Mesin Jahit Zaman Lampau: Jejak Sejarah yang Tetap Hidup di Era Modern

 

PACITAN TERKINI || Pacitan, 6 Desember 2024 – Mesin jahit manual berbasis pedal atau engkol, yang sempat menjadi tulang punggung industri tekstil di masa lampau, kini tetap eksis di tengah arus teknologi modern. Tak hanya sebagai alat produksi, mesin ini juga menjadi simbol sejarah dan warisan budaya yang terus dipertahankan oleh masyarakat.

Selain efisiensi, Suji menambahkan bahwa mesin manual ini lebih mudah diperbaiki berkat desainnya yang sederhana namun kokoh.

Santoso memiliki lima mesin jahit tua, semuanya masih berfungsi dan kini menjadi bagian dari koleksi dekorasi rumahnya yang bernuansa vintage. “Banyak orang membeli mesin-mesin ini untuk dekorasi karena desainnya yang klasik dan penuh karakter,” tambahnya.

“Mesin ini sangat membantu untuk menjahit detail, terutama di bahan tipis. Selain itu, karena tidak membutuhkan listrik, pengoperasiannya lebih hemat biaya,” jelas Lilis.

Meski puluhan tahun telah berlalu, mesin jahit tua menjadi saksi perjalanan industri tekstil sekaligus bukti bahwa inovasi masa lalu dapat tetap relevan dan memiliki tempat di hati masyarakat modern.

Saksi Sejarah yang Terus Berkarya
Sujinahati (70), seorang penjahit yang masih setia menggunakan mesin jahit manual, berbagi ceritanya. “Mesin ini adalah warisan dari ibu saya. Usianya lebih dari 50 tahun, tetapi tetap bisa digunakan dengan baik. Keunggulannya, mesin ini tidak membutuhkan listrik dan sangat cocok untuk menjahit bahan tradisional seperti batik,” ungkap Suji.

Daya Tarik Koleksi Antik
Mesin jahit manual juga menarik perhatian kolektor benda antik. Santoso Narno (45), seorang kolektor asal Pacitan, mengungkapkan bahwa mesin-mesin ini adalah artefak bernilai tinggi. 

“Bagi saya, mesin ini lebih dari sekadar alat. Desainnya mencerminkan kualitas buatan tangan yang sulit ditemukan pada produk modern,” ujarnya.

Masih Digunakan di Industri Modern
Tak hanya menjadi koleksi, mesin jahit zaman lampau juga tetap relevan di sektor usaha kecil. Liis Ekawati (46), pemilik usaha rumahan di Bolosingo, mengakui bahwa ia masih mengandalkan mesin manual untuk pekerjaan tertentu.

Nilai Historis yang Abadi
Keberadaan mesin jahit manual membuktikan bahwa teknologi masa lampau tidak sepenuhnya tergantikan. Nilai historis, estetika, dan fungsionalitasnya membuat alat ini tetap bertahan di tengah kemajuan zaman.

Peawarta: Rinda Zauz Nur Afif-PJKR- STKIP PGRI Pacitan

Lebih baru Lebih lama