Monumen Panglima Besar Jenderal Soedirman: Benteng Grilya di Nawangan

 

PACITAN TERKINI - BISMILLAH, Salam Literasi Sejarah, Pacitan Kota Misteri. Di lereng perbukitan Desa Pakis Baru, Kecamatan Nawangan, Kabupaten Pacitan, berdiri sebuah monumen yang menyimpan kisah heroik Panglima Besar Jenderal Soedirman. Monumen ini diresmikan pada masa pemerintahan Presiden RI Prof. Dr. B. J. Habibie pada era Reformasi sebagai penghargaan atas jasa besar Sang Panglima dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Monumen tersebut menjadi penanda sejarah perjuangan bangsa ketika Belanda kembali melancarkan Agresi Militer II pada tahun 1948–1949. Saat itu, ibu kota Republik Indonesia di Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda. Namun, Jenderal Soedirman, meski dalam kondisi sakit, memilih bergerilya. 

Beliau memindahkan markas komando ke Nawangan dan menamainya Markas APRI (Angkatan Perang Republik Indonesia). Dari lokasi inilah beliau memimpin pergerakan perang gerilya di seluruh nusantara.

Strategi gerilya yang dipimpin Jenderal Soedirman terbukti tak mampu dipatahkan oleh Belanda. Medan pegunungan Nawangan yang sulit dijangkau, ditambah keyakinan masyarakat akan kekuatan magis yang melindungi wilayah ini, menjadikan markas tersebut benteng terakhir yang tak terkalahkan. Pada akhirnya, Belanda pun dipaksa mengakui kedaulatan NKRI.

Nawangan sendiri menyimpan filosofi mendalam. Kata “Nawangan” kerap dimaknai sebagai “Awangan”—kosong atau hampa, namun sebenarnya ada. Diyakini bahwa Jenderal Soedirman memilih tempat ini karena kesakralannya, seolah menjadi ruang hening untuk menghadap Sang Khalik, Gusti Allah SWT.

Kini, monumen tersebut tetap lestari meskipun membutuhkan perhatian dan perawatan lebih agar tidak dilupakan generasi modern. Situs ini bukan sekadar bangunan bersejarah, melainkan simbol keteguhan hati, pengorbanan, dan spiritualitas seorang panglima besar dalam menjaga kedaulatan bangsa.

Semoga Gusti Allah SWT senantiasa melimpahkan berkah kepada kita semua, keluarga, rakyat, serta para penerus perjuangan Nabi Muhammad SAW di bumi dan langit beserta isinya.

Penulis: Amat Taufan




Lebih baru Lebih lama