Surakarta, 30 April 2025 — Enam belas mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia Universitas Sebelas Maret (UNS) yang fokus pada kajian filologi melaksanakan kunjungan lapangan ke Perpustakaan Sasanapustaka, yang terletak di kawasan Keraton Surakarta, pada Rabu (30/04). Kunjungan ini bertujuan memperluas wawasan mereka terkait naskah-naskah kuno yang tersimpan di lembaga budaya tersebut.
Selama kunjungan, para mahasiswa menerima pemaparan langsung dari Ibu Endang Tri Winarni, seorang mantan dosen Sastra Daerah UNS sekaligus pakar filologi Jawa. Ia mengungkapkan bahwa perpustakaan ini menyimpan lebih dari 700 naskah, yang mencakup lebih dari 1.000 judul teks, dengan mayoritas berbahasa dan beraksara Jawa, meskipun beberapa juga berasal dari tradisi Melayu.
Mahasiswa diberi kesempatan untuk memahami alur peminjaman naskah secara langsung, mulai dari memilih judul melalui katalog hingga menyaksikan fisik naskah yang disediakan oleh petugas. Momen ini menjadi pengalaman tak terlupakan karena memungkinkan mereka untuk mengamati naskah asli, bukan sekadar versi digital seperti yang biasa mereka pelajari di kelas.
Ibu Endang juga menjelaskan upaya pelestarian dan digitalisasi yang tengah berlangsung. Ia menyebutkan bahwa sebagian koleksi sudah terdigitalisasi dan proses tersebut akan dilanjutkan apabila proposal proyek digitalisasi disetujui pada bulan September mendatang.
“Kami masih menunggu persetujuan proyek pada bulan September agar proses digitalisasi ini bisa diteruskan. Mohon doanya,” ujar beliau, disambut antusias para mahasiswa.
Kunjungan ini terasa istimewa karena Perpustakaan Sasanapustaka baru saja kembali dibuka untuk umum dalam dua tahun terakhir, setelah sempat ditutup cukup lama.
Di akhir sesi, para mahasiswa juga diajak ke lantai dua perpustakaan untuk melihat koleksi naskah lain, hasil transliterasi, serta surat kabar lama yang masih terjaga dengan baik.
Kegiatan ini diharapkan mampu memperkaya wawasan filologis para mahasiswa sekaligus membangkitkan apresiasi terhadap khazanah intelektual Nusantara yang tersimpan di institusi-institusi budaya seperti Keraton Surakarta. (Ni’ma Firman Ndhika)