Bonsai: Seni Tradisional yang Hidup di Era Modern


PACITAN TERKINI || Seni bonsai, yaitu seni merawat dan membentuk pohon miniatur, kini semakin digemari di Indonesia. Hobi yang menggabungkan kesabaran, kreativitas, dan kecintaan terhadap alam ini berhasil menarik perhatian berbagai kalangan, mulai dari kolektor hingga generasi muda yang tertarik dengan seni tradisional.

Shandika, seorang pecinta bonsai asal Desa Nanggungan, Pacitan, mengungkapkan bahwa hobinya merawat bonsai memberikan rasa tenang dan kepuasan. "Merawat bonsai bukan hanya soal membentuk pohon agar terlihat indah, tetapi juga melatih kesabaran serta kecintaan terhadap detail," ujarnya.

Bonsai sendiri berasal dari Tiongkok dan berkembang pesat di Indonesia. Kini, bonsai tidak hanya menjadi hobi, tetapi juga bagian dari gaya hidup modern dan gerakan penghijauan. Selain itu, bonsai memiliki nilai ekonomi tinggi, dengan beberapa jenis pohon bonsai langka yang dapat terjual hingga harga ratusan juta rupiah.

Fandi, seorang pecinta bonsai lainnya, menambahkan bahwa popularitas bonsai terus berkembang, berkat adanya komunitas-komunitas bonsai di berbagai daerah. "Banyak anak muda yang mulai bergabung, belajar teknik dasar hingga tips untuk mengubah bonsai menjadi karya seni yang unik," katanya.

Komunitas bonsai di Pacitan juga sering mengadakan kontes dan pameran untuk mengenalkan seni bonsai kepada masyarakat. Platform digital, terutama media sosial, memainkan peran penting dalam memperluas jaringan, berbagi pengalaman, dan memasarkan bonsai.

Dalam waktu dekat, komunitas bonsai Pacitan akan mengadakan Kontes dan Pameran Bonsai Lokal Ngrembaka 7 2024, yang akan berlangsung dari 30 Desember hingga 4 Januari 2025 di halaman Geopark Pancer Door Pacitan. Acara ini diselenggarakan oleh PPBI (Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia) Cabang Pacitan, dan diharapkan menjadi ajang bergengsi bagi kolektor, pembuat bonsai, dan masyarakat umum untuk menikmati keindahan seni bonsai.

Pameran tersebut akan menampilkan berbagai jenis bonsai, seperti beringin, serut, dan santigi, sebagai daya tarik utama. Pengunjung tidak hanya bisa membeli bonsai, tetapi juga memperoleh edukasi tentang cara merawat bonsai yang tepat, termasuk pemangkasan, penyiraman, dan pemupukan.

Hobi bonsai membuktikan bahwa seni tradisional dapat tetap hidup dan relevan di era modern. Selain memberikan nilai estetika, bonsai juga mengajarkan makna mendalam tentang hubungan harmonis antara manusia dan alam. "Merawat bonsai adalah cara saya merawat jiwa dan menghargai kehidupan," ujar Shandika.

Dengan semakin berkembangnya jumlah pecinta bonsai di Pacitan, seni ini diharapkan terus tumbuh dan menjadi bagian penting dari budaya modern yang tetap berkarya.

Penulis: TRI RUDIANTO/PJKR/PBSI STKIP PGRI Pacitan



Lebih baru Lebih lama