadikan cengkeh sebagai sumber penghasilan utama mereka. Krisis ini tidak hanya berdampak pada petani tetapi juga pada buruh petik cengkeh yang bergantung pada penghasilan dari panen cengkeh.
Boradi, seorang petani setempat, mengungkapkan kepada Jurnalis PacitanTerkini.com Minggun (21/4/24), kekecewaannya karena tanaman cengkeh yang biasanya berbuah kini sulit bahkan untuk menghasilkan 1 kg cengkeh. Sebelum terjadinya penurunan produktivitas, satu pohon cengkeh bisa menghasilkan 3-4 karung cengkeh saat panen, dan jika dikeringkan bisa mencapai sekitar 30 kg per karung. Saat harga cengkeh tidak stabil, petani biasanya menyimpan hasil panen untuk dijual pada saat harga stabil atau ketika mereka membutuhkan uang, menjadikan cengkeh sebagai investasi jangka panjang.
Penurunan kesuburan tanaman cengkeh ini dikaitkan dengan beberapa faktor alam, seperti perubahan cuaca yang ekstrem dan penurunan kesuburan tanah. Kesulitan dalam pemupukan juga menjadi masalah utama karena lokasi perkebunan yang sulit diakses dan berada di daerah pegunungan, membuat para petani kesulitan membawa pupuk ke lokasi. Faktor lainnya mencakup kerusakan fisik pada tanaman, seperti yang dialami Boradi yang baru saja kehilangan pohon cengkehnya akibat roboh diterjang angin kencang.
Pewarta: Mahardika Putri Kusumawardani - PGSD STKIP PGRI Pacitan