Rumah Joglo Peninggalan KH. Dimyati dengan "Soko Papat", Saksi Bisu Pengembangan Dakwah islam di Pacitan


PACITAN TERKINI || Pada abad ke-18 M, di kompleks Pondok Pesantren Tremas yang terletak di Desa Tremas, Kecamatan Arjosari, Pacitan, terdapat seorang ulama alim yang dikenal sebagai wali Allah, yaitu KH. Dimyati. KH. Dimyati adalah keturunan dari Syeh KH. Mahfud Al Tarmasi yang bermukim di Makkah, Arab Saudi. KH. Dimyati mendirikan Pondok Pesantren Tremas meski dalam keterbatasan sumber daya dan kondisi wilayah Desa Tremas yang masih banyak tergenang air atau rawa. Wilayah ini berada di pertemuan sungai-sungai dari Tinatar, Karang Gede, dan Grindulu.


KH. Dimyati memulai dengan mendirikan sebuah mushola kecil dekat lapangan Desa Tremas untuk melakukan syiar, dakwah, dan mengajar ngaji kepada para santrinya, yang sebagian besar adalah orang dewasa. Selanjutnya, ia membangun sebuah rumah joglo sebagai tempat kediaman dan pusat dakwah. Rumah joglo ini memiliki "soko papat" dan terbuat dari kayu jati pilihan yang berasal dari sekitaran Gunung Manukan (Gunung Garuda), tempat yang diyakini sangat angker dan menjadi tempat bertapa leluhur terpilih sejak zaman Majapahit.


Mbah KH. Dimyati, seperti leluhurnya, mengajarkan rasa cinta kepada tanah air kepada para santrinya sebagai modal utama dalam hidup. Nama Pondok Pesantren yang ia dirikan sesuai dengan nama Desa Tremas, menunjukkan pengabdiannya pada tanah air.


KH. Dimyati dikenal sebagai seorang ahli dalam menguasai banyak kitab kuno pada zamannya. Di lokasi Pondok Pesantren Tremas, beliau mengajar kitab-kitab tersebut dan berdakwah kepada para santrinya tanpa membedakan asal usul atau keturunan mereka. Hal ini membuat banyak orang mengenal dan menyebutnya sebagai "Guru Sejati."


Salah satu ajaran terkenal KH. Dimyati pada masa itu adalah "Elingo Siro; Engsun; Lan Niro Kabeh Sejatinipun; Amalan kang abadun yaiku awujud Tali suci ning jagad Guru kalean Murid ipun." Pesan tersebut mengajarkan agar ilmu yang diajarkan kepada murid-muridnya diamalkan, sehingga dapat memancarkan tali suci yang menghubungkan mereka dengan Tuhan tanpa memandang hubungan keluarga, trah, atau keturunan dari mana mereka berasal.


Dengan pengabdian dan ajaran-ajarannya, KH. Dimyati memberikan kontribusi besar dalam pendidikan dan pengembangan agama di wilayah Tremas dan sekitarnya. Pondok Pesantren Tremas menjadi pusat pembelajaran agama dan moral yang memengaruhi banyak generasi selanjutnya.


Oleh: Amat Taufan

Lebih baru Lebih lama